ARBY 30

542 59 1
                                    

HAPPY READING⚡

Mereka semua tertidur pulas di dalam ruangan Gara, katanya sih mau menemani semalaman. Sosweet sekali bukan?

Tadi Bella dan Dirga sempat mengunjungi Gara, dan ternyata ada teman-temannya, alhasil Bella dan Dirga sorenya langsung pulang ke rumah.

Sebelum itu Dirga membelikan tikar untuk mereka yang ingin tidur dibawah, sebenarnya ada kasur king size di sebelah ranjang Gara, mereka tak mau katanya buat ciwi-ciwi saja.

Al tidur di sofa seperti biasa, Lainnya tidur di tikar kecuali si Gara, yakali orang sakit tidur di bawah.

Sepertinya mereka tidur nyenyak sekali, sampai akhirnya Marva dan Aurel terbangun di waktu yang bersamaan, Aurel pergi ke kamar mandi tanpa menoleh ke arah Marva sekalipun menyapa.

Marva terbingung-bingung terhadap sikap Aurel yang akhir-akhir ini seperti menghindarinya?

Setelahnya Aurel keluar dari kamar mandi, hendak pergi ke ranjang, Marva mencengkal tangannya, Aurel menghela nafas kasar, ia tak mau lagi berhadapan dengan manusia batu ini.

"Apa!" ketusnya.

"Ngehindar?" tanya Marva to the poin.

Aurel menelan ludahnya, ia harus menjawab apa  pada Marva, Ia menggeleng kepalanya cepat. "Hah? ngehindar? kagak, lu doang kali yang merasa, cih."

"Lepasin, gua mau tidur lagi." tambahnya lalu melepas paksa tangannya dari Marva.

Aurel langsung merebahkan dirinya di atas ranjang dan menghadap kesamping, setelah beberapa detik akhirnya ia tertidur dengan pulas.

Tanpa babibu Marva menghampiri ranjang Ara, Aurel, dan Si kembar. Dia menatap wajah Aurel lama, dan mengecup kening Aurel singkat, entah dorongan darimana ia seperti itu.

Lalu dia mengelus rambut Aurel sayang, di dalam hati Marva ia sebenarnya tak tau perasaan ini, perasaan sebagai teman, ataukah lebih? ah rumit. "Maaf." batin Marva dalam hati.

Setelah kegiatannya Marva kembali ke teman-temannya, dan merebahkan dirinya.

1 jam kemudian.

"Al hiks jangan!"

"Gak boleh!"

"Gak mau hiks tolong...."

"Jangan ambil Al hiks gak boleh."

"Jangan!"

Ara mengigau saat tertidur sambil meneriaki nama Al hingga menangis, dan juga mengelenggkan kepalanya cepat.

Tak ada mereka yang terusik dengan gigauan Ara , bahkan Si kembar dan Aurel nampak biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Sampai akhirnya Al mulai terusik dengan pendengarannya, ia membuka matanya pelan, dan menoleh ke sumber suara. Ternyata itu suara kekasihnya.

Ia langsung menghampiri Ara, dan mengangkat tubuhnya lalu mengendong ala koala.

"Hiks jangan ambil Al!"

ARBY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang