Yena membulatkan matanya saat Yohan secara tiba-tiba menciumnya. Karena tidak terima dengan perlakuan tidak sopan Yohan, gadis itu dengan sekuat tenaga menendang tulang kering Yohan.
"Aak!" Pekik Yohan sambil melepaskan ciuman mereka dan kini membungkuk untuk memegangi kakinya yang ditendang oleh Yena.
"Dasar Sialan!" Bentak Yena sambil mengelap bibirnya menggunakan tangan dengan kasar.
Gadis itu berbalik dan ternyata Joochan sudah berdiri di sana. Bisa Yena tebak kalau Joochan sudah melihat semuanya. Yohan yang tadinya memegangi kakinya kini kembali berdiri tegak saat menyadari keberadaan Joochan.
"Aish!" Keluh Yena frustasi lalu berjalan cepat melewati Joochan karena malu sekaligus kecewa pada dirinya sendiri.
Gadis itu sudah pergi meninggalkan Yohan dan Joochan yang masih berada di atap. Mereka berdiri dengan jarak sekitar dua meter. Dan tidak lama kemudian Yohan berjalan mendekati Joochan.
"Kau melihatnya?" Tanya Yohan.
Joochan menunduk, lalu kembali menatap Yohan dan tersenyum padanya. Yohan mengerutkan dahinya melihat reaksi Joochan yang terlihat tenang.
"Yohan ah, bukankah kau sudah keterlaluan?" Tanya Joochan.
"Apa?"
"Aku sebenarnya tidak ingin mengatakan ini, tapi karena perbuatanmu sudah melewati batas aku ingin mengatakannya,"
Joochan melangkah mendekati Yohan sehingga sekarang jarak mereka hanya tersisa sekitar satu langkah.
"Apa yang kau lakukan pada Yena barusan, adalah tindakan seorang pengecut," ucap Joochan lalu berbalik dan meninggalkan Yohan.
"Aish! Hong Joochan!" Panggil Yohan namun tidak mendapatkan respon dari Joochan.
***
Yena masuk ke kelas dengan kesal.
"Yena ah? Kau baik-baik saja? Tidak terluka kan?" Tanya Mark khawatir.
Tidak mengatakan apapun Yena hanya mengambil tas Yohan dan memindahkannya ke tempat asalnya.
"Mark, kau duduk denganku lagi sekarang," ucap Yena.
"Huh?" Mark sedikit kebingungan dengan perilaku Yena saat ini, "tunggu, apa yang baru saja terjadi?" Tanya Mark.
"Aku tidak mau membahasnya," Yena duduk ditempatnya lalu menenggelamkan wajahnya di atas meja.
Mark kini pindah duduk di samping Yena lagi. Laki-laki itu menepuk pundak Yena untuk memenangkannya. Tiba-tiba Yena memiringkan wajahnya sehingga sekarang dia bisa melihat Mark.
"Mark, aku benar-benar hancur sekarang," ucap Yena.
"Hancur? Yak! Berhenti bicara yang aneh-aneh,"
Yena membuang nafasnya saat mengingat wajah Joochan yang tadi muncul di atap dan melihat apa yang Yohan lakukan padanya. Kalau seperti ini apa mungkin kesempatan Yena untuk mendapatkan cinta pertamanya akan gagal?
Tidak lama kemudian Joochan masuk, Joochan melihat Yena yang tengah meletakan kepalanya di atas meja. Jadi, untuk menjaga perasaan gadis itu Joochan memilih untuk tidak mengatakan apapun dan langsung duduk di tempatnya.
"Joochan ah, apa yang terjadi?" Tanya Mark langsung saat melihat Joochan. Ya, memang Mark tidak bisa membaca situasi.
"Joochan?" Gumam Yena lalu melirik Joochan yang sudah duduk di tempatnya, tapi dengan cepat membuang tatapannya dari Joochan karena merasa bersalah.
Memang sih Yena dan Joochan tidak ada hubungan apapun kecuali sebatas teman, tapi selama ini Yena selalu menempel dan mencari perhatian Joochan. Bukankah akan sangat tidak tahu malu kalau Yena masih menempel padanya di saat Joochan sendiri tahu apa yang dia lakukan dengan Yohan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Was In The Lead Role || Choi Yena
RandomCOMPLETED Choi Yena mengetahui kalau selama ini dunia tempatnya hidup adalah dunia webtoon, dan naasnya dirinya hanyalah seorang pemeran pendukung yang tidak terlalu di perhatikan oleh para pembaca. Hingga suatu hari keajaiban muncul dan membuatnya...