13. Penjelasan

72.9K 5.4K 49
                                    

"GUE GA SELINGKUH! DARI DULU BAHKAN GUE GA SELINGKUH!" Atha hilang kendali.

Lagi-lagi merasa dejavu. Dini yang selalu berpikir seenaknya, selalu menuduh tanpa percaya padanya.

Atha dulu bahkan sampai lelah. Tidak di percaya orang terdekat sungguh menyakitkan.

"Gue ga selingkuh, Andini." Atha memejamkan mata sesaat guna menahan semua emosinya.

Sedih, kecewa dan marah bercampur menjadi satu. Dia sangat jatuh cinta pada Dini namun yang dia terima malah Dini yang meragukan segalanya.

Apa dia sekurang tulus itu?

Dini menunduk. "Gue liat sendiri, chatan kalian. Kosan Yuda dan tanda merah di leher Intan," matanya sudah sangat basah.

Atha menghela nafas pasrah. "Terserah! Percaya yang lo percaya aja!" lelahnya lalu berlalu meninggalkan rumah.

Atha sangat kecewa.


***

Intan melongo kaget dan tersinggung. "Gue ga nganu sama Atha!" amuknya tidak santai.

Dini masih tidak percaya. "Jujur aja, gue ga akan-"

"Kalau gue suka sama tu anak, ga akan gue bikin kalian nganu di pesta saat itu!" potong Intan kelepasan saking tidak suka di tuduh begitu.

"Gue nganu sama, Yuda! Atha dateng buat jelasin semuanya! Soal dia yang ga pernah putus sama lo, soal dia yang ga pernah selingkuh! Dia yakinin gue biar gue kasih jalan supaya kalian deket lagi," sambung Intan masih belum sadar kalau dia sedang mengumbar rahasia.

Dini terpaku. "Lo nganu sama, Yu-da?" matanya mengerjap pelan saking tidak percaya.

Intan sontak kicep.

"A-Atha ngomong apa?" Dini mulai fokus pada masalahnya.

Intan menelan ludah. "Yu-Yuda pacar gue." wajahnya berpaling, dia berharap Dini tidak terlalu ngeh kalau dia sedang mengalihkan topik.

"Kok bisa?" Dini kembali mulai tidak fokus dengan masalahnya sendiri. "Sejak kapan sama, Yuda?" lanjutnya.

"Emh, gue sama dia putus nyambung sih. Baru nyambung lagi, semingguan," Intan terlihat melarikan tatapannya, tidak berani menatap Dini.

"APA?!" kenapa Dini tidak tahu? Ternyata Intan itu memiliki rahasia, dia pikir Intan sama terbukanya dengan dirinya.

Kecewa? Iya, namun Dini paham. Mungkin Intan memang butuh privasi. Tidak semua bisa diceritakan walau dia bersahabat lama.

"Dia emang jago drama, jago pura-pura. Dia itu masih doyan berpetualang, jadi ga mau sampai banyak orang tahu kalau kita-"

"Dan lo nganu sama dia yang brengsek?!" potong Dini emosi.

Intan terdiam. Dia tidak bisa membela diri. Dia memang sebodoh itu diperbudak cinta yang katanya indah.

Dini memijat pelipisnya pening karena beberapa fakta itu. "Oke, lupain aja. Sekarang ke hal penting lain," Dini mengatur nafasnya. "Lo jebak gue sama Atha? Maksudnya apa?" tatapannya menyorot serius.

"Emh.. Gue sama Yuda cuma mau satuin kalian. Itu aja kok," Intan menunduk. "Gue merasa bersalah sama Atha, ternyata dia ga seburuk pemikiran gue, bahkan mungkin pemikiran lo.." lanjutnya.

Dini terdiam.

"Selama ini gue yang panasin lo buat putus dan benci dia yang brengsek, padahal Yuda lebih brengsek,"

Dini masih diam.

Samar, Fakta-fakta muncul hingga suara mobil terdengar. Mungkin Atha sudah pulang.


***


Atha mendorong Dini hingga rebahan, tepat saat Intan sudah pulang beberapa menit yang lalu.

Atha terlihat frustasi. "Gue cinta lo, sayang lo, milik lo, Andini. Kenapa lo ga bisa percaya sama gue? Kenapa lo ga cari fakta, ga bicarain sama gue, bukannya marah ga jelas dan membenarkan semua apa yang lo liat sama pikirin, kenapa hm?" ujarnya lemah di dalam leher Dini.

Dini masih diam dengan nafas mulai tidak normal. "Ahss.." tangannya mencengkram kaos yang dipakai Atha.

Atha masih menghisap leher Dini dengan berusaha tetap dalam keadaan sadar.

"Apa marah lo bisa berhenti sampe hari ini aja? Gue mau lo yang dulu cinta sama gue, bukan lo yang ga percaya sama gue," lirihnya semakin frustasi.

Cintanya pada Dini sudah tidak bisa dia tutupi, dia lemah karena Dini. Dia bukan lagi laki-laki urakan, usil dan nakal. Fokusnya terlalu di kuasai Dini.

Hidupnya yang singkat ingin dia isi dengan kehadiran Dini di sampingnya hingga maut yang memisahkan.

"Emh.. Atha.." lirih Dini saat Atha menyesap kuat lehernya, bahkan tangannya masuk ke dalam gaun tidur Dini.

"Jangan lagi," kata Dini dengan suara yang tertahan. Dini menahan tangan Atha yang bergerak di dalam sana.

"Gue ga kuat, mau lo lagi," bisik Atha dengan mengecup kilat bibir Dini.

"Masalah kita belun beres, jelasin semuanya, biar ga salah paham," Tatapan Dini melunak, bahkan suaranya pun sama.

Atha terdiam sesaat. "Gue jelasin, tapi gue mau lo dulu." tatapannya menatap Dini lurus nan penuh rasa.

Pernikahan Dini (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang