Hai, balik lagi sama asem. Jangan lupa dukungannya yaaa❤
Dan untuk intensitas uploadnya kalau lama tolong dimaklumi, asem juga punya real life sendiri yang akhir akhir ini semakin sibuk hehe.
.
.
.“Morning, by.” Suara berat Jeffriyan menyapa Mikaya yang terduduk di tepi ranjang sedang mengumpulkan nyawanya. Lantas Mikaya meregangkan ototnya yang terasa pegal. Rintihan kecil lolos dari mulut Mikaya, kemaluannya terasa sedikit ngilu sebab Jeffriyan menggempurnya habis-habisan semalam. Padahal di tengah pergulatan, Mikaya meminta laki-laki yang baru sah menjadi suaminya kemarin itu agar tak terlalu keras padanya karena semalam adalah pertama kalinya bagi Mikaya menyambut benda panjang nan berotot milik Jeffriyan. Sempat mengiyakan permintaan Mikaya, namun Jeffriyan kembali terbawa suasana sampai pinggulnya lepas kendali.
Jeffriyan meletakan secangkir coklat panas di atas nakas samping Mikaya, mendorong cangkir mendekat pada istrinya. “Coklat panas, Mas sendiri yang buat,” tutur Jeffriyan. Mikaya tak menggubris. Dia meraih ikat rambut yang berada di dekat cangkir, menguncir rambutnya asal yang memperlihatkan leher jenjangnya. Jeffriyan terkekeh pelan melihatnya, leher Mikaya yang sebelumnya mulus bak diberi porselen, kini dipenuhi jejak perbuatan Jeffriyan. Merah dan sedikit keunguan. Mendorong Jeffriyan ingin membuatnya lebih banyak lagi, tetapi Mikaya menahan kepala suaminya cepat.
“Udah banyak, jangan ditambah lagi,” ujar Mikaya seakan tahu isi hati Jeffriyan.
Jeffriyan menyingkirkan tangan Mikaya. Dia beralih mengelus pipi sang istri. Senyumnya tersungging. “Oke, besok lagi.”
Mata Mikaya menyipit, mengintimidasi lelaki yang sudah dikenalnya sejak empat tahun lalu, dan kemudian mereka memutuskan menikah meski tak ada satupun keluarga dari Mikaya yang datang di hari pernikahannya kemarin, mengingat latar belakang Mikaya seorang yatim piatu jauh dari sanak saudara. “Sakit tau Mas, kapan-kapan lagi aja.” Mikaya menyeruput coklat panas buatan Jeffriyan. “Pahit,” komentar Mikaya.
“Sengaja, kamu cukup lihat Mas maka coklat ini jadi manis.”
Pipi Mikaya merona. “Kayaknya bakal lebih manis kalau diminum dari...” Mikaya menatap bibir tebal Jeffriyan. Paham, suaminya ikut menyeruput coklat panasnya dan membaginya pada Mikaya dengan cara unik. Tidak ada rasa jijik di antara keduanya. Hal biasa bagi mereka. Mikaya menikmatinya, coklat panas itu tetap pahit, namun manis ketika dua bibir mereka bersatu saling memangut. Mikaya meremas bathrobe Jeffriyan, tekanan di tengkuknya semakin kuat.
“Kamu duluan 'kan yang mancing Mas,” ucap Jeffriyan setelah mereka berjauhan. Napas Mikaya tak beraturan. Gugup, malu, bercampur memenuhi perasaannya. Wajah Mikaya tertunduk, menghindari tatap mata Jeffriyan. “Mikaya.”
“Hm?”
Jeffriyan meraih tangan kanan Mikaya. Rasa hangat dan nyaman menuntun Mikaya menatap kedua bola mata sang suami. Jantung Mikaya berdebar tak karuan, dia dibuat jatuh cinta pada Jeffriyan setiap waktunya hanya dengan tatapan lembut itu. “Duduk di pangkuan Mas,” pinta Jeffriyan.
Mikaya tersenyum tipis. Dia berpindah ke pangkuan Jeffriyan, lalu menyugar rambut Jeffriyan ke belakang. “Mas mau bilang sesuatu?” tanya Mikaya.
Jeffriyan mengangguk. “Tapi Mas minta kamu jangan benci Mas setelah ini.”
Kening Mikaya berkerut. Ada keseriusan yang Mikaya tangkap dalam nada bicara suaminya. “Apa?”
Jeffriyan terdiam sejenak, dia menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya seraya mengatakan sesuatu yang membuat Mikaya seakan ditampar ribuan kali, jantungnya mencelos. Mikaya menarik tangannya dari Jeffriyan, turun dari pangkuan lelaki yang sangat dia percaya namun ternyata berdusta. “Bisa kamu ulang? Aku takut salah denger,” tanya Mikaya, memastikan.
Jeffriyan menggeleng. “Kamu gak salah denger. Mas menikahi kamu bukan karena cinta, tapi permainan semata, termasuk menyetubuhi kamu semalam.”
Jeffriyan Lesmana Bumi, 26 tahun
Mikaya Ghaitsa Shamika, 25 tahun
Untuk visual keduanya kalian bebas membayangkan siapa. Foto foto di atas itu visual yang asem bayangkan saat ngetik. Buat kalian yang bosen karena asem selalu pake Jaehyun sebagai visual, kalian gausa bayangin dia gak papa, atau gabaca juga gak masalah, masih banyak cerita di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARUHAN
Fanfiction[17+]Bagi Mikaya, Jeffriyan adalah kesalahannya. Dan bagi Jeffriyan, Mikaya hanya sebatas wanita taruhannya.