Axel duduk dibangku yang berada diatas balkon kamarnya, dirinya sedang menikmati seputung rokok.
Hembusan angin malam yang menerpa tubuhnya, tidak membuat axel kedingingan. Justru dirinya semakin menghisap rokonya lebih dalam dan sesekali memejamkan matanya untuk menikmati sensasi nikotin itu.Axel merasa beberapa hari ini sikap dari kekasihnya sedikit aneh dan tidak seperti biasanya. Daisy tidak pernah seperti ini sebelumnya, mau sesibuk apa gadis itu selalu menyempatkan memberi kabar. namun kali ini gadis itu tidak memberi kabar sama sekali.
Setelah dari kantor daisy tadi, axel langsung datang keapartemennya. Dirinya khawatir jika kekasihnya itu jatuh sakit sampai tidak masuk kerja. Namun yang axel dapati apartemen kekasihnya itu kosong. Dan axel juga mengunjungi kediaman orang tua kekasihnya, kata mereka daisy mengambil cuti satu minggu untuk pergi ke california menjenguk neneknya yang sedang sakit.
"Sepertinya tadi aku melihat mobil axel diluar, apakah dia tadi kesini." Tanya antonio kepada istrinya, yang sedang membaca majalah.
Elisa hanya membalas dengan anggukan saja.
"Mencari elea?." tanya antonio lagi.
"Ya benar."
"Apa kau tidak mengatakan yang sebenernya bahwa elea sedang disekap oleh si lelaki itu"
"Tidak." jawab elisa dengan acuhnya.
"Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenernya!." Geram antonio kepada istrinya yang tidak jujur kepada axel.
"Kau diam saja, biarkan elea bersama lekaki kaya itu."
"Apa kau sudah gila hah! Axel itu kekasih dari putrimu." antonio sudah terbawa emosi ketika melihat istrinya justru memihak dax ketimbang axel yang merupakan kekasih dari elea.
"Kau ingin usaha kita hancur!." balas elisa dengan sengit.
Antonio langsung terdiam dirinya diambang kebimbingan disatu sisi dirinya tidak rela jika putrinya bersama dax, namun disatu sisi lagi dax sudah mengancamnya akan menghancurkan usaha yang sudah ia bangun susah payah, jika memberi tahu kepada axel bahwa daisy bersamanya.
2 hari yang lalu dax mengunjungi kediaman orang tua diasy, kunjungan itu tidak semerta ingin memberi tahu kepada mereka bahwa daisy sedang bersamanya agar tidak khawatir. Namun juga mengancam akan menghancurkan usaha dari keluarga daisy.
****
"Kenapa tadi bisa terpelesat." introgasi dax kepada daisy.
"Ubinya licin." Bohong daisy padahal dirinya bisa terpelesat karna melompat-lompat sambil bernyanyi ria.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?." Tanya daisy bingung kepada dax yang menatap dirinya dengan tatapan yang mendalam.
Dax bangkit dari duduknya untuk pergi kebawah untuk mengambilkan makanan untuk daisy, namun pergerakanya terhenti ketika tanganya dicekal oleh daisy." Mau kemana?."
Dax yang melihat itu tertegun sebentar dan mengulum senyum.
" Sudah berani pegang, hmm?."Daisy spontan langsung melepaskan cekelannya pada pergelengan tangan dax.
"Kau tidak ingin aku pergi?." Tanya dax dengan nada mengodanya.
"Hahaha, kau sedang bergurau? Justru aku menginginkan kau cepet pergi." Kekeh daisy, menutupi kegugupan dirinya karna sudah memegang tangan dax tanpa sadar."
"Yakin? Tapi kenapa muka mu merah."
"Sial" runtuk daisy dalam hatinya.
"Karna suhu tubuhku meningkat jadi pipiku memerah." Sangkal daisy, padahal pipinya memerah karna malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPIUM
RomanceWarning 21+ Layaknya narkoba yang bisa membuat para penggunanya menjadi kecanduan akan rasanya. Seperti itulah yang sedang dirasakan oleh DAX MARQUES OTTMAR, dirinya merasa candu oleh senyum wanita yang ditemuinya waktu acara diulang tahun perusahaa...