Dini menarik nafas, mencoba meyakini dirinya untuk tenang dan mulai melupakan semuanya. Sudah 1 tahun lebih mereka putus, bahkan hilang kabar.
Dini tidak akan menyia-nyiakan lagi waktunya. Cukup sudah baginya untuk menangisi laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu.
"Rumornya dia sempet tunangan sama anak SMK Anagara, namanya Syafira," jelas Intan- teman Dini. "Gue tahu tadi dari si Meli, diakan ratu gosip, lo tahu pasti." lanjutnya.
Dini menghela nafas, guna mengenyahkan rasa sakit yang tiba-tiba kembali menyentuh hatinya.
"Dia udah jadi mantan gue, Tan. Gue udah ga mau tahu lagi." Dini menghela nafas malas.
"Ga mau tahu, tapi tetep aja kepo. Setelah lo tahu, kenapa baru bilang lo ga mau tahu! Boong banget emang, bilang aja masih cinta!" Intan ngegas, memang khas Intan seperti itu.
Ngegas adalah jiwanya. Tanpa ngegas, bukan Intan namanya.
Dini tidak merespon, di mata Intan pembelaan apapun akan terasa salah. Dini lebih baik mengalah dan diam.
Dini membuka botol mineral di tangannya, meneguknya sedikit demi sedikit guna menghilangkan rasa haus yang datang tiba-tiba.
"Mantan lo pindah ke sini,"
Dini sontak terbatuk-batuk bahkan sempat menyemburkan air dalam mulutnya ke arah Intan.
"Lo jorok! Gue ga kerasukan! Dia bener-bener pindah ke sini, Bego!" amuk Intan seraya mengusap wajahnya yang basah dengan sebal dan misuh-misuh.
Dini mengatur nafas, dengan linglung dia menatap Intan. "Se-serius? Dia pindah ke sini?" raut wajahnya berubah panik.
"Hari ini, tapi belum nongol."
Oke, Dini hanya perlu berlari, menghindar dan berusaha tidak berpapasan dengan mantan terindah sekaligus terburuknya itu.
***
Atharrazka Munawar, name tag itu ada di tangan Dini. Wajah Dini sontak pucat.
Dini menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari orang yang menyimpan name tag itu di tempat pensilnya.
"Tan.. Sstt.. Tan.." panggil Dini setengah berbisik.
Intan menoleh, melirik guru di depannya. Saat merasa aman, barulah dia menoleh ke arah Dini lagi.
'Apaan?' kata Intan tanpa suara, hanya bibir bergincunya yang bergerak.
Dini melempar name tag itu, sontak Intan tangkap dengan gesit. Menatapnya sekilas dengan bingung, ditatap lagi Dini.
'Maksud lo?' masih tanpa suara.
'Gue ga tahu, siapa yang simpen di sini' tunjuk Dini pada tempat pensilnya, ikut tanpa suara seperti Intan.
Intan mengamati lagi name tag itu lalu kembali pada Dini. 'Mungkin dia yang naro.' bibirnya cuap-cuap dengan gestur tangan agak lebay.
"INTAN! ANDINI!" suara bu Atika menggema tegas.
Sontak kedua manusia itu mematung dan duduk tegak. Mereka harusnya sadar kalau bu Atika itu guru killer.
Dan dengan bodohnya, mereka malah berdiskusi, mana duduk di belakang lagi.
"BERDIRI DI LAPANGAN! SEKARANG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Dini (TAMAT)
RomansaDi larang keras menjiplak! Andini Maudy Danta. Saat dia masuk SMA, masa di mana sedang nakal-nakalnya, dia memberikan apapun teruntuk sang pacar. Termasuk keperawanannannya. Namun, tak lama mereka putus. Satu tahun mereka hilang kabar, bahkan dia h...