9. Hisap Menghisap

113K 6.6K 115
                                    

     Atha melirik Dini yang mengabaikannya, ceritanya Dini sedang marah karena Atha suruh untuk mencuci pakaian.

Padahal Atha pun menyesal karena sudah membuat tangan dan sebagian kulit sensitif Dini melepuh.

Bukan pelit, dia hanya ingin membuat Dini tidak terlalu manja. Dia mau Dini juga bisa membantunya saat berumah tangga nanti.

Atha menatap Dini yang melewatinya untuk duduk di meja yang agak jauh itu. "Lo ga di sini, gue cium bibir manyun itu!" teriak Atha tanpa malu.

Dini melotot horor ke arah Atha, langkahnya terhenti saking bingung antara lanjut atau menghampiri Atha.

"Duduk di sini, montok!" kata Atha tegas seraya menepuk kursi sebelahnya.

"I-Intan nunggu-"

"Gue his-"

Dini sontak menghampiri Atha karena dia tahu kelanjutannya apa. Pasti Atha akan berujar soal hisap menghisap.

Atha menepuk punggung bawah Dini yang hampir mengenai pantat berisinya. "Susah banget bikin lo nurut!" decaknya.

Yuda hanya melirik keduanya lalu melirik pada Intan. "Din, Intan udah ada cowok ga?" tanyanya.

Dini mengubah ekspresi wajahnya yang awalnya kesal menjadi datar. "Intan? Ga ada, gebetan sama halu-halu banyak," jawabnya cuek.

Atha meraih jemari Dini, dia lebih tertarik dengan kulit Dini yang masih kemerahan itu di banding pembicaraan keduanya.

Dini yang hendak menolak urung saat Yuda bertanya ini itu soal Intan. Dini pun menjawab tanpa di tutup-tutupi.


***

"Tunangan lo di depan tuh.." kata Intan yang baru keluar dari toilet. "Lo pulang duluan aja, gue masih mau di sekolah." lanjutnya.

Dini hanya mengangguk seraya terus fokus pada buku-buku yang sedang dia masuki ke dalam tas.

"Masih lama?"

Dini mendongak, Atha tengah berjalan menghampirinya ke meja.

"Udah." balasnya acuh lalu beranjak dari duduk.

Atha langsung melilitkan tangannya di pinggang Dini. "Selalu aja bikin gue nunggu." bisik Atha diakhiri kecupan singkat di pelipis.

Dini mencoba acuh, dia terpaksa pasrah di recoki mantan. Dini terlalu lelah berpikir soal ucapan Atha kemarin-kemarin.

Sebenarnya, apa yang terjadi antara dia dan Atha. Bukannya sudah jelas kalau saat itu Atha selingkuh, menghilang lalu kenapa sekarang datang?

Atha benar kalau dia yang selalu ingin putus saat itu, menghilangnya Atha membuat dia yakin kalau mereka memang sudah putus. Tapi penjelasan Atha saat kemarin sungguh membuatnya pening.

"Mau makan apa?" Atha membingkai wajah Dini, mengusapnya dengan sorot mata penuh kasih sayang.

Dini pernah melihat tatapan itu, tatapan saat keduanya pacaran satu tahun yang lalu.

"Kok ngelamun?" Atha mengecup bibir Dini sekilas lalu mulai menyalakan mesin mobil.

"Kita mantan, Atha."

Atha menghela nafas malas lalu berdecak. "Ngapain bahas itu? Kita udah tunangan." jengkelnya.


***

Atha mengusap jemari Dini, memainkannya dengan sesekali mengecupnya.

"Ngapain sih? Lepas, Atha!" Dini mencoba menarik jemarinya dengan agak risih dan jantung berdebar.

Atha masih mempertahankan jemari Dini di genggamannya, kini tatapannya menyorot Dini dengan lekat.

Dini sontak saja salah tingkah. "A-apa? Kenapa gitu liatnya?" gelagapnya.

"Kita di rumah berdua,"

Dini menelan ludah. "Ya-ya terus?" balasnya semakin gugup.

"Rasanya gue gila, baby. Pengen kayak dulu." akunya tanpa di tutup-tutupi.

Dini semakin tak karuan.

Atha merapatkan tubuhnya pada Dini, memeluk Dini dengan hidung sibuk mengendus wanginya.

"Sayang lo, Andini." bisiknya lalu hisapan di leher pun bisa Dini rasakan.

Dini sontak menjauhkan wajah Atha. "Ngapain?!" amuknya dengan salah tingkah.

"Hisep leher lo, hisep yang lain pasti ga bolehkan?" senyum miring agak mesum terbit.

Sialan keren!

Dini berdehem pelan. "Itu tahu!" balasnya galak.

"Nikah yuk, biar kita bebas!" bisik Atha seraya mengusap lengan Dini.

Nikah tidak seenak dan segampang itu!

Dini sontak berdiri, menjauh. "Kita masih sekolah! Ujian sekolah di depan mata!" amuknya dengan salah tingkah lalu berlalu.

Atha hanya tersenyum tipis, menatap kepergian Dini. "Lo jalan kayak gitu, pantat lo gemesin, baby." gumamnya gemas sendiri dan masih bisa Dini dengar.

Mesum! Gila! So keren! Jijik!

Pernikahan Dini (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang