CRAZY OBSESSION : 13

4.9K 375 24
                                    

"Kemana saja kau?" tanya orang itu dengan tangannya yang membawa nampan berisikan jus dan beberapa cemilan, dia mendaratkan pantatnya disebelah Gavin

"Kenapa kak Max bisa ada disini?" tanya Gavin tanpa menjawab pertanyaan Max

"Aku sengaja mencarimu"

"Kemana suamimu?"

"H-huh? Kak Max sudah mengetahuinya?"

"Kemana suamimu? Kenapa dia meninggalkanmu dengan keadaan yang seperti ini?"

"Kemana anakku?" dalih Gavin

"Gavin Chaiden" datarnya karena Gavin tak kunjung menjawab pertanyaannya

Huh

Gavin menghela napasnya dalam-dalam dan menunduk sedih mengingat kejadian itu, dia mempotek-potekkan kukunya seraya berpikir mencari alasan. Tapi tak kunjung menemukannya, alih-alih berbohong.

"I-ini salahku tidak bisa menjaga diri"

"Apa maksudmu?"

"M-Mick, d-dia menyentuhku"

Max mengepalkan tangannya sampai terdengar kretekan tulangnya, rahangnya mengeras menahan amarah, dihembuskannya napas kasarnya.

"Dia masih mengganggumu rupanya"

"K-kak aku harus menjemput anakku"

"Anak?"

-

Gavin beserta Max sudah sampai dikediaman orangtua Willi yang juga masih mertuanya, dia berniat untuk menjemput Gerry karena Gavin memutuskan untuk berpisah sementara dari Willi. Ahhh... mungkin tinggal menunggu surat gugatan cerai darinya, Gavin sudah berusaha menepis pikirannya itu, namun seakan otaknya mengajak dirinya untuk berpikiran negatif, dan juga berpikir kalau akan ada yang menggantikannya, yaitu Mick.

Pikiran macam apa itu?

Gavin tak ingin kembali lagi ke pelukan si gila itu yang sudah membuat dirinya seperti diujung percerian, bahkan dialah yang sudah membuat dirinya merasa dikhianati. Bahkan kejadian dimasa lalu yang dimana pertama Gavin bertemu dengan Mick, yang dimana moment penyiksaan itu berkeliaran di kepalanya. Entah kenapa baru merasakan sakitnya sekarang.

"Gavin, ibu mohon perbaiki hubungan kalian, ibu tidak ingin kalian sampai berpisah" pinta ibu mertua

Gavin bungkam, dia merasa dirinya jahat sudah mengingkari janjinya untuk tidak meninggalkan sang suami, namun Gavin butuh healing yang menurut dirinya bisa tenang dan mengutuk dirinya yang sudah berbuat kesalahan yang besar bahkan mungkin tidak bisa dimaafkan.

"Maafkan Gavin bu, Gavin salah tapi sungguh itu bukan keinginan Gavin--"

"Kami percaya nak- ayah mohon jangan tinggalkan dia ya? Hanya kau yang bisa merubah dia"

"Aku tidak pernah merasa merubahnya"

"Tidak. Kau sudah merubahnya ke jalan yang lebih baik" benar ibunya

"Mommy! Kenapa mommy tidak bareng berangkat dengan daddy kesini? Daddy sudah dari tadi bermain dengan Gerry juga kak Valdo" cicit bocah seraya berlarian gesit seperti cheetah yang mengejar mangsanya

"Siapa paman tua ini?"

"Tua???!" cengang Max melotot sempurna

'Tampan seperti ini dibilang tua? oh apakah mata anak ini rabun apa mungkin katarak?' batin Max merana dengan perkataan bocah tengik itu.

"Ck anda tidak ingin disebut tua?" jawab Gerry lagi dengan lantang.

Okay, entah darimana asalnya dia belajar hal seperti ini, yang pasti ini bukan didikan Gavin. Bahkan Gavin tidak pernah mendidik anaknya yang tidak-tidak, ingat itu.

GANGSTER 2 : CRAZY OBSESSION (BL) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang