__________•••••__________
Genap satu Minggu Rara di rawat di rumah sakit, selama itu pula ia terus saja menanyakan keadaan Anin sahabatnya. Tapi jawaban yang sama terus ia dapat 'Rara boleh ketemu Anin kalo udah sembuh' sekiranya begitu jawaban mereka setiap Rara menanyakan Anin
Seperti saat ini, Rara merengek ingin di pertemukan dengan Anin, padahal di dalam ruangan sudah ada eyang dan kakek neneknya juga (orang tua Fara)
"Please Bun,Rara mau ketemu Anin"
"Rara cuma pengen mastiin kalau mimpi Rara itu gak kenyataan, Rara kemaren mimpi Anin ninggalin Rara" ucap Rara mulai terisak
Tentu saja Tara tak tega melihat putri kesayangannya menangis, ia lalu memeluk putrinya tapi hanya pelukan kecil mengingat bekas operasi Rara belum seberapa kering "Besok kita ke tempat Anin ya"
Rara langsung mendongak untuk menatap ayahnya "Beneran yah? Besok? Janji ya?" Tara mengangguk membuat Rara senang lalu kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Tara
"Mas!" Tegur Fara yang tak terima keputusan suaminya
Yona menepuk pundak putrinya "Keputusan Tara udah benar far, cepat atau lambat Rara bakal mengetahui hal ini" bisik Yona
"Tapi Bun, kondisi ra-"
"Percaya sama Allah, Rara gak bakal kenapa-napa nduk" ucap Sutoyo
Akhirnya mau tak mau Fara menyetujui hal tersebut, setidaknya kondisi Rara sudah lebih baik dari beberapa hari kemarin
🌿🌿🌿
Keesokan harinya Rara sudah bersiap menggunakan kursi roda untuk menemui Anin, tentu saja dengan izin dari Dokter
"Bun kok pake jilbab? Rara mau ketemu Anin Bun bukannya mau pengajian, warnanya item lagi kayak orang mau ngelayat" ucap Rara sambil terkekeh
Saat ini dirinya hanya bersama Tara, Fara dan juga Jevan. Niatnya mereka akan pergi ke tempat Anin, Rara sedari tadi terus saja mengumbar senyum manisnya karena akhirnya bisa bertemu dengan sang sahabat. Berbeda dengan dirinya, orang-orang yang melihat senyumnya justru semakin terasa nyeri hati, mereka tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Rara mengetahui yang sebenarnya
Fara mengusap rambut Rara, tak terasa air matanya justru menetes membuat Rara bingung "Loh bunda kenapa nangis?! Bunda sakit?"
Fara buru-buru menghapus air matanya "eh? Engga kok, bunda cuma bahagia aja karena kondisi kamu semakin membaik"
Rara tersenyum "Yaudah kalo gitu berangkat sekarang yuk! Rara udah gak sabar pengen ketemu Anin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adinata Daily' [TAMAT]
General Fictionkeseharian adinata family Ada yang minat? Yok silahkan mampir dulu:) Cerita ini dibuat berdasarkan halusinasi penulis wkwk, daripada cuma halu doang, kan sayang kalo gak diungkapkan, jadi setelah difikirkan matang-matang akhirnya di publish juga cer...