__________•••••__________
Hubungan Jevan dan Lia semakin dekat, walaupun Jevan tidak pernah menembak tapi mereka sudah menjadi sepasang kekasih sekarang. Jevan selalu ada saat Lia membutuhkannya, begitupun sebaliknya. Mereka sama-sama saling melengkapi, berdoa saja semoga hubungan mereka bisa berlanjut sampai ke jenjang yang lebih serius
Saat ini Jevan dan Lia sedang berada di sebuah supermarket, Jevan meminta Lia untuk menemaninya membeli bahan-bahan dapur atas perintah sang Bunda. Fara menyuruh Jevan karena Kaki Yovi masih sakit
"Li"
"Hmm?"
"Jadi perempuan itu pasti capek banget ya?"
Lia yang tadinya sibuk memilih sayuran segar menoleh hingga matanya bertatapan dengan sang kekasih
"Menurut kamu?"
"Menurut aku capek banget! Apalagi liat bunda tiap pagi harus beresin rumah, masak terus masih harus ngurusin suami sama anaknya"
Lia tersenyum "Itu sebabnya seorang wanita di agung-agungkan, kamu gak boleh nyakitin wanita apalagi sampe ngerusak karena pada dasarnya kodrat wanita itu untuk di jaga bukan di rusak"
Jevan ikut tersenyum bangga mendengar penuturan gadisnya "ternyata aku gak salah milih orang yang tepat buat duduk di pelaminan bareng aku" ucapnya sambil mengacak pucuk rambut Lia
Wajah sang gadis tentu saja langsung memerah saat menerima perlakuan manis seperti itu "Udah ih malu di liatin" ucapnya lalu melangkah ke rak bagian yang lain
"Lucunya" gumam Jevan yang tersenyum sendiri melihat sifat sang kekasih
"Lia tungguin!" Teriak Jevan
Lia yang sudah terlanjur malu berjalan tergesa-gesa sampai tak melihat orang lain yang berjalan dari arah samping
BRUK!
Sampai pada akhirnya dua gadis itu bertabrakan, bahkan sampai membuat Lia terjatuh ke lantai
"Lia!"
Jevan berteriak membuat beberapa mata mengarah pada Jevan yang saat ini membantu Lia berdiri
"Maaf aku gak sengaja" ucap si penabrak
"Makanya kalo jalan tuh pak-" ucapan Jevan terhenti saat metanya mendongak ke seorang gadis yang berdiri di hadapannya, begitupun dengan Lia yang terdiam setelah melihat siapa orang yang sudah menabraknya
"A-acha?" Gumam Lia sangat lirih tapi masih bisa di dengar oleh dua orang di dekatnya
Gadis yang di panggil Acha pun terkejut dengan pertemuan tak di duga ini "Maaf aku bener-bener gak sengaja, kalo gitu permisi"
Tapi sebelum gadis itu pergi, Jevan sudah menahan pergelangan tangannya terlebih dahulu, Acha kembali menoleh ke belakang hingga matanya bersibobrok dengan mata sehitam langit malam milik Jevan
"Lo udah lupa sama sahabat Lo Cha?"
Acha menggeleng cepat "mana mungkin aku lupa" kemudian dua orang sahabat itu berpelukan sekedar mengobati rasa rindu, mungkin itu hal biasa saat Jevan belum memiliki kekasih tapi sekarang.... Oh astaga sepertinya Jevan lupa jika masih ada Lia di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Adinata Daily' [TAMAT]
Fiksi Umumkeseharian adinata family Ada yang minat? Yok silahkan mampir dulu:) Cerita ini dibuat berdasarkan halusinasi penulis wkwk, daripada cuma halu doang, kan sayang kalo gak diungkapkan, jadi setelah difikirkan matang-matang akhirnya di publish juga cer...