kepergian 2

279 53 10
                                    

Gevhin berdiri merenung di balkon kamar nya, menatap suasana kota di malam hari dan merasakan hembusan angin malam yang menerpa kilas wajah nya. Lelaki itu kembali menatap langit, kemudian ia tersenyum tipis.

"Ayah lagi liatin gevhin ya, ntah kenapa gevhin ngerasa ayah ada disini." Gevhin memegang dada nya yang mulai sesak.

Sejak kemarahan Ghea kepada nya tadi, Gevhin memutuskan untuk menyendiri. Ia tahu Ghea hanya emosi. Gevhin juga akan melakukan hal yang sama seperti Ghea, jika dia ada di posisi Ghea.

"Ayah pergi karena Gevhin ya? Gevhin minta maaf ayah. Kalau gevhin gak kesana pasti ayah masih ada buat bunda, Gevhin ghea gino dan gray"

Gevhin menarik nafas dalam. Ia memejamkan mata nya. Suasana semakin gelap dan hembusan angin semakin dingin tapi gevhin enggan untuk masuk ke dalam. Ia memilih untuk duduk di bangku, mengambil segelas teh yang mulai dingin itu.

Gevhin meminum teh itu, setelah nya ia tersenyum menatap gelas teh tersebut. "Yah, baru pertama kali gevhin rasain teh kesukaan ayah, Ternyata enak hehe. Seharusnya gevhin rasain dari dulu biar bisa nge teh bareng sama ayah"

"Ayah, gevhin emang gak bisa lihat ayah. Tapi gevhin tau ayah pasti selalu perhatiin gevhin. Gevhin sayang sama ayah. Sayang banget"

Gevhin terdiam cukup lama, kemudian laki-laki itu bergegas masuk ke dalam. Kepala nya terasa pening. Seperti nya ia butuh istirahat saat ini.

🌌🌌

Ghea duduk terdiam di sudut pojok kamar nya. Ia memeluk lutut nya, air mata nya sedari tadi tidak berhenti keluar. Ghea merasa bersalah kepada gevhin. Seharus nya ia gak berkata seperti itu, bagaimana pun Ini adalah takdir. Kepergian ayah nya bukan lah salah Gevhin.

Ghea memejamkan mata nya beriringan dengan air mata nya yang kembali turun. Ghea menghapus air mata itu. Ia langsung bangkit dari duduk nya. Berjalan ke arah nakas yang ada di kamar milik nya.

Ghea mengambil salah satu album foto dari laci nakas itu, ia menatap cover album tersebut. Terdapat kata-kata yang masih ghea ingat, ini adalah tulisan ayah nya.

”happy birthday  Ghea Syakila Esa Dimitriza”

Ghea tersenyum tipis, ia membuka album itu. Yang pertama ghea lihat ada gambar dimana ada Ayah dan bunda nya berserta Gevhin.

 Yang pertama ghea lihat ada gambar dimana ada Ayah dan bunda nya berserta Gevhin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ghea menghela nafas nya, ia memandangi foto tersebut. Memegang lembut foto sang ayah.

"Ayah, seminggu lagi gevhin sama aku ulang tahun, kenapa ayah pergi? Ini ulang tahun kami yang ke 19 tahun. Tapi ayah gak ada disini. Ini ulang tahun terburuk yang aku alami yah. Ayah pergi dan gak akan pernah kembali lagi"

"Doa ghea di tahun ini cuma satu, ghea berharap ayah hadir di dalam mimpi ghea, setidaknya walau hanya untuk memberikan ucapan ulang tahun"

Air mata ghea kembali turun. Ia menahan tangis nya, dada nya kembali sesak setelah ia kembali melihat foto di album itu.

 Ia menahan tangis nya, dada nya kembali sesak setelah ia kembali melihat foto di album itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini foto sekitar 10 bulan yang lalu, dimana Gino berulang tahun . Masih terbayang sampai sekarang raut wajah Taehyung yang melihat ketiga anak nya tertawa lepas saat itu. Bunda nya yang selalu berdiri disamping ayah nya, Dengan menggenggam erat tangan kecil milik gino untuk meniup lilin bersama.

Dan yang masih ghea ingat, ayah nya pernah berkata bahwa ia akan memberikan hadiah adik baru untuk gino. Ghea tertawa kecil, mengingat kejadian itu.

Siapapun tolong bangunkan ghea dari mimpi terburuk ini.

🌌🌌

Ghea membuka kenop pintu kamar milik bunda nya, ia memasuki kamar itu, terlihat Nara yang sedang terduduk sambil menggendong baby gray di pangkuan nya. Ghea tersenyum tipis. Ia berjalan mendekat ke arah Nara.

"Bunda lagi kasih asi baby gray ya?"

Nara nengok menatap Ghea yang berjalan ke arah nya. Wanita itu tersenyum kecil lalu mengangguk pelan.

Ghea duduk di samping Nara, ia mengelus pelan lengan Nara.

"Baby gray cantik ya bund, kaya gege" ghea mengelus pelan pipi Gray, kemudian ia menatap Nara sekilas.

"Iya kak, mata nya mirip sama kamu. Nanti besar nya pasti cantik kaya kakak nya"

"Iya dong, siapa dulu bunda nya haha"

Nara tersenyum, kemudian mengecup lembut pipi gray.

"Kak, seandainya ayah ada disini pasti---"

"Bunda, udah ya. Ayah udah tenang di sana, ini bukan kemauan ayah maupun kita. Ini udah takdir. Meskipun ayah gak sama kita lagi tapi bunda masih punya ayah disini, di hati bunda sendiri"

"Kak. Bunda gak tau bunda bakal gimana kalau gak ada kamu. Jujur Sampai saat ini bunda masih belum mengikhlaskan kepergian ayah kamu, bunda lemah ya ka?"

Ghea menggelengkan kepala nya "nggak, bunda gak lemah. Bunda adalah sosok ibu yang paling hebat yang ghea punya. Bunda jangan sedih lagi ya. Kita belajar sama-sama untuk ikhlaskan kepergian ayah. Bunda gak sendirian. Bunda masih punya aku, Gevhin, Gino dan baby Gray. Bunda dikelilingi orang baik yang sayang sama bunda. Kalau bunda sedih nanti banyak yang ikut sedih"

Nara menatap ghea, ia tidak menyangka bayi yang selama ini ia rawat bersama Taehyung sudah besar dan menjelma menjadi gadis pintar dan cantik. Nara memegang tangan Nara mengelus pelan gadis itu, ia mengangguk pelan.

"Makasih, makasih karena kamu telah hadir dalam hidup bunda kak."

Tbc

[✓]Dimitriza Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang