23.Hari Olimpiade

461 63 0
                                    

___________•••••___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________•••••___________

"Semua perlengkapan kamu udah bunda taruh di tas, terus juga ada beberapa cemilan yang udah bunda masukin ke tas, pokoknya kamu harus jaga kesehatan disana dan jangan sampe kecapean ya nak"

Sejak Subuh tadi Keluarga Adinata sudah bangun untuk mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan si bungsu karena ia akan berangkat jam 6 nanti menuju sekolahnya. Olimpiade akan diadakan di daerah Jakarta Timur, lebih tepatnya di SMA Pelita memang hanya satu hari dan tidak sampai menginap, tapi tetap saja Fara menyiapkan banyak hal untuk putrinya tersebut, apalagi dalam olimpiade ini orang tua tidak di perbolehkan untuk mengawal

"Rara kan nanti sore udah pulang Bun, kenapa makanannya banyak banget?" Tanya Naka

"Disana gak cuma ada Rara aja jadi bisa di bagi-bagi ke temennya yang lain juga" jawab Fara

Tara geleng-geleng kepala melihat istrinya yang sibuk kesana kemari sejak subuh tadi "udah yuk, keburu di tengah tungguin gurunya" ucap Tara

Rara yang dari tadi hanya diam mulai mendekati Fara dan memeluknya erat

"Do'a in Rara biar bisa menang ya Bun"

Fara mengusap rambut Rara dengan lembut, di kecupnya kening Rara cukup lama "Tanpa kamu suruh pun do'a bunda selalu buat kamu sayang"

"Makasih Bunda"

Setelah itu Rara mendekati keempat saudaranya yang berdiri berdampingan "Semangat dek, menang kalah itu urusan belakangan, yang penting kamu harus jujur dan fokus" ucap Jevan dengan senyuman yang sangat tulus

"Jangan gugup juga nanti malah ngeblank" tambah Yovi

Naka mengangguk "iya bener kata mbak Yovi, kamu harus percaya diri jangan pesimis, semangat adikku" Naka mengangkat dua tangannya membentuk tanda semangat

Dan terakhir ada Arsen, dia memeluk Rara sambil membisikkan sesuatu pada Rara "Semangat ya Ra mas yakin kamu pasti bisa, dan juga kalo kamu ada masalah jangan sungkan buat cerita ke mas, mas tau kamu lagi nyembunyiin sesuatu, inget Ayah sama Bunda paling benci kebohongan"

Deg!

Bagai di hantam batu besar, tubuh Rara mematung seketika, ia jadi teringat tentang kejadian tempo hari saat ia di rundung oleh kakak kelas dan temannya sekelasnya sendiri, tapi untuk menghindari kecurigaan Arsen, Rara memasang wajah setenang mungkin dan melempar senyuman pada Arsen. Tidak seperti biasanya, Arsen hanya memasang wajah datar

"Hati hati nak" ucap Fara menghentikan pelukan Arsen

Setelah itu Rara berangkat ke sekolah bersama Tara, sedangkan yang lain kembali pada aktivitasnya termasuk Arsen yang siap siap pergi ke sekolah

Adinata Daily' [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang