Yang Yang nyaris menahan napasnya dan ingin berbalik kabur, atau minimal bersembunyi di belakang tubuh suaminya, jika ia tidak ingat kalau ia masihlah sosok laki-laki tulen. Jadi, ia melampiaskan rasa gugupnya dengan mencengkram jaket yang Seungcheol kenakan.
“Woah, Yang-Ge, jika dilihat dari dekat, wajahmu sangat manis,” seru Jun, memecah keheningan setelah beberapa saat mengikuti temannya melakukan kegiatan mari-menganalisis-kakak-ipar.
“Sudah kuduga, sebagai aktor dengan bayaran termahal ke dua, kulitmu benar-benar bagus, Kakak Ipar,” imbuh Minghao.
Lantas di susul celotehan lain yang tidak satu pun Yang Yang pahami, karena menggunakan bahasa Korea. Bukan, bahasa Koreanya tidak nol, tapi mereka berbicara sangat cepat, saling bersahutan dan terkadang tumpang tindih.
“Sssh!” tegur Seungcheol, “Aduh kalian, istriku bisa kena mental jika kalian seperti itu terus.”
Anak-anak itu semakin heboh mendengar perkataan sang kakak tertua. “Woah, istriku, dasar suami posesif.”
Seungcheol tertawa. Ia meraih tangan Yang Yang dan menggenggamnya dengan lembut, sementara tangan yang lain memegang koper. Dengan itu ia membawa Yang Yang menuju kamarnya.
“Tadinya aku sekamar dengan Woozi, tapi dia sudah pindah ke kamar lain sejak kita menikah,” ucap Seungcheol, ia membuka pintu dan sedikit terkejut saat melihat salah satu adiknya ada di sana. Baru sadar kalau anak itu tidak ikut melakukan penyambutan. “Wonwoo?”
Tidak ada sahutan. Seungcheol berjalan masuk yang langsung diikuti oleh Yang Yang. Ia meminta pasangannya agar duduk di ranjang, sementara ia menghampiri Wonwoo.
“Won,” panggil Seungcheol sembari menepuk bahu Wonwoo yang langsung terkejut dan melepas headphonenya.
“Oh, Hyung, kamu sudah pulang.” Matanya melihat orang asing duduk di ranjang. Langsung ingat kalau hyungnya itu pergi untuk menjemput suaminya di bandara. “Maafkan aku, aku lupa. Aku akan pergi ...”
“Tidak, lanjutkan saja gamemu atau kamu bisa mengajak kakak iparmu mengobrol—jika bahasa Chinamu cukup lancar—kurasa kalian akan cocok.” Seungcheol menunjuk layar komputer yang masih menunjukan background suatu game. Lantas berbalik menghampiri Yang Yang. “Dia Wonwoo, dia tidak seberisik anak-anak di depan. Aku tinggal sebentar.”
“Tapi—” Yang Yang memandang kepergian Seungcheol dengan sedih. Lantas berpindah pada Wonwoo yang juga memandangnya dengan canggung.
***
“Halo, Ge, aku Wonwoo.” Akhirnya ada yang berinisiatif bersuara. Menggunakan bahasa mandarin meski tidak fasih.
“Halo Wonwoo, aku Yang Yang.” Sungguh canggung.
Wonwoo bangkit dari bangku komputernya dan berjalan menghampiri Yang Yang, duduk di sampingnya. “Aku melihatmu di acara penghargaan malam itu. Saat itu mood Seungcheol hyung sedang sangat jelek—entah karena apa—namun dia tersenyum saat melihatmu di atas panggung.”
“Benarkah?” Ada nada tidak percaya dalam suara yang ia keluarkan.
“Oh, bahkan Shua hyung terus mengatakan betapa manisnya senyummu,” imbuh Wonwoo, ia tersenyum memandang wajah Yang Yang. “Gege manis, tapi sebagian besar peran yang Gege mainkan membuat Gege jarang tersenyum.”
![](https://img.wattpad.com/cover/277853444-288-k909302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
FanficMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.