Daisy meninggalakn meja yang ada axel dan dax untuk pergi kekamar mandi, untuk menuntaskan panggilan alamnya.Setelah selesai daisy menatap pantulan dirinya dikaca besar untuk mengecek penampilan dirinya adakah yang berantakan atau tidak. Dirasa sudah daisy keluar dari Toilet dan menyelusuri lorong untuk menuju kedepan.
Daisy memberhentikan langkahnya, dirinya terpaku ketika melihat seorang yang tidak jauh darinya sedang tersenyum miring kearahnya.
Daisy sebisa mungkin mengontrol detak jantungnya, ketika melihat tatapan yang diberikan Dax, dan melanjutkan langkah kakinya yang terhenti.Daisy meruntuki kenapa lorong ini sepi sekali hanya ada dirinya dan Dax saja. Bukan karna takut kepadanya tapi daisy merasa kurang nyaman oleh tatapannya.
"Elea." Panggil Dax dengan suara beratnya.
Daisy berhenti melangkah ketika mendengar suara Dax, dirinya mencelingukan kepalanya mencari orang yang dipanggil oleh nya. namun sialnya hanya mereka berdua yang berada dilorong ini, terus Dax memanggil siapa?
Dax yang melihat kebingungan gadis didepannya langsung menarik tanganya dan menyudutkannya didinding satu tanganya berada disisi kepala daisy dan satu tanganya lagi mengeggam erat tanganya.
"Kau." Teriak daisy dengan kaget dan mencoba untuk melepaskan dirinya dari kungkungan tubuh dax.
Dax mencium pipi daisy sebelah kanan berada tepat dimana pipi itu tadi dicium oleh axel. dirinya ingin menghilangkan bekas jejak pria itu pada wajah daisy.
PLAKKKK
tamparan keras dilanyangkan oleh daisy kepada dax ketika cekelan tanganya dilepas. dadanya naik-turun pertanda emosinya sudah meluap, perilaku dax yang mencium pipinya sembarangan membuat dirinya geram.
"Kurang ajar." Murka daisy.
"Wow, gadisnya axel ternyata tidak selembut yang aku pikir." Dax sedikit terkejut dengan tindakan kelewat berani yang dilakukan daisy, kekehan kecil langsung terbit disudut bibirnya.
"Ralat! Bukan gadisnya axel tapi gadisnya dax." bisik dax tepat ditelinga daisy.
Daisy yang mendenger itu langsung mengeram marah, tangannya sudah tekepal erat sedari tadi. dirinya tidak percaya bahwa sahabat dari kekasihnya merupakan lelaki brengsek.
"Mau apa kau?." Tanya daisy dengan tatapan nyalang.
"aku menginginkanmu baby." Jawab dax dengan sorot mata yang mampu mengintimidasi Daisy.
"Jangan gila." Daisy cukup terkejut oleh lontaran kata yang dax katakan.
"Ya aku sudah tegila-gila padamu."
"Keparat." Umpat daisy dengan muka yang merah padam.
dax yang mendenger umpatan dari daisy malah tertawa kecil, karna menurutnya itu lucu karna baru kali ini ada yang menolak dirinya, bahkan diluar sana banyak wanita yang suka rela menyerahkan tubuhnya kepadanya.
"Kau membuatku gila elea " bisik dax tepat ditelinga daisy dan langsung melangkah pergi dari lorong ini.
Daisy yang mendengar itu langsung meremang disekujur tubuhnya, suara dax begitu berat dan seksi. ditambah lelaki itu memanggil namanya bukan daisy tapi elea panggilan dari kedua orang tuanya.
setelah sadar dari terpakunya daisy langsung memilih cepat keluar dari sini, untuk menghampiri axel agar bisa mengantarkanya pulang, suasana hatinya sudah rusak karna kelaukan dax kepadanya.
setelah tiba dimeja yang dimana axel berada, kening daisy mengerit heran, karna dirinnya tidak melihat keberadaan axel disini lagi, melainkan lelaki keparat yang tengah asyik menatap ponselnya.
"Dimana axel?." Tanya daisy bingung karna pasalnya Axel tidak ada ditempat.
"Pergi." jawab dax singkat.
"Hah! Pergi kemana."
"Kau pulang denganku." Ucap dax sambil bangkit dari duduknya.
"Gak, aku pulang sendiri saja." Tolak daisy mentah-mentah, kejadian dilorong tadi cukup membuat dirinya takut oleh dax.
Dax yang mendenger penolakan dari daisy, mengeram marah dan langsung mencekal tangan daisy untuk ikut bersamanya.
"Heh! Kau tuli aku tidak mau pulang dengan mu." daisy sekuat tenaga untuk melepaskann tanganya dari cekalan dax, bukanya terlepas justru dax semakin erat mencekalnya.
"KEPARAT LEPASKAN." teriak daisy karna sudah terlampau emosi, dirinya tidak memperdulikan jika dirinya sekarang jadi pusat perhatian.
Setelah sampai dimobil dax, daisy langsung didorong secara paksa untuk masuk kemobil.
Demi apapun setelah ini dirinya akan murka kepada axel, karna bisa-bisanya dirinya meninggalakn daisy seorang diri, lebih-lebih meningalkan kepada lelaki brengsek yang berada disampingnya Saat ini.
"Kita akan kemana tuan?." Tanya ken kepada dax.
"Kita pulang kemasion."
"APA, TIDAK POKOKNYA TURUNKAN AKU DISINI." apa-apan lelaki ini seenaknya membawa dirinya pulang kerumahnya.
"AKU MAU PULANG, SIALAN!."
untuk sekian kalinya teriakan dan umpatan daisy diabaikan oleh dax, justru lelaki itu dengan tenangnya memandangi ipad yang berada dalam genggamnya.
Daisy yang melihat itu langsung mengeram jengkel dan langsung memukul lengan dax dengan sekuat tenanganya.
"BAJINGAN KAU, TURUNKAN AKU." amuk daisy kepada dax.
Dax yang mendapat amukan dari daisy malah terkekeh kecil, menurutnya gadis ini amat lucu.
tangan mungil daisy yang masih memukul lenganya langsung dicekal oleh dax."Diam sayang, simpan tenagamu untuk nanti." Goda dax sambil mengedipkan satu matanya.
"BRENGSEK KAU."
"Tutup mulutmu baby, atau aku cium sampai kau kehabisan nafas." Ancam dax.
Daisy yang mendengar ancaman dax langsung mundur dan menyadarkan tubuhnya kejendela, mulut daisy memang sudah merasa pegal karna sedari tadi berteriak namun lelaki itu memang tidak tau diri.
dax yang melihat daisy langsung diam, langsung tersenyum tipis, lihat baru diancam seperti itu gadisnya sudah jadi penurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPIUM
RomanceWarning 21+ Layaknya narkoba yang bisa membuat para penggunanya menjadi kecanduan akan rasanya. Seperti itulah yang sedang dirasakan oleh DAX MARQUES OTTMAR, dirinya merasa candu oleh senyum wanita yang ditemuinya waktu acara diulang tahun perusahaa...