Part 25

4.2K 92 4
                                    

"Berhenti menatapku seperti itu." protes Daisy dengan jengkelnya, karna sedari tadi Dax tak hentinya menatapnya.

Selepas adegan berpelukan usai, Daisy langsung menjauh dan mendudukan tubuhnya dibangku yang terletak dipojok balkon kamar Dax. Ia merasa canggung. Sedangkan Dax masih berdiri dan menatap kearahnya dengan senyum dibibirnya.

"Elea." Panggil Dax.

"Hmmm." Jawab Daisy dengan berguman.

" Do yo want to marry me." Ucap Dax dengan entengnya.

Daisy langsung melebarkan matanya kala mendengar ucapan Dax. " Are you crazy."
Jelas daisy merasa terkejut. Tiba-tiba Dax berbicara soal itu.

"No! Aku serius." Kata Dax sambil berjalan menghampiri Daisy.

Daisy langsung tertawa untuk menutupi rasa gugupnya. Bohong kalau hatinya tak menghangat mendengar seorang pria mengajaknya untuk menikah. Tapi untuk sekarang priotasnya bukan itu, dan tak mungkin juga ia akan menikah dengan Dax kan.

"Sudahlah berhenti untuk menghayal sesuatu yang tak mungkin terjadi." Ucap Daisy setelah tawanya mereda.

"I feel you have started to like me." Ujar Dax lagi sama seperti tempo hari yang lalu, ketika mereka berdua berada di toilet.

"No, And just Don't Talk about my feelings anymore." Sangkal Daisy lagi.

Dax tau Daisy sedang berbohong soal perasaanya sendiri. Ayolah dia lelaki dewasa dia sudah sangat cukup tau perihal wanita dan segala kerumitanya.

"Aku ingin pulang." Ucap Daisy tiba-tiba.

"Aku sangat menyukai interior dan segala lukisan di masionmu ini." Seloroh Daisy ketika berada ditangga dan menatap lukisan yang dipanjang disisi kanan dan kirinya.

Dax menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Daisy yang tengah menatap salah satu lukisanya.

"menikahlah denganku, jadi kau bisa menikmati semua hal yang ada dimasionku."

"Gak harus menikah denganmu, nyatanya aku masih bisa menikamatinya."

Dax langsung mendekati daisy dan memojokan tubuhnya sampai kepinggaran tangga. Ditatapnya Daisy seraya mengelus pipinya dengan lembut.

"Kau tau? kata menikah sebenarnya tidak ada didalam hidupku, tapi entah bagiamana aku bisa memikirkan itu ketika berada didekatmu."

"Bahkan aku tidak mempercayai sebuah komitmen berserta embel-embel yang beratas namakan cinta."

"Jadi benar kau hanya terobsesi padaku?." Tanya Daisy sebenernya ia tidak terkejut mendengar pengakuan dari Dax, karna dirinya sudah menebak lelaki itu tidak akan pernah serius."

"Kau sering mengataiku gila, dan harus ku akui aku memang sudah berada ditahap itu bahkan lebih."

"Dan lebih sialnya lagi aku benar-benar menginginkan mu, persetan dengan kau sebut aku hanya terobsesi saja aku tidak peduli. Elea aku gila, aku gila terhadapmu."

Daisy langsung menatap manik milik dax lebih dalam, namun tidak ada tersirat kebohongan yang terlihat dari bola matanya. "Kenapa harus aku?". Tanya Daisy.

OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang