Part 8

8.1K 164 0
                                    

Setelah puas menggoda daisy, dax langsung pergi meninggalkan daisy untuk masuk keruang vvip didalam kafe, untuk mengadakan meeting bersama koleganya.

Memang dirinya sengaja memilih kafe didekat kantor gadisnya, karna menurut orang suruhanya, daisy sedang berada disini.

"Sumpah demi apapun itu tadi dax." Tanya aira heboh setelah dax pergi.

Daisy terdiam untuk beberapa saat dan langsung menatap jengah kearah aira yang terlihat terpesona oleh lelaki berengsek tadi.

"Wah benar-benar beruntung kau daisy, axel saja sudah tampan, tapi ini dax jauh lebih tampan rupanya." Lanjut aira lagi.

"Bisa diam tidak kau aira." Suruh daisy dengan kesal.

"Ya ampun dai, aku kalau jadi kau sangat beruntung dikeliling 2 pria tampan dan kaya pula."

"Yang ada malah menyusahakan." Sahut daisy dengan sewot.

"Kau ini memang bodoh." cibir aira.

Ditengah kekalutannya mengenai berita skandal dirinya, daisy belum berani memberi tahu axel, jelas lelaki itu sudah mengetauinya karna berita sudah tersebar diberbagai media.

"Duh aku penasaran dengan reaksi axel ketika melihat berita tentangmu ini." Celetuk aira sambil asyik memakan kentang goreng.

"Pasti axel akan terkejut, apalagi ini dengan sahabatnya." Lanjut aira dengan senyum jahil kearah daisy.

Daisy yang melihat tatapan yang aira beri langsung mencebikan bibirnya dengan kesal, bukanya menenangkan dirinya atau bantu mencari solusi, justru aira gencar mengoda dirinya.

"Aku harus bagaimana ini." Ucap daisy dengan mengcak-acak rambutnya.

"Sudahlah tenang saja kau, pasti si axel akan mengerti jika kau memberi alasan yang tepat.

"Bukan itu ra."

"Lah terus apa."

"Aku tidak ingin keluar dari pekerjaan ini, aku harus bagaimana." Ucap daisy dengan lirih.

"kau coba tanya saja kepada kekasihmu itu, diakan sahabatnya dax, pasti dia tahu semua hal tentangnya ." Usul aira.

"Usulmu justru makin membuat suasana jadi runyam ra."

"Kok bisa." tanya aira dengan lemot.

"Sekarang kau pikir jika aku tanya kepada axel tentang dax. justru axel semakin curiga terhadapku, jelas dia akan berfikir bahwa aku ada hubungan dengan sahabatnya itu.

"Lah terus bagaimana, ya jalan satu-satunya kau harus mendekati dax kalau tidak ingin dipecat."

"sudahalah ayok kita pergi, aku tidak ingin bertemu dengan dax lagi." Ajak daisy untuk segera pergi dari kafe ini.

Namun tiba-tiba banyak sekali para wartawan yang berada diluar kafe, rupanya mereka semua sedang membuntuti dax, untuk mendapatkan klarifikasi soal skandal hari ini. dan sialnya ada daisy juga, kalau para wartawan tau akan hal itu, jelas akan memunculkan berita baru lagi.

"Oh shit! Aku harus bagaimana ini aira." seru daisy dengan panik.

"Aku juga bingung, kalau kita lewat depan jelas ketauan oleh mereka."

"Setiap ada dax didekatku, aku pasti kena sial." geram daisy.

Mau tidak mau daisy mengurungkan niatnya untuk pergi dari kafe, dirinya memilih untuk tetap tinggal sebentar saja, agar para wartawan pergi dahulu.

"Baru sehari saja berita itu muncul, hidupku sudah kacau seperti ini."

"keparat! semua ini gegara pria sialan itu." Dumel daisy tidak henti-hentinya.

"Aku ketoilet sebentar." izin aira.

Daisy menaruh kepalanya diatas meja dan memiringkan kepalanya untuk menghadap jendela, untung saja jendelanya gelap jadi para wartawan tidak bisa melihat dirinya.

Dax sudah selesai meeting dan dirinya diberitahu oleh ken, bahwa banyak para wartawan yang berdiri diluar kafe untuk menunggu dirinya.

"Elea sudah pulang." Tanya dax kepada ken, sambil menuruni anak tangga.

"Nona daisy masih ada dibawah tuan, sepertinya sedang menunggu para wartawan pergi." Beritahu ken.

Dax langsung buru-buru turun dan menghampiri daisy, benar kata ken daisy belum pulang, dirinya melihat daisy sedang meletakan kepalanya diatas meja.

Dax duduk dibelakang daisy, namun tidak ada pergerakan sama sekali dari gadisnya, atau mungkin daisy tertidur. Tangan dax terulur untuk mengelus surai lembut daisy.

"Apa yang sedang kau lakukan." Ujar daisy kaget sambil melototkan matanya, ketika membalikan badan ada dax dibelakangnya.

"Baby, kau tertidur?." Tanya dax dengan suara yang lembut.

"Bisakah kau enyah dari hadapanku." usir daisy dengan mata yang menajam.

"Tidak." Jawab dax dengan santai.

"Kau bisa lihat, semua mata orang tertuju pada kita, jadi aku minta padamu pergi dari sini."

Dax sudah mengetahuinya bahwa orang yang berada dikafe ini, matanya tertuju kearahnya dan daisy, justru ada yang diam-diam memotret dan merekam.

"Ken tolong kau urus para wartawan dan semua orang yang berada disini untuk menghapus soal fotoku dan elea." Suruh dax kepada ken.

"Baik tuan." jawab ken dengan menunduhkan kepalanya dengan hormat.

Kenapa dax bisa menyuruh ken untuk mengusir para wartawan dan memberesi semua orang yang ada dikafe ini? Ya karna dax termasuk orang cukup berpengaruh dinegaranya.

"Sudah aku bereskan baby." Ucap dax sambil menatap daisy penuh damba.

Daisy langsung bangkit dari kursi, untuk menyusul aira yang sedari tadi tidak kunjung kembali dari toilet.

"Mau kemana." Cegah dax sambil mencekal tangan daisy.

"bukan urusanmu." Sentak daisy.

"Kau pulang denganku." ajak dax.

Daisy langsung menatap dax dengan aura permusuhan yang ketara.

"Sebenernya apa yang kau inginkan dariku".

"Kau baby." ucap dax dengan senyum miring dibibirnya, dan mengelus lembut pipi daisy.

"Tidakah kau malu? Ingin merebut kekasih dari sahabatmu sendiri, kau ini memang tidak laku atau memang dasarnya berengsek." Hina daisy dengan berani kepada dax.

"Tidak, karna milik orang lain lebih mengoda dan menantang." Jawab dax dengan nada mengejek untuk menimpali hinaan dari daisy.

Keparat!

"Tuan semuanya sudah beres." Beritahu ken setelah berada dihadapan dax.

Mendengar itu daisy langsung melihat kearah jendela, benar para wartawan sudah tidak ada, alhasil dirinya langsung buru-buru untuk pergi dari kafe, namun sialnya dax menghalangi jalanya untuk pergi.

" Minggir." minta daisy dengan suara dingin.

"Pulang denganku."

Dax langsung mencekal tangan daisy, dan menyeretnya untuk keluar bersama.

"DAMN! ELEA." pekik dax dengan keras ketika punggung tanganya digigit begitu kuat oleh daisy.

Tanpa membuang waktu daisy langsung berlari dengan kencangnya, ketika cekalan tanganya dilepaskan oleh dax.


OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang