“Kenapa kamu ceroboh sekali, Choi Seungcheol!”
Semua member hanya bisa menunduk melihat kemurkaan sang manajer. Seungcheol yang menjadi tersangka dalam kasus ini juga tidak mengerti harus bagaimana. Otak dan hatinya masih memproses kenyataan yang baru menamparnya dengan kuat. Ia sempat mengira hidupnya sudah baik-baik saja. Lebih dari satu bulan tanpa kabar, ia bahkan hampir melupakan masalah di malam penghargaan.
“Maafkan aku, tapi sungguh itu di luar kendaliku,” bisik Seungcheol, ia mendongak demi melihat wajah manajernya yang memerah.
“Maaf, manajer-nim, tapi saat itu kami sudah ingin menyelesaikannya kala itu juga, namun aktor itu menolak dan pergi begitu saja,” ujar Joshua menambahkan, tidak lupa nada yang seolah menggambarkan kalau ia berada di lokasi kejadian.
Manajer muda itu menghela napas dalam. Tangannya mengepal begitu erat, menahan diri untuk tidak meninju artisnya atau menghantamkan kepalanya sendiri ke dinding.
“Aku akan bertanggung jawab, bagaimana pun itu anakku,” ucap Seungcheol lirih. Ia bangkit dan mengubah ekspresi kacaunya menjadi ekspresi tegas. “Beri aku cuti selama seminggu untuk menyelesaikan masalah ini. Aku berjanji kalau aku tidak akan mempengaruhi seventeen atau anak-anak yang lain.”
“Itu harus.” Manajer memandang Seungcheol dengan tajam. Ia berbalik dan melangkah pergi begitu saja.
Menyisakan Seungcheol yang kini menjadi pusat perhatian. Wajah-wajah mereka menunjukkan sebuah keterkejutan yang begitu dalam. Ketidakpercayaan, jijik, bingung dan segala perasaan yang membuat ekspresi menjadi rumit untuk dijelaskan. Mungkin hanya Joshua yang rautnya masih bisa dibaca—stress.
“Ya, sepertinya patah hati membuatmu benar-benar gila, Choi,” ucap Jeonghan, ia melemparkan pandangan jijik pada satu-satunya kakak dalam grup dan melangkah pergi menuju dormnya sendiri. Di susul adik-adiknya yang lain, yang juga masih di landa keterkejutan yang begitu dalam.
Joshua menepuk bahu Seungcheol, “Itu tidak sepenuhnya salahmu. Anak-anak yang lain akan mengerti, mereka hanya perlu waktu untuk berpikir. Aku akan membantu mengurus, mereka.”
“Terima kasih, Shua,” ucap Seungcheol, ia tersenyum pada sahabatnya yang masih mau berdiri di sisinya.
“No problem. Jadi, apa yang akan kamu lakukan?”
“Menemui keluargaku, menyiapkan dokumen-dokumen yang kubutuhkan dan pergi menemuinya,” jawab Seungcheol, ia meraih jaketnya yang tergeletak di sofa.
“Thats great, kuharap semuanya lancar. Kamu tahu, aktor itu cukup manis.”
Seungcheol tersenyum dan berjalan pergi dengan langkah lebar.
***
Jika manajernya mengamuk, teman-temannya syok, lantas bagaimana tanggapan kedua orangtuanya? Kakaknya?
Wajah tampan Seungcheol nyaris menjadi bulan-bulanan Choi Seungmin—kakak laki-lakinya—saat ia mengemukakan apa yang sedang menimpa dirinya. Ibunya bahkan langsung mengurung diri di kamar dan ayahnya mendiamkannya. Namun, Seungcheol sedang tidak dalam keadaan untuk merayu mereka. Ia terdesak oleh waktu yang mendadak terasa mencekik.
Jadi, Seungcheol memilih menyiapkan segala dokumen yang diperlukan. Yang tentu saja lebih banyak dan sedikit lebih rumit mengingat ia dan aktor yang diketahui bernama Yang Yang itu memiliki latar kebangsaan yang berbeda. Kepalanya sampai berdenyut sakit, mengingat sebelum ini ia tidak berpikir untuk menikah dalam waktu dekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/277853444-288-k909302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
ФанфикMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.