Yena dan Yohan duduk bersampingan di depan penginapan. Waktu Yena hanya tersisa dua hari sebelum dia pergi meninggalkan dunia ini. Sayang sekali, baru saja Yena merasakan hidup tanpa tekanan kalau dirinya bukan siapa-siapa, sekarang dia malah harus kembali menghadapi realita yang lebih mengenaskan yaitu kenyataan kalau dirinya akan menghilang.
"Yena, apa tidak ada cara lain selain ini?" Tanya Yohan tiba-tiba.
Yena menoleh, "berhenti menatapku dengan tatapan seperti itu, ini tidak seperti kau yang biasanya," ucap Yena.
Yohan membuang nafasnya lalu menyenderkan punggungnya ke kursi.
"Yena aku memikirkan sesuatu yang sepertinya tidak buruk untuk dicoba," ucap Yohan sambil melihat langit.
"Apa?"
"Bagaimana kalau aku membayar seorang kartunis untuk membuat karaktermu menjadi peran utama dan kau bisa bertahan selamanya," kata Yohan.
"Ck, aku tahu uangmu banyak tapi kau pikir masalah ini bisa diselesaikan dengan uang?" Tanya Yena.
Yohan bangkit lalu menghadap Yena, "tapi bukankah ini akan berhasil? Kau adalah karakter fiksi yang diciptakan oleh seorang kartunis, dan aku yakin jawaban dari masalah ini adalah itu, aku akan carikan kartunis paling hebat di Korea untukmu," kata Yohan.
"Usaha yang bagus, tapi asal kau tahu gaya menggambarkan setiap orang itu berbeda, sekalipun kau menyuruhnya untuk menduplikat sebuah gambar, gambar itu tidak akan sama satu sama lain, dengan kata lain kau hanya akan menciptakan karakter baru nantinya," ucap Yena.
Yohan terdiam, dia tidak memikirkannya hingga ke sana.
"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?" Tanya Yohan.
Yena terdiam sebentar, "pertama aku akan berpamitan ah tidak juga karena Yena manusia tidak akan menghilang, hanya aku saja jadi berpamitan pun pada orang2 tidak ada pengaruhnya," kata Yena.
"Jangan bicara seperti itu, tidak ada yang akan menghilang di sini," ucap Yohan.
"Tapi mungkin aku bisa bicara dengan Changbin," ucap Yena.
"Kau ini! Sudah ku bilang tidak akan ada yang menghilang di sini! Dasar tidak pengertian!" Yohan berdiri sambil memasang wajah emosi karena terus mendengar kata-kata tanpa harapan dari Yena.
Yena benar-benar tidak peka, dia pikir dia bisa menghilang begitu saja setelah dia membuat Yohan menyukainya.
"Sebaiknya jangan coba-coba menghilang!" Ucap Yohan karena terlalu kesal melihat wajah Yena, akhirnya Yohan memutuskan untuk pergi.
Yena melihat punggung Yohan yang menjauh. Dia tahu apa yang dirasakan Yohan saat ini, siapa juga yang mau kehilangan orang yang dia sukai. Apalagi Yena yang menjalaninya, dia juga tidak mau menghilang dan hidup sebagai manusia.
"Yena!" Terdengar suara Mark dari kejauhan.
Yena menoleh dan mendapati Mark yang tengah berlari menghampirinya, dia tidak sendiri dengan Yuqi di belakangnya. Sepertinya mereka menjadi lebih dekat setelah masuk ke hutan bersama.
Mark langsung menghampirinya.
"Yena, kudengar kau tidak enak badan? Aku mengkhawatirkanmu," kata Mark dengan wajah cemas.
Yena tersenyum, "sepertinya kau akan menjadi yang paling aku rindukan," ucap Yena.
"Hah? Apa?" Tanya Mark memastikan apa yang dia dengar barusan.
"Bukan apa-apa," Yena menggeleng.
Yuqi berjalan melewati mereka.
"Oh," belum sempat Yena bicara Mark lebih dulu menahannya, "kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was In The Lead Role || Choi Yena
RandomCOMPLETED Choi Yena mengetahui kalau selama ini dunia tempatnya hidup adalah dunia webtoon, dan naasnya dirinya hanyalah seorang pemeran pendukung yang tidak terlalu di perhatikan oleh para pembaca. Hingga suatu hari keajaiban muncul dan membuatnya...