Peran Utamanya Adalah Aku?

188 32 1
                                    

Author POV.

Krrrriiiinnngg........

Suara jam weker memenuhi ruangan bernuansa warna kuning dengan seorang gadis yang masih terlelap di bawah selimutnya. Merasa terusik dengan suara jam itu, lengan gadis yang masih tertidur itu muncul dan mencari keberadaan jam yang mengganggu tidurnya. Setelah berhasil mematikannya dia kembali tertidur.

"Yena! Choi Yena! Bangunlah apa kau tidak ingin sekolah?" Suara Ibu membuat Yena membuka matanya.

"Hmm... . Aku tahu." Ucap Yena dengan malas.

Dia bangkit dari posisi tidurnya lalu mengangkat kedua tangannya untuk meregangkan tubuhnya, tidak lupa gadis itu juga menguap satu kali tanda dia masih mengantuk. Setelah nyawanya terkumpul dia kembali mengingat kejadian kemarin saat Yena membuat Webtoon berantakan, tapi sepertinya semuanya sudah kembali normal. Heeuh... . Sia-sia sudah perjuangannya kemarin.

"Choi Yena, ayo cepat bersiap ini sudah siang." Teriak Ibu dari luar lagi.

"Iya Bu." Jawab Yena dengan berat.

Eh tapi tunggu apa yang baru Yena katakan tadi? Ibu? Kenapa dia punya ibu? Seingatnya sebelumnya Ibu Yena tidak pernah digambar oleh penulis. Apa yang terjadi? Kenapa Yena tiba-tiba memiliki sosok ibu?

Yena melihat sekelilingnya, tempat ini asing untuknya. Ini bukan kamar Yena. Tapi ada foto Yena yang terpanjang di dinding dengan dua orang yang sepertinya ayah dan Ibu Yena.

Cklek!

Pintu terbuka lalu seorang wanita paruh baya muncul di pintu.

"Choi Yena, apa kau tidak ingin berangkat sekolah?" Ucapnya.

"Sekolah?" Yena kini melihat sebuah seragam yang di gantung di dinding.

Seragamnya berbeda, tunggu apa mungkin Yena sudah tidak ada di webtoon sebelumnya? Ah sekarang dia ingat laki-laki berambut gondrong yang muncul saat dunia webtoon terhenti. Apa mungkin dia yang memindahkan Yena ke webtoon lain? Di sini Yena memiliki orang tua, mungkinkah Yena adalah peran utama sekarang?

"Aaaaaakkkk!" Teriak Yena membuat Ibunya terkejut, bahkan ayah yang sejak tadi sudah duduk di depan meja makan berlari menghampirinya.

"Apa? Apa terjadi sesuatu?" Ucap Ayah Yena dengan heboh.

Yena tersenyum bahagia lalu berlari menghambur ke pelukan mereka.

"Hei, hei ada apa?" Tanya Ayah kebingungan.

"Bukan apa-apa hanya saja aku sedang senang." Ucap Yena.

"Sudah, sudah pelukannya nanti kau terlambat masuk sekolah." Ibu menyingkirkan tangan Yena dan mendorong gadis itu menuju kamar mandi.

***

Yena turun dari bus di halte pemberhentian depan sekolah. Memang sih Yena bukan dari keluarga kaya tapi seperti ini pun dia sudah senang karena bisa menjadi seorang peran utama. Gadis itu tersenyum saat melihat semua siswa yang masuk ke lingkungan sekolah bersamanya. Ini luar biasa, Yena penasaran apa yang akan terjadi pada dirinya di hari pertama masuk sekolah.

"Kelas 2-1... . Ah ini dia." Yena masuk ke dalam kelasnya.

Semua terlihat normal seperti kelasnya sebelumnya. Apa yang salah? Bukankah seharusnya saat peran utama masuk ada cahaya bersinar sehingga menjadi pusat perhatian semua orang seperti pada webtoon sebelumnya. Atau mungkin itu untuk adegan nanti? Eh tapi kalau dipikir-pikir belum ada adegan terjadi sejak tadi? Bahkan Yena belum tahu seperti apa wajah peran utama laki-lakinya.

Bel masuk kelas berbunyi, dan semua siswa masuk lalu duduk di kursinya masing-masing. Yena masih antusias untuk mencari siswa yang kemungkinan menjadi peran utama laki-lakinya.

When I Was In The Lead Role || Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang