“Seungcheol-a, bangun! Kamu ada pemotretan hari ini!” seru Yang Yang dari dapur. Ia meletakkan semangkuk sup ke meja makan. Menghela napas saat Seungcheol tidak memberikan respon.
Dilepasnya celemek hitam yang ia kenakan dan berjalan menuju kamar. Menggeleng pelan saat dilihatnya Seungcheol masih tidur memeluk guling. Ia duduk di bibir ranjang dan menarik selimut yang menutupi tubuh Seungcheol yang separuh telanjang. Menepuk-nepuk punggung telanjangnya lumayan kuat. “Bangun!”
“Sakit tahu,” omel Seungcheol, membalikkan badannya dan memeluk tubuh suaminya yang sudah harum. Membenamkan wajahnya di perut.
“Biar, siapa suruh dari tadi aku teriak-teriak, kamu tidak bangun,” sahut Yang Yang, meski begitu tangannya mengusap kulit punggung Seungcheol yang memerah bercetak tangannya. “Katanya pagi ini ada pemotretan.”
Seungcheol mendongak, bibirnya mengerucut. “Gara-gara kamu sih.”
“Lho, kok gara-gara aku?” Dahi Yang Yang berkerut bingung mendengar perkataan Seungcheol.
“Kamu semalem cantik sih, kan aku jadi kegoda, terus sekarang capek.”
Wajah Yang Yang langsung memerah. Ia berdiri tanpa peduli suaminya nyaris jatuh dari tempat tidur, karena tubuhnya ikut tertarik. “Mesum! Cepat mandi sana!”
***
Diam-diam Yang Yang melihat Seungcheol yang sedang memakan masakannya dengan lahap. Tersenyum tipis. Ia meletakkan sumpit dan sendoknya, selesai. Ada yang ingin ia bicarakan.
“Seungcheol-a,” panggilnya pelan.
“Iya?” Seungcheol mendongak, tersenyum, masih mengunyah.
Yang Yang menggelengkan kepalanya, “Habiskan dulu makananmu.”
“Kenapa? Biasanya juga kita tetap berbicara walau sedang makan,” sahut Seungcheol, ia menelan makanan dalam mulutnya dan meletakkan alat makannya ke meja.
“Janji, tetap habiskan makanannya setelah ini,” pinta Yang Yang. Ia menghela napas dan memandang suaminya dengan serius.
Selama beberapa detik mereka hanya saling berpandangan. Dua mata beda manik yang saling menyiratkan tatapan berbeda.
“Aku mau pulang ke China.”
“Apa?” Raut wajah Seungcheol berubah datar.
Melihat ekspresi suaminya yang mulai menyeramkan, Yang Yang buru-buru bangkit dan pindah ke sisi Seungcheol. Meraih tangan laki-laki itu untuk digenggamnya dengan lembut.
“Seungcheol-a, baobei, kamu tahu aku juga punya pekerjaan. Aku juga punya tanggung jawab. Ada drama yang seharusnya sudah melakukan syuting, namun harus tertunda karena aku. Kamu tahu, kamu pasti paham, kita punya jenis pekerjaan yang mirip,” jelas Yang Yang, matanya memandang Seungcheol penuh permohonan. “Yangmao juga pasti bertanya-tanya—yah, walaupun aku jarang muncul menyapa di luar promosi—mereka mencariku.”
“Yang-a.” Seungcheol melepas genggaman tangan Yang Yang dan gantian ia yang menggenggamnya. Jemari itu kecil hingga ia bisa menggenggamnya dengan satu tangan. Sementara tangan yang lain ia gunakan untuk mengusap pipi suaminya. “Memangnya kamu yakin udah sehat?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love || Seungcheol x Yang Yang
Hayran KurguMalam penghargaan itu mengajarkan pada mereka, betapa pentingnya menghargai perasaan orang lain.