CRAZY OBSESSION : 07🌚

10K 479 22
                                    

🌚



"Loh sayang- kenapa tanganmu?" khawatir Gavin saat melihat anaknya memegangi dan mengusap lengan mungilnya,berjongkok menyamakan tingginya, jari jemarinya mengusap lembut lengan Gerry.

"Tidak apa-apa mommy, Gelly hanya terlkilir saja" celotehnya, dia merebut tas jinjing yang dibawa Willi dan menunjukkannya pada Gavin "Banyak sekali" perangah Gavin

"Sayang, kau tidak jadi mengantarkan Valdo?" tanya Gavin pada Willi

Menggeleng "Sayang, ajak kak Valdo main di kamar ya, daddy ingin bicara dengan mommy" ujar Willi mengusak rambut sang anak, dan seperti yang Willi perintahkan, Gerry pergi ke kamar dan menuntun Valdo untuk mengikutinya.

-

Willi menuntun Gavin masuk ke kamar, dan mengunci pintu, takut kalau-kalau anaknya menguping pembicaraan mereka


Cup


Gavin membolakan matanya terkejut "Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Gavin menggenggam tangan Willi


Cup


Kali ini Willi menciumnya dengan lumatan mendalam, menelusupkan masuk lidahnya dan bermain gulat dengan lidah Gavin, Gavin yang tidak bisa berbuat apa-apa pun memilih mengikuti permainannya, memberikannya akses luang.

Pasokan oksigen Gavin sudah menipis, dia mulai memukul-mukul pelan dada Willi, berharap melepaskan tautannya. Namun yang dipukul pun tak kunjung melepaskannya. Semakin menipis, tipis, habis, Gavin mendorong kuat tubuh kekar Willi, dan tautan pun terlepas paksa.

"Kau kenapa??" heran Gavin yang memang tak biasa melihat perlakuan suaminya

Willi mendorong pelan tubuh Gavin hingga tertidur dikasur, Willi bergerak menindih tubuhnya dan langsung menyambar bibir bengkak Gavin, melumatnya dengan penuh nafsu. Tangan Gavin tidak bisa diam, tangannya mengusek mencoba berusaha menjauhkan tubuh Willi, tapi lagi-lagi tangannya ditahan kuat oleh Willi.

"Mmphh"

Pergerakan Willi semakin agresif, dia mulai turun menciumi leher Gavin seraya menjilatinya dan memberikan tanda cinta disana

"Kau kenapa?!" kesal Gavin

Lagi, Willi tak menjawabnya. Tangannya mulai merogoh laci disamping ranjang dan mengeluarkan dasi beserta tali, Willi menyumpel mulut Gavin dengan dasi. Gavin kesal, sungguh. Dia tidak mengerti dengan suaminya.

"Emmmph apwa yang kau lakwukan!" berontaknya saat Willi mengikat tangan Gavin dan menyambungkan tali itu dengan ujung ranjang

"Diamlah!" bentaknya terus mempererat belitan tali.

Gavin yang mendengar Willi membentaknya pun terdiam. Tidak pernah sekali pun Willi membentaknya, tapi sekarang Willi melakukannya dan itu sangat menyeramkan. Gavin mulai terisak menitikkan beningan air matanya. Willi mengusak rambutnya frustasi.

"Apa kau bisa diam?!" dia memukul keras kasur tepat disamping kepala Gavin. Gavin pun membeku

Melihat istrinya sudah diam, Willi pun menggunting pakaian yang dikenakan Gavin, yang entah dari mana dia mendapatkan gunting itu. Dia mulai memainkan puting Gavin dengan benda tak bertulangnya. Bukan lenguhan yang Gavin keluarkan, melainkan deraian air mata, dia menangis tanpa terisak. Bukankah itu menyakitkan?

Willi melorotkan celana casual yang di pakai Gavin dan membuangnya kesembarang. Hanya tersisa balutan boxer yang mewadahi kejantanannya. Sebelum membukanya, Willi memanjakan junior Gavin yang masih terbungkus, Gavin hanya bisa menengadahkan kepalanya. Entah nikmat atau apa

GANGSTER 2 : CRAZY OBSESSION (BL) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang