29. Balasan

505 58 10
                                    


__________•••••__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________•••••__________

"Ma jangan kirim Michel ke Asrama ma! Michel mohon!"

Memohon sampai bersimpuh di kaki mamanya sudah ia lakukan, tak tak membuahkan hasil. Sang papa pun hanya diam saja tak berniat ingin bicara apapun. Michel tadinya sangat bahagia karena mamanya datang ke sel dan mencabut tuntutannya, tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karena saat sampai di kediaman papanya, sang mama justru tiba-tiba memutuskan untuk mengirimkannya ke Asrama yang letaknya jauh dari kota

Tak mendapat respon dari mama, Michel beralih ke papanya "Please pa, Michel gak mau jauh dari papa, Michel gak mau pergi dari rumah ini!"

Michel terus memohon sambil menangis tersedu-sedu, ia tak peduli jika banyak orang yang sedang melihatnya kini, pasalnya Rara dan kedua orangtuanya juga datang tadi. Tak hanya mereka, nenek Michel atau lebih tepatnya ibu dari Same juga ada disana

Same mengalihkan pandangannya ke arah lain sebisa mungkin untuk tidak melihat air mata putrinya tersebut

Michel menatap kedua orangtuanya dengan tatapan yang sulit diartikan "Kalian udah gak sayang lagi sama Michel?!" Ucapnya dengan nada yang mulai meninggi

Same menggeleng " Justru karena papa sama Mama sayang sama kamu jadi kami memutuskan untuk mengirimu ke arsama nak"ucapnya

"Bohong! Kalo kalian sayang sama Michel kalian gak akan biarin Michel pergi! Kalian semua pembohong! Papa juga! Papa Jahat sama Michel!"

"Michel!" Sentak Janova

Bukannya takut, Michel justru menatap tajam ke arah Mamanya "Apa?! Mama gak suka?! Ini semua pasti rencana Mama kan?! Mama yang suruh papa buat ngirim aku ke asrama! mama udah bikin papa gak sayang sama aku!"

"Berhenti bilang papa gak sayang sama kamu! Apa kamu lupa? Papamu selama ini kerja keras hanya buat kamu nak! Papamu bahkan rela menelantarkan satu anaknya demi kamu!" Ucap Janova yang mampu membuat Same diam seribu bahasa, laki-laki itu merasa sakit saat mengingat betapa kejamnya ia pada mendiang putri kecilnya

"Kamu masih beruntung Michel! Setidaknya kamu masih memiliki papa dan mama yang sayang sama kamu, sedangkan Anin hanya mendapat kasih sayang dari mama!"

"Stop!! Anin lagi Anin lagi!!! Kenapa sih mama selalu merhatiin Anin! Anin juga waktu kecil udah dapet kasih sayang dari papa! Mama tau gak sih aku tuh iri ma sama Anin! Apa kalian inget waktu Anin sama Michel masih SD? Saat itu Anin selalu dapet pujian dari kalian karena dia dapet juara di kelasnya, kalian beliin semua yang Anin mau, tapi apa kalian sadar? Aku nangis di saat itu, aku bahagia karena Anin dapet juara tapi aku juga sedih karena kalian lupa sama aku ma pa" Anin mengucapkan kata demi kata dengan air mata yang terus membasahi pipinya

Adinata Daily' [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang