Part 16

4.9K 111 20
                                    

Sesuai dengan perkataan dax kemarin malam, dirinya dan daisy sekarang sudah mendarat dibandara Paris, Charles de Gaulle.
menggunakan pesawat pribadi miliknya. Jarak antara kota new york dan paris menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam.

Disepanjang perjalanan tadi senyum daisy selalu menghiasi wajah cantiknya, dan tentu saja membuat dax bahagia melihatnya.

"You are happy, baby?" Tanya dax ketika sudah didalam mobil, yang akan menuju hotel dimana mereka akan menginap untuk beberapa hari.

Daisy menoleh kearah dax karna sebelumnya dirinya memperhatikan luar kaca jendela. "Apakah sangat terlihat?."

"Yes, you can see it in your eyes."

Daisy hanya tersenyum tipis dan langsung memusatkan perhatianya kembali kearah jendela kaca mobil.

Dax menarik dagu daisy agar menatap dirinya. "Terima kasih elea." Ucap dax dengan binar mata bahagianya.

"Untuk?." Tanya daisy dengan bingung.

"Ini." Sentuh dax kepada bibir daisy.

"Karna sudah tersenyum, it's got me addicted." Lanjut dax yang kini membelai lembut bibir bagian bawah daisy.

Daisy langsung memalingkan wajahnya, debaran jantungnya semakin tak terkendali dan semburat merah muncul dikedua pipinya tanpa ia sadari.

"Ingat, kau sudah milik axel daisy."  Ucap daisy kepada dirinya sendiri sambil mengelengkan kepalanya untuk menghalau  dax yang sekarang memenuhi isi kepalanya.

"Kepalamu sakit baby?." Tanya dax dengan nada khawatir yang melihat daisy mengelengkan kepalanya berulang kali.

"Ti-dak." Jawab daisy dengan suara gugupnya.

Luka dikepala daisy memang sudah tidak terasa sakit, sebelum ke paris dirinya dengan keukeh meminta dax untuk melepaskan balutan perban dikepalanya. sebelumnya dax menolak namun setelah berdebat cukup panjang, akhirnya dax mengalah.

"Kalau ada yang sakit, kasih tau aku baby?." Perintah dax kepada daisy untuk memberitahunya.

"Oke." jawab daisy dengan singkat.

Setelah menempuh 35 menit perjalanan antara bandara dan hotel yang akan mereka tempati, akhirnya sudah sampai.
Dax memilih hotel grand hotêl du palais royal. Hotel ini bertempat disebuah bangungan abad ke-18, tepat dijantung kota paris. Dan hotel mewah ini tidak jauh dengan Museum Louvre, jaraknya hanya sekitar 2 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki.

"Aku kira kita akan langsung ke museum." ucap daisy setelah turun dari mobil.

"Kita harus istirahat dulu, baby."

"Aishh-aku tidak lelah." Gerutu daisy dengan sebal.

"Elea." Panggil dax dengan suara tajamnya.

"Oke, fine." Ngalah daisy daripada berujung dengan berdebatan yang menguras tenaganya.

Dengan masih keadaan kesal daisy meninggalkan dax sendirian, menuju lobi hotel.

Dax menyusul gadisnya sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah daisy yang mengemaskan, tadi diperjalanan raut wajahnya tampak sumringah sekarang sudah dalam mode galak lagi.

"Kok cuma ada satu kunci?." Tanya daisy keheranan setelah dax selesai melakukan check in.

"Kita tidur satu kamar, baby." Jawab dax dengan seulas senyum miringnya.

"What?! Aku tidak mau." Pekik daisy tidak terima.

Dax tak menghiraukan daisy, dirinya terus berjalan menuju lift untuk mengatarkan kekamar yang mereka tempati.

OPIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang