68. Bonus Chapter 1

10.9K 612 63
                                    

Hai bestieeeeeeeee
Kangen tidakk??
.
.
.

“Lo rujuk sama Jeffriyan?” tanya Danela pada Mikaya yang sedang melahap baksonya. Keduanya memutuskan pergi ke warung bakso saat jam istirahat kerja tiba.

“Enggak.”

“Ada niat mau rujuk?”

“Enggak.”

“Masih sayang sama Jeffriyan?”

“Masih.”

“Kalau Jeffriyan mau nikah sama perempuan lain?”

“Silahkan.”

Danela berdecak. Dia sedikit membanting sendok yang semula di pegangnya. Ditatapnya Mikaya penuh kesinisan. “Jadi hubungan lo sama Jeffriyan sekarang itu gimana sih?! Tiap pagi gue liat lo di anter dia, tiap minggu lo sama Jeffriyan jalan, gak jarang juga itu laki-laki nginap di rumah lo. Kay, lo sama Jeffriyan gak ngelakuin hal bego lagi 'kan? Kalian gak berhubungan badan atau—”

“Dan pikiran lo terlalu jauh.” Mikaya menyela. “Gue sama Jeffriyan gak ada niat rujuk dan kita gak ada hubungan apa-apa. Untuk Jeffriyan yang sering bermalam di rumah gue itu bukan seperti yang lo pikirin. Jeffriyan ada di sana karena Sina Saki. Anak-anak gue gak mau ditinggal ayahnya.”

“Gak ada hubungan apa-apa?” tanya Danela tak percaya. Selama beberapa hari belakangan ini, Danela menyadari sikap Mikaya banyak berubah pada Jeffriyan. Mikaya tidak pernah lagi memandang dingin Jeffriyan atau acuh pada lelaki itu, Mikaya cenderung perhatian pada Jeffriyan, sama seperti ketika hubungan mereka masih sebagai pasangan. “Tapi lo bilang tadi kalau lo masih sayang sama Jeffriyan?”

“Sayang doang, kalau diajak balikan ya gak mau.” Mikaya lalu mengambil gelasnya yang berisikan teh manis, menyedotnya hingga tandas. “Ah kenyang, balik yuk ke kantor?” ajaknya pada Danela.

Danela menggeleng. “Gak sebelum lo cerita secara rinci gimana hubungan lo dan Jeffriyan. Gue masih belum ngerti Mikaya.”

Mikaya menghela napas panjang. “Gini ya Dan, pertama, gue dan Jeffriyan udah baikan, kedua, kita masih saling sayang, ketiga, gue gak mau balikan sama Jeffriyan. Kita berdua sepakat buat menjalaninya kayak gini, tanpa terikat hubungan apa-apa. Lo tau gue trauma untuk punya hubungan baru lagi semenjak enam tahun lalu. Jeffriyan paham dengan trauma gue, secinta apapun dia ke gue, dia udah janji gak akan pernah lagi ngajak gue rujuk. Jadi ya gini.”

“Mantan tapi mesra,” balas Danela.

Mikaya terkekeh pelan.

“Tapi lo serius kalau suatu hari nanti Jeffriyan nemu perempuan yang cocok dan mereka menikah, lo bakal ngebiarin dia gitu aja?”

Mikaya mengangguk tanpa ragu. “Gue dan Jeffriyan gak punya hubungan apa-apa. Gue gak berhak ngelarang dia untuk menikah lagi. Malah gue berdoa, supaya Jeffriyan cepet dapet pengganti gue.” Di hati terkecilnya, Mikaya sedikit keberatan mengucapkan kalimat terakhir. Dia sebetulnya ragu dengan dirinya sendiri yang akan baik-baik saja jika melihat Jeffriyan kembali naik pelaminan bersama wanita lain. Namun Mikaya tak bisa berbuat apa-apa selain merelakan Jeffriyan apabila lelaki itu telah menemukan pasangan baru dan ingin menikah lagi. Mikaya sudah tahu konsekuensi dari keputusannya.

Sempat termenung karena memikirkan Jeffriyan, ponsel Mikaya tiba-tiba berdering, menandakan adanya telepon masuk. Kedua sudut bibir wanita itu terangkat saat mengetahui siapa yang meneleponnya.

Jeffriyan.

“Halo Mas?” sapa Mikaya lebih dulu.

Halo Kay? Kamu di mana? Aku di lobby kantor kamu. Tapi kata resepsionis kamu lagi gak di ruangan.

TARUHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang