Part 1

31.1K 486 12
                                    

OTTMAR GROP merupakan perusahaan property terbesar diamerika serikat yang didirikan oleh Dax Marques Ottmar, Lelaki yang memiliki tatapan tajam dan raut muka dingin.
Dax merupakan CEO yang memiliki sifat tegas dan kejam jika menyakut hal apapun dirinya, mengusiknya berarti mencari mati.

Hari ini merupakan ulang tahun dari ottmar grop yang kelima, dan seperti tahun sebelumnya dax mengandakan pesta dihotel mewah.

Dax melangkahkan kakinya untuk keluar dari gedung perusahaannya dengan angkuh, melewati para karyawan yang menunduk hormat ketika dirinya lewat dan mengabaikan sapaan ramah kepadanya.

"Kita akan kemana tuan." Tanya ken kepada dax ketika mereka berdua sudah berada didalam mobil.

"Pulang kemasion, saya akan bersiap-siap untuk acara nanti malam." Jawab dax tanpa mengalihkan tatapanya pada ponselnya.

Setelah mendengar penuturan dari tuannya, max menjalankan mobil untuk menuju kediaman dax.

***

"Sayang kumohon ikut ya." Bujuk lekaki kepada gadis yang berada didepannya dengan mimik muka dibuat semelas mungkin.

"Sudah kukatakan berapa kali, aku tidak mau." sanggah gadis itu dengan nada kesal.

"Ayolah sayang sekali aja." Kekeuh lelaki itu.

"Kau sungguh menyusahkan Axel." Seru gadis itu jengkel.

Cupp

Lelaki itu mengecup pipi wanitanya dengan gemas karna sudah tidak tahan melihat raut mengemaskan gadisnya.

"AXEL." Teriak gadis itu.

Ya nama lelaki itu adalah AXEL CAMERRON, yang sedang berusaha membujuk kekasihnya untuk menemani dirinya untuk mengadari pesta dari sahabat karibnya.

"Pokoknya nanti malam aku jemput jam 7."Final axel akhirnya.

"aku tidak mau pokoknya."

"Tidak ada penolakan sayang." ucap axel kapada gadisnya dengan senyum jahilnya.

"menyebalkan." Gadis itu berucap sambil memajukan bibirnya beberapa senti.

Axel yang melihat raut tidak menyenangkan dari gadisnya hanya bisa terkekeh, mengemaskan sekali gadisnya jika sedang kesal seperti ini.

Dax sudah rapi dengan penampilan yang sangat memukai dirinya memakai setelan tuxedo berwarna hitam, yang menambah kesan maskulin dan misterius.
Acara dimulai jam 8 malam dan para tamu undangan sudah penuh memenuhi sebagian Ballrom hotel.

Dax menuruni anak tangga untuk menyapa para koleganya yang berada dibawah, dax berjalan dengan tangan yang dimasukan disaku celananya, semua pasang mata wanita memperhatikan dax karna malam ini, dax sungguh mempesona.

"Selamat ulang tahun perusahaan pak." ucap bapak tua dengan senyum ramahnya kepada dax yang berada didepannya.

"Makasih." jawab dax singkat.

Dax mengedarkan pandanganya untuk melihat sekelilingnya, dan tatapan matanya terpaku kepada gadis dengan senyum yang menurutnya sangat manis, yang berada tidak jauh darinya.

Ada apa dengan dax mengapa matanya tidak bisa teralihkan oleh senyum gadis itu, merasa tertarik dax melangkahkan kakinya untuk mendekati gadis itu. ken yang melihat tuanya yang tidak seperti biasanyanya mengeritkan dahinya dengan bingung.

Semakin mendekati gadis itu, jangtung dax seakan berdetak dengan cepat hanya menatap senyum manis yang terpantri diwajah cantiknya. yang ternyata sedang bebicara kepada lelaki didepannya.

Tunggu...

Sepertinya dax mengenali lelaki yang sekarang posisinya membelakangi dirinya, dan sedang berbicang kepada gadis itu.

"Axel." Panggil dax.

Merasakan namanya dipanggil axel langsung menolehkan kepalanya kebelakang, untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.

"Hey, bro." Sapa axel dengan senyum cerahnya.

"Kukira tidak datang." ucap dax yang matanya fokus kepada gadis yang berada disamping axel.

"Aku datang sedari tadi, mencarimu tapi tidak ketemu." Jawab axel.

"Oh iya sampai lupa mengenalkan." Axel berkata sambil merengkuh pinggang kekasihnya untuk mendekat kearahnya.

Tindakan itu tidak luput dari pandangan dax, dan itu cukup membuat dax tidak suka, entah apa maksudnya.

"Perkenalkan sayang, ini dax dan dax ini kekasihku daisy namanya."

Dax terpaku mendengar kata kekasih yang keluar dari mulut axel, ternyata gadis yang telah mencuri perhatiannya merupakan kekasih dari sahabatnya, senyum smrik langsung muncul dibibirnya dan langsung berjabat tangan kepada daisy.

"Dax." ucap dax sambil menatap lengkat wajah daisy dan mengengam tangannya dengan erat.

"Daisy." jawab daisy dengan heran pasalnya tatapan dari lelaki yang didepannya ini membuat dirinya risih, apalagi gengaman tanganya begitu erat dan enggan melepaskan tautan tangan mereka.

OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang