A Few Week Later
“A-Yang, kamu baik-baik saja?”
Yang Yang berjalan terhuyung keluar dari kamar mandi. Bibirnya mengerucut memandang manajernya yang terlihat cemas. “Ikannya amis!”
Sang manajer—Nyonya Lian—membantu aktornya berjalan menuju meja makan. Mengambil segelas air mineral dan menyerahkannya. “Minum dulu.”
Laki-laki yang masih terlihat menggemaskan di usia kepala tiganya itu langsung menenggak habis airnya. Ia menjatuhkan kepalanya pada meja dan menutup mata. Berusaha menetralisir rasa mual juga bau amis yang entah kenapa tidak kunjung menghilang.
“Sebaiknya kita pergi ke rumah sakit,” ucap Nyonya Lian, ia memegang kulit wajah Yang Yang, mencoba mencari tahu apakah demam atau tidak.
“Tidak perlu, ini cuma mual gara-gara amis ikan itu,” tolak Yang Yang, ia membuka matanya dan melempar senyum manisnya pada sang manajer. “Pagi ini aku ada jadwal syuting, kan?”
“Kamu benar-benar baik-baik saja? Wajahmu pucat, A-Yang, lebih baik kamu istirahat hari ini.” Nyonya Lian sudah siap untuk menghubungi director, namun batal karena Yang Yang menahan tangannya. Laki-laki itu menatapnya dengan bola mata bundar yang menggemaskan, bibirnya sedikit mengerucut. Menggeleng, berkedip dua kali dan runtuhlah keinginannya untuk menghubungi director. “Okay, kita tetap syuting hari ini, tapi tunggu mualmu hilang dulu. Sekalian aku buatkan sarapan yang baru.”
“Aku mau kue stroberi, Nyonya Lian, belikan aku kue stroberi,” rengek Yang Yang.
Nyonya Lian menghela napas berat. Menjadi manajer Yang Yang selama bertahun-tahun, tidak membuat jantungnya terbiasa menghadapi tingkah gemas sang aktor. Ia mengacak rambut Yang Yang dan langsung melangkah pergi untuk membeli kue yang diinginkan.
***
Harus tampil ceria nan hyper di saat kondisinya sedang tidak benar-benar baik, membuat Yang Yang harus mengulang hampir setiap adegan. Hal yang mengejutkan mengingat sebelumnya Yang Yang bahkan hampir tidak pernah mengulang.
“A-Yang, kamu baik-baik saja?” tanya Maggie Jiang, awalnya ia sedikit kesal dengan tingkah Yang Yang. Namun, melihat wajah partnernya yang perlahan-lahan memucat dan keringat dingin yang mengalir di pelipisnya, membuat kekesalannya menguap.
“Aku tidak apa-apa, Jiejie, hanya kelelahan. Maaf karena menyusahkan Jiejie,” jawab Yang Yang, ia memaksakan bibirnya untuk tersenyum di saat kepala dan perutnya mulai terasa tidak nyaman.
“No, wajah Gege pucat sekali, sebaiknya kita istirahat.” Lai Yu Meng menghampiri director dan memintanya untuk memberikan mereka waktu istirahat.
Dengan itu Maggie Jiang langsung membantu Yang Yang untuk duduk di sofa. Nyonya Lian datang dengan wajah cemas.
“Apa dia sakit?” tanya Maggie Jiang.
“Sebenarnya sejak tadi pagi dia sudah merasa tidak enak badan, tapi tetap ngotot ingin syuting.” Jawaban Nyonya Lian langsung membuahkan sebuah cubitan dari aktornya.
“Aku tidak ingin membuat syuting hari ini ditunda hanya karena aku masuk angin,” jawab Yang Yang, ia memijat pelipisnya dan menoleh pada Eddie Gu yang baru saja tiba. “Ey, Lao Gu sudah tiba.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
FanfictionMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.