__________•••••__________
Hari berlalu begitu cepat. Semua persiapan pernikahan Jevan dan Lia sudah selesai. Itu artinya besok mereka bisa melangsungkan pernikahan dengan khidmat. Malam hari di kediaman Adinata terasa sangat ramai karena kehadiran keluarga besar dari Fara dan juga Tara. Ada orang tua Fara,Tara dan juga Aji bersama keluarga kecilnya, jangan lupakan juga pakdenya Tara yang ikut serta hadir disana. Orang-orang komplek siang tadi juga ada disana tapi beberapa menit yang lalu mereka pulang karena lelah setelah seharian disibukkan dengan persiapan pernikahanTara,Aji,Haryo dan Sutoyo sedang mengobrol di ruang tamu saat para istri di tambah Yovi sedang sibuk menata parsel di dapur. Sedangkan Anak-anak mereka sibuk meledeki Jevan yang sebentar lagi melepas masa lajang
"Cieee yang sebentar lagi sah"
Jevan merotasikan matanya. Sedari tadi Naka terus saja mengucapkan kata-kata itu. Di tambah lagi muka tengil dari anak itu yang membuat Jevan jengkel. Jika bukan adiknya mungkin sudah ia lempar ke kolong jembatan
"Bang Yoga kebalap! Makanya bang cepet cari cewek biar gak keliatan ngenes" ucap Naka lagi yang kali ini di balas geplakan dari Yoga
"Gue udah punya calon ya! Cuma lagi nunggu dia wisuda dulu!"
"Weh santai bang"
"Gue gak bisa santai kalo sama Lo!" Matanya menatap pada presensi calon pengantin pria "Kok Lo bisa tahan sih Jev punya adek modelan gini? Kalo gue jadi Lo mah udah gue buang dari orok"
Jevan tertawa melihat bagaimana jengkelnya seorang Yoga "Lo gak tau aja bang, setiap hari otak gue ngepul gara-gara ni anak"
Arsen Mengangguk "Si Naka emang minus akhlak"
Naka mendelik "Yee itumah kalian aja yang emosian! Btw gue lebih tua dari Lo ya sen! Jangan kurang ajar" ucapnya menendang kaki Arsen yang ada di sampingnya
"Tua aja bangga" balas Adnan yang sedari tadi hanya diam memperhatikan. Tangannya sibuk mengusap-usap surau hitam milik Rara yang kepalanya di letakkan di padanya sedangkan sang empu sibuk memainkan ponsel Jevan
"Si bocil main apaan cil?" Tanya Andan yang penasaran
Rara memukul kaki Andan "Aku bukan bocil lagi bang! Aku udah resmi jadi mahasiswa kalo abang lupa"
"Mahasiswa apa mahasiswi?" Tanya Arsen
"Sama ajalah intinya itu"
Jevan tersenyum. Ia tak menyangka waktu berjalan begitu cepat. Adik-adiknya kini bukan lagi anak-anak, mereka sudah dewasa. Ah rasanya Jevan merindukan masa-masa saat adik-adiknya masih kecil dulu
"Ra kalo mbak Lia chat ngomong ya" ucap Jevan yang di balas acungan jempol oleh Rara
"Lo sama Wina gimana kabarnya? Udah putuskan atau masih lanjut?" Tanya Yoga pada Naka. Ia mengetahui seluk beluk hubungan asmara adik-adiknya
"Eh ya jangan putus dong bang! Gue sama Wina mah adem ayem gak pernah berantem apalagi sampe ngucapin kata putus, sorry nih ya gue gini-gini juga setia. Mana mungkin Wina mau mutusin cowok ganteng, baik, romantis, dan setia kayak gue"
Jevan berakting ingin muntah "Palingan juga Lo yang mohon-mohon biar gak di putusin"
"Lo jadi abang gak ada suport sama sekali ya. Gue doain nanti kalo Lo punya anaknya bakal mirip sama gue, Aamiin!"
Jevan langsung mendelik tak terima "Gue ketemu makhluk satu modelan Lo aja udah istighfar tiap hari! Apalagi kalo ada dua!"
Adnan tertawa melihatnya "Tapi ada untungnya juga Lo Jev, kalo Lo istighfar tiap hari kan bisa ngurangin dosa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adinata Daily' [TAMAT]
General Fictionkeseharian adinata family Ada yang minat? Yok silahkan mampir dulu:) Cerita ini dibuat berdasarkan halusinasi penulis wkwk, daripada cuma halu doang, kan sayang kalo gak diungkapkan, jadi setelah difikirkan matang-matang akhirnya di publish juga cer...