ARBY 31

437 51 1
                                    

HAPPY READING⚡

"Al." panggil Ara disela kegiatan makannya.

Alby menoleh dengan menggangkat kedua alisnya. "Kenapa sayang?"

"Eumm.... Ara boleh pergi ke pasar malem gak?" ucap Ara pelan.

"Boleh dong, nanti malem kita ke pasar malem." jawab Alby tersenyum.

"Tapi bukan sama Al, Ara perginya sama bang Langit, boleh?"

Alby menyerit dahinya, Langit? siapa dia? ia tidak pernah mendengarkan nama itu, apa dia teman Ara? "Langit siapa? kok Al gak pernah tau."

Ara menyengir tidak jelas sambil menepuk dahinya. "Eh iya lupa, Ara mau ngasih tau. Bang Langit itu temennya abang, dia baik kok. Boleh ya Al?" ucapnya.

Apa-apaan ini?! masa kekasihnya, lebih tepatnya tunangannya ingin pergi dengan cowo selain dirinya, bahkan dia sendiri tidak mengenali nama Langit itu.

"Gak boleh." jawab Alby disertai gelengan.

Ara langsung cemberut mendengar jawaban Alby. Memangnya kenapa? tidak ada salahnya juga kan? "Aaaa Al, boleh ya?" rengek Ara menunjukkan andalan pupy eyesnya.

"Gak, Al bilang gak ya gak." Alby masih tetap dengan pendiriannya.

Ara yang kesal pun meninggalkan Alby sendirian di taman belakang Rumah Sakit sambil menghentak-hentakan kakinya seperti bocah yang tidak dibelikan mainan oleh ibunya.

Al masih tetap berada di taman menghembuskan nafas kasar. Dia yakin, pasti Ara marah padanya. Mau tidak mau dia akan menyusul Ara tapi nanti. Sebelum itu Alby pergi ke toilet terlebih dahulu.

Ditempat lain Gara, Haidar, Aurel dkk sedang membicarakan soal kejadian kecelakaan kemarin yang dialami oleh Gara hingga seperti ini.

"Kok bisa gitu sih Gar." ucap Yodi penasaran.

"Ya bisa lah, orang takdir." sahut Remo sewot.

"Wah wah, lu kalo mau ngajak berantem jangan disini dah." jawab Yodi menatap tak suka Remo.

Remo hanya menyengir tidak jelas. "Hehe canda, jangan baperan, nanti dighosting loh."

"Digosthing bapakmu!"

"Jangan ribut kawan-kawan, mari kita mendengarkan penjelasan dari anak pungut saya." sahut Dirga mendengarkan keributan sedari tadi, Bella? ibu muda itu sedang sibuk mengupas mangga.

Gara tak menghiraukan ucapan dari sang papa, bisa-bisa kena amuk bunda Bella. "Nah pada zaman dahulu...."

Mereka menatap tajam Gara, bisa-bisanya menaikkan darah tinggi. "Hehe iya canda elah."

"Jadi gini. Gua tuh lagi kesel banget sama Langit kemarin, kalian tau kan? masa udah nunggu daritadi malah gak dateng."

"Nah pas itu gua nyerocos di motor gak jelas, sampe ada mobil goyang-goyang kesana kemari, gua liat di spion kaget lah."

"Nah pas gua nengok ke belakang mobil itu ngegas sampe nyerempet motor gua dan akhirnya takdir terjadi."

"Kayaknya tu orang lagi mabuk." sahut Aurel, diangguki kompak oleh mereka semua.

ARBY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang