Part 5

12.5K 216 2
                                    

"eughhh..." Daisy meleguh ketika tidurnya terusik oleh sinar matahari yang masuk kecela jendela kamar dax.

Sedikit demi sedikit daisy membuka matanya dan menelisik setiap sudut ruangan yang ditempatnya saat ini, merasa kalau ini bukan kamarnya daisy langsung terperanjat dari tidur dan langsung duduk dengan tegak.

"Jangan bilang kalau semalam aku tidur disini." Guman daisy dengan raut muka panik.

"Morning baby." Sapa dax dengan senyum yang manis.

"KAU,KENAPA DISINI." Jerit daisy merasa kaget dan langsung menunjuk dax dengan telunjuknya.

"Gak sopan." Dax mengahampiri daisy yang sedang berada diatas kasur dan menurunkan telunjuk tangan daisy.

"Kalau kau lupa, ini kamarku."

Bisa-bisanya semalam dirinya tidur dikamar lelaki brengsek ini, Oh tunggu dulu daisy mengingat sesuatu tentang kejadian semalam yang menimpa dirinya.

"Ya tuhan." pekik daisy sambil menjambak rambutanya sendiri, ketika mengingat hal memalukan yang dilakukan oleh dirinya, yaitu memeluk dax sambil menangis.

Sungguh bukan dirinya sekali, tapi itu semua ulah anjing biadab itu sialan!.

Dax yang melihat daisy menjambaki rambutnya sendiri langsung menarik tangan daisy dari rambutnya " apa yang kau lalukan hah?." Tanya dax dengan intonasi sedikit tinggi.

"INI SEMUA ULAH KAU." bentak daisy didepan muka dax.

"MEMANG AKU KENAPA HAH." dax ikut berteriak juga, ikut tersulut emosi ketika gadis didepannya ini berteriak kepadanya tanpa alasan yang jelas.

Daisy buru-buru turun dari ranjang dan bergegas untuk pergi dari kamar lelaki keparat itu.

"Mau kemana." Tanya dax mencekal pergelangan tangan daisy ketika sudah didepan pintu.

"Lepaskan, aku harus pulang."

"Tidak."

"kau mau mengurungku disini iya? Jangan gila cepat lepaskan."

"Dengan satu syarat." Minta dax dengan senyum miringnya.

"Benar-benar keparat." Umpat daisy merasa jengah dengan tingkah lelaki ini."

"Morning kiss baby." Pinta dax.

"KURANG AJAR, STOP PANGGIL AKU DENGAN PANGGILAN ITU AKU BUKAN KEKASIHMU." bentak daisy dengan penuh emosi.

Dax tertawa ringan setelah melihat raut marah dari wajah daisy dengan mata melotot, bukan terkesan seram justru daisy malah terkesan mengemaskan menurut dax.

"Sebentar lagi kau akan jadi kekasihku alea." Bisik dax sambil mengecup pipi daisy.

****

"BAGAIMANA BISA." Axel mengebrak meja kerjanya dengan sangat keras dan melayangkan tatapan tajamnya kepada kaki tanganya.

Axel yang sedari semalam tidak mendapat kabar dari daisy itu sudah membuat dirinya kepikiran, dan pagi harinya ditambahkan berita buruk tentang perusahannya yang mengalami kerugian besar sebab kalah dalam memenangkan tender.

"Apa alasanya, kenapa tiba-tiba begini, sebelumnya kita tidak pernah kalah dalam hal desain.

"Maaf tuan, ketika kita sedang melalukan meeting dan mengajuhkan proposal soal desain kita, ternyata desain kita sama persis dengan milik perusahaan AIDES GROP."

"alhasil desain kita ditolak karna AIDES GROUP, lebih dahulu mengajuhkannya. Lanjut jack.

"Siapa yang sudah membocorkan desain kita jack." Desis axel dengan marah.

"Saya akan segera selediki ini semua tuan." Ucap jack.

"Bisa tidak matamu tidak usah menatapku seperti itu." Beritahu daisy kepada dax yang sedari tadi didalam mobil selalu menatap dirinya, itu cukup membuat daisy risih.

"aku sedang membayangkan betapa seksinya kau jika berada dibawahku." Ujar dax sambil senyum smirk dibibirnya.

Daisy yang mendengar itu langsung melototkan matanya.
" Selain gila, kau juga pria cabul ternyata." decih daisy merasa jijik.

Dax yang mendengar hinaan daisy bukanya tersinggung justru malah semakin gencar mengoda daisy.

"Elea." Panggil dax dengan suara beratnya.

"hanya menatapmu saja, aku sudah bergairah." Ungkap dax dengan nada mengoda.

"KAUUU....AUHHH." ringis daisy ketika kepalanya terbentur jendela dengan kerasnya.

"KEN." bentak dax dengan marah, ketika ken tidak sengaja mengerem mendadak dan mengakibatkan kepala daisy kejedot.

"Maaf tuan, didepan mobil kita ada kendaraan berhenti."

Dax mengabaikan ucapan ken dan langsung menarik daisy untuk mendekat kepada dirinya, dirinya langsung mengelus kepala daisy dengan lembutnya.

"Sakit hmm?." Tanya dax dengan suara yang begitu lembut.

Daisy terpaku mendengar suara lembut dax dan menatap manik lelaki itu, dan dirinya menemukan bahwa lelaki brengsek ini menatap khawatir kepada dirinya.

"Jangan sentuh aku." Daisy langsung tersadar dan menarik dirinya menjauh dari dax.

"Aku hanya memastikan kau baik-baik saja."

"Cihh...justru aku didekatmu tidak baik-baik saja bodoh." batin daisy males untuk menimpali dax.

Daisy teringat bahwa dirinya belom mengkabari axel, walaupun dirinya masih sedikit marah kepada axel tapi ia tidak ingin membuat lekaki itu mengkhawatirkan dirinya.

"Ponselku mana." Todong daisy sambil mengulurkan tanganya didepan dax.

"Kubuang." Jawab dax asal.

"APA."

"jangan teriak-teriak tenggorokanmu nanti sakit." Ucap dax dengan nada penuh perhatian.

"Aku tidak habis pikir dengan kelakuanmu ini, kau ini sebenernya kenapa hah! Kita sebelumnya tidak saling mengenal jadi jangan melampaui batas apalagi mengusik barangku." ujar daisy dengan sangat kesal, matanya menatap dax dengan penuh kebencian.

"Salahnya kau sudah mencuri perhatian dariku baby."

"Jaga sikapmu, jangan kurang ajar! Kau lupa aku kekasih sahabatmu." Geram daisy menatap nyalang dax, justru yang ditatap malah tersenyum miring.

"Aku tidak peduli, sekali aku mau kau, ya kau harus jadi miliku." Tekan dax.

"Sakit jiwa." desis daisy.

Setelah sampai dikawasan apartemennya daisy buru-buru membuka pintu mobil dax, dirinya sudah tidak tahan ingin keluar.

"ckk.. Apalagi hah!". Decak daisy jengkel, ketika tanganya dicekal oleh dax.

"Ponselmu baby." Dax mengulurkan ponsel milik daisy.

setelah mengambil ponselnya, daisy langsung keluar dari mobil dan membanting pintu mobil dax dengan keras, persetan jika nantinya pintu itu rusak daisy sudah tidak peduli dirinya sungguh benci kepada lelaki itu.

OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang