Warning 21+
"Habis darimana kau?." Tanya antonio penuh selidik kearah istrinya, yang baru saja datang dengan meneteng belanjaan dari beragam merk ternama.
"Shopping." Jawab elisa dengan cepat.
"Kurasa aku tidak memberimu uang, lantas darimana kau bisa belanja sebanyak ini dan ini lumayan mahal."
Elisa yang mendapat pertanyaan itu memilih diam dan dengan asyiknya dirinya malah membuka paperbag isi belanjaanya dengan raut wajah gembira, mengabikan raut amarah suaminya.
Antonio yang merasa geram dengan kelakuan istrinya. Dirinya langsung menarik tangan istrinya agar berdiri tegak menghadapnya.
"APA-APAAN KAU INI." seru elisa dengan marah atas perbuatan suaminya yang membuat tas dari merk gucci yang sedang ia pegang terhempas kebawah.
"JELASKAN SEKARANG JUGA PADAKU, DAPAT UANG DARIMANA?." Tuntut antonio dengan suara dingin dan semakin mencengkram kuat pergelangan tangan elisa.
"DARI DAX PUAS KAU!." jawab elisa dengan lantangnya.
Antonio yang mendengar itu langsung menghempaskan cengkramanya pada tangan elisa. Dirinya tidak abis pikir dengan apa yang diperbuat oleh wanita didepannya ini.
"Kau anggap putri kita sebagai wanita jalang."
"Tidak ada salahnya aku memanfaatkan kesempatan ini, toh lelaki itu memberiku uang dengan iklas. Ingat dia menyukai putrimu." Tandas elisa dengan tak merasa bersalah sekalipun.
"ELISA." bentak antonio yang sudah kepalang emosi. Dirinya merasa tak terima ketika putri kesayanganya diperlakuan seperti ini oleh ibunya, hal ini seperti saja elisa menjual daisy kepada lelaki kaya itu.
"Diamlah antonio, kau juga tidak bisa berbuat apa-apa. Cukup nikmati saja apapun yang lelaki itu berikan kepada kita.
"Aku tidak sudi."
"kau memang pria bodoh." hina elisa dan langsung meninggalakan antonio. Sebelum itu elisa memungut semua barang belanjaanya dan langsung memasuki kamarnya.
Antonio langsung meraup wajahnya dengan kasar. Ia merasa gagal menjadi ayah, yang seharusnya bisa menjaga daisy dari lelaki brengsek itu. Tapi dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Menentang dax sama aja ajang bunuh diri. Power lekaki itu benar-benar kuat.
***
"Kau masih marah, baby?." Tanya dax kepada daisy yang sedari tadi mendiami dirinya.
Daisy tak menyahut dirinya sibuk dengan pikiranya sendirinya.
Dax meraih bahu daisy untuk menghadap kearahnya, karna sedari tadi daisy memperhatikan keluar jendela mobil.
"Aku tidak suka diabaikan elea!." Aku dax dengan dinginya.
"Jangan mulai, aku sedang tidak ada daya untuk berdebat lagi." Tukas daisy seraya melepaskan tangan dax dibahunya.
"Baby ada apa, hmm." Semudah itu dax merubah mimik wajah serta suaranya menjadi lembut ketika melihat daisy dengan wajah lesunya.
Tiba-tiba daisy merebahkan kepalnya di bahu dax dan melingkarkan tanganya diperut dax. Entah apa yang sedang dipikirkan daisy saat ini, namun yang pasti kepalanya merasakan pening yang luar biasa hebat.
Dax sempat tertegun sebentar, namun langsung tersenyum dengan lebarnya melihat daisy seperti ini kepadanya. Dax langsung mengelus surai lembut daisy dan tak lupa menyematkan kecupan dipuncak kepalanya.
"apa ada yang sakit, baby?." Tanya dax dengan lembutnya.
"Kepalaku sakit sekali." keluh daisy.
Ketika daisy sedang merasa sakit seperti ini dax tidak tega melihatnya namun dax juga senang karna daisy akan menjadi jinak dan manja seperti ini .dan ini hanya ia temukan ketika gadisnya sedang sakit saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPIUM
RomanceWarning 21+ Layaknya narkoba yang bisa membuat para penggunanya menjadi kecanduan akan rasanya. Seperti itulah yang sedang dirasakan oleh DAX MARQUES OTTMAR, dirinya merasa candu oleh senyum wanita yang ditemuinya waktu acara diulang tahun perusahaa...