Part 19

4.3K 92 3
                                    


"Eanghhh" erang daisy ketika dax semakin mengulum bibirnya. Dirinya belum sepenuhnya sadar bahwa sekarang bibirnya sedang dicumbu oleh dax

Dax yang mendengar suara desahan daisy semakin kuat menghisap bibir bawahnya, dan langsung meletakan tubuh daisy diatas ranjang.

Daisy langsung tersadar dan membelalakan matanya ketika dax sekarang sudah berada diatas tubuhnya.

"Apa yang sedang kau lakukan?." Tanya daisy dengan suara tajam.

Dax tidak menjawab dirinya memperhatikan wajah daisy dengan nafas tidak beraturan. Emosi masih mengusainya.

"Menyingkirlah." Dorong daisy

Dax tidak mengindahkan perkataan daisy yang menyuruhnya untuk menyikir dari tubuhnya. Justru dax semakin mengungkung tubuh daisy dan mencekal tanganya agar tidak berontak.

"Le-." Ucapan daisy terputus, oleh lumatan kasar dari dax.

Dax yang sedari awal menahan gejolak gairahnya semakin meperdalam lumatanya , tanganya pun tidak bisa diam untuk menjamah setiap inci tubuh daisy.

"Ahhh." Desah daisy tanpa sadar, ketika dax meremas dan mencubit puting payudaranya dengan keras.

tidak hanya itu tangan dax sudah mulai mencoba untuk melepaskan celana yang saat ini daisy gunakan.

Namun segera mungkin daisy mendorong kuat dax dari atas tubuhnya. Dirinya masih waras untuk tidak menyerahkan mahkotanya untuk lelaki berengsek didepannya ini.

Daisy langsung bangkit dan melayangkan tamparan kerasnya untuk dax.

PLAKKK

"BAJINGAN." Maki daisy penuh emosi.

Dax yang mendengar itu terkekeh sinis.
" Kau juga menikmatinya, baby."

Daisy langsung mendelikan matanya ketika dax berkata sefrontal itu.

"Aku menginginkanmu, sayang." Bisik dax dengan sensual.

Daisy siap akan melayangkan tamparanya yang kedua kali, namun tanganya terlebih dulu dicekal oleh dax.

"Aku sudah cukup sabar kepadamu! Apa kau menginginkan ku untuk membunuh axel?."

"APA KAU SUDAH GILA!" teriak daisy tepat didepan wajah dax.

PLAKKKK

Dax menampar pipi daisy dengan kuatnya sampai tubuh daisy tersungkur kebawah.

"JANGAN MEMBENTAK KU SIALAN! APALAGI DEMI MEMBELA SI KEPARAT ITU." amuk dax tak terima.

Daisy langsung menyeka darah yang berada disudut bibirnya dan langsung bangkit.

"KENAPA, DIA KEKASIHKU."

Dax mengepalkan kedua tanganya untuk menekan emosinya. Dirinya bukanlah tipe orang penyabar namun semenjak didekat daisy, kesabaranya selalu diuji. Dan lihat kini gadisnya dengan berani menatangnya dan menatap dirinya dengan tajam.

"Rupanya kau benar-benar menginginkan kekasih tercintamu, mati ditanganku?."

Daisy menghembuskan nafas kasarnya dan menatap dax dengan sengitnya.

"Kau bercita-cita menjadi pembunuh?." Ejek daisy kelewat berani.

"Ya apapun kulakukan demi mendapatkanmu, sayang." Balas dax dengan senyum smrik-nya.

"Aku sudah pernah bilang padamu aku gila, jauh lebih gila dari yang kau fikirkan." lanjut dax.

"Kau benar-benar menyedihkan." Hina daisy.

"Jadi, tinggalkan axel dan kemarilah peluk aku." Dax merentangkan tanganya untuk menyambut pelukan dari daisy.

Daisy langsung tertawa mengejek
"Mau sampai matipun, aku lebih memilih axel." Tekan daisy dengan tegasnya.

OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang