HAPPY READING⚡
"Gimana sama Langit gar." ucap Yodi lalu meneguk air.
Sekarang berada di sekolah, kelas Gara pelajaran olahraga, kebetulan dilakukan di lapangan basket.
"Gue gak tau, gimana cara ngejelasinnya."
"Gue juga gak mau kita terus-terusan salah paham sama kejadian ini." tambah Gara.
"Gimana kalo kita ketemuan aja, siapa tau bisa." sahut Erza sambil menaikkan kaosnya gerah.
"Yaudah, terus kita ketemuan dimana? ngehubungi pakek apa?" tanya Yodi bertubi tubi.
"Gue punya." sahut Marva singkat.
Semuanya langsung menoleh ke arah Marva, punya? punya apa? tidak jelas.
"Punya apa anjir." kesal Erza dengan sahutan Marva, kalau ngomong yang jelas va, astagfirullah.
"Nomer." jawab Marva lagi-lagi singkat, mereka menatap kesal temannya yang satu ini.
"Oke, nanti pulang sekolah kumpul di markas." ucap Gara mereka mengganguk setuju.
Dikelas X mipa 1 semuanya tenang, sekarang Ara dan Al duduk semeja karena wali kelas yang menyuruh untuk duduk berpasangan (laki dan perempuan).
-Ara dan Al. (depan)
-Hana dan Remo. (belakang)
-Aurel dan Haidar. (samping depan)
-Hani dan Aries. (samping belakang)"Anak-anak siapa yang bisa menjelaskan dan menjawab mengenai soal di papan, kalian bisa maju." ucap guru matematika.
Semua siswa maupun siswi terdiam, tak ada yang bisa menjawab, ada juga yang takut salah.
krik krik.
"Kok tidak ada yang mau maju?" tanya guru matematika menatap mereka.
"Kalau tidak ada, ibu panggil saja." tambahnya.
Al langsung berdiri dan berjalan ke arah papan tulis, semuanya bernafas lega, untung ada Al kalau tidak bisa berabe.
Selesai Al menjawab soal di papan tulis, guru matematika mencoba meneliti jawaban Al tadi, and yah benar!
"Benar, kamu hebat Al, kamu boleh duduk." ucapnya memuji Alby.
Al memanggut dan pergi ke bangkunya, Ara menoleh ke arahnya. "Al keren." pujinya sambil menunjukan jari jempol.
Al tersenyum. "Makasih sayang."
Semenjak kejadian kemarin malam Al memarahi Ara soal kata "ANJG" , Ara sudah minta maaf kepada Al, dia sebenarnya tau kata itu dari Aurel dan Hana.
Dibangku sebelah Remo dan Hana sedang adu mulut perihal Hana tidak mau berbagi contekan, apa salahnya sih, biasanya juga orang-orang kalau duduk sebangku nyontek bareng, begitulah kata Remo.
Disamping mereka Hani dan Aries merasa terganggu oleh perdebatan kakak dan temannya itu, ia sampai tidak fokus untuk memahami soal matematika yang diberikan guru.
"Kak! diem ih, Hani pusing." bisiknya pada sang kakak.
"Bacot lu, gak usah didengerin." balas Hana sewot, han inget han, itu adiklu bambang, gue gaplok lu lama-lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARBY [HIATUS]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah kedua remaja bersahabat semenjak kecil. Seorang gadis berbulu mata lentik, rambut kecoklatan, dan berambut agak panjang, Dia Arabella Aghnia Dirgantara, anak bungsu dari keluarga Dirga, memiliki seorang kakak laki-laki...