CRAZY OBSESSION : 03

7.7K 590 22
                                    

"Kau harus mati"

"Kau membunuhnnya"

"Dia mati gara-gara kau!"

"Kembalikan dia!"

"Dasar pembunuh"

Gavin terjengat dan terbangun tengah malam, napasnya tersengal-sengal. Keringat mengucur bebas. Tangannya bergetar hebat, perlahan Gavin menyeka keringatnya dengan gemetar. Dan mencoba menetralkan oksigennya.

"Eunghhhh- mommy- mommy kenapa?" Gerry bertanya seraya menguap dengan mata yang perlahan melek

"Apa mommy menganggumu??" khawatir Gavin membelai surai hitam Gerry yang masih terbaring. Tak ada jawaban dari sang putra, Gavin menggelengkan kepalanya. Ternyata Gerry tertidur kembali.

"Kenapa mimpi itu kembali muncul lagi" hela Gavin menyingkapkan selimut dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka, berharap mimpi buruk itu secepatnya hilang dipikirannya.

-

"Sayang- cepat turun, atau nanti kau akan terlambat ke sekolah!" teriak Gavin dari arah dapur.

Gavin tengah memasak beberapa menu makanan untuk sarapan anak juga dirinya. Dia tampak cantik saat memasak, dengan celemek yang terikat menghalangi bagian depannya. Tangannya sangat lihai mengaduk masakan di wajan. Sesekali dia mencoba menyicipi, takutnya kurang asin atau keasinan.

PRUETTTTTT

Iseng Gerry meniup terompet plastik di belakang Gavin, sehingga suara itu mampu mengagetkan ibu rumah tangga yang sedang asik memasak.

"Kyaaaaaaa" refleks, tangan Gavin yang tengah memegang sodok pun hampir ingin menipuk bocah itu. Namun masih untung bocah itu masih sangat pendek sehingga tidak kena.

"Ash- bagaimana kalau mommy jantungan??" napasnya masih tersengal kaget. Bocah itu hanya nyengir kuda lalu berlalu duduk di meja makan. Dengan penuh perjuangan bocah itu naik, karena kursinya terlalu tinggi.

"Mommy mommy— nanti nonton lomba Gelly, kan????" cerewetnya mengadu-adukan alat makan

Yap— hari ini sekolah Gerry mengadakan lomba kreasi kecil-kecilan, seperti lomba alat musik, tari dan sebagainya, antar kelas.

"Tentu!— sekarang, Gerry harus sarapan yang banyak" semangat Gavin seraya menyodorkan sepiring nasi goreng dengan taburan sosis, juga satu paha ayam goreng.

Gavin kembali ke depan kompor dan memasukkan bekal makan siangnya. Bukan apa-apa, takutnya tiba-tiba Gerry kelaparan disana.

-

"Sayang" panggil Gavin menoleh sebentar ke arah anaknya. Karena Gavin tengah sibuk fokus pada jalan didepannya

"Iyaaaaa mommy?" sahut Gerry menoleh dan memberhentikan ayunan kakinya

"Kalau paman tampan itu menemuimu lagi, kau harus hindari dia, yaa?"

"Tidak mau (memalingkan wajah) paman itu saaaangat baik" tolaknya menyilangkan tangannya, bibirnya mengerucut

Huh

"Dengarkan mommy sayang— bagaimana kalau paman itu menculikmu, bagaimana dengan mommy— mommy pasti akan sedih. Mommy tak akan makan, mommy akan menangis setiap hari" sendunya

Gerry menoleh dengan mata yang bening, berkaca-kaca, bibirnya manyun menahan tangis "Hiks-hiks-hiks mo-mommy Ge-Gelly hiks tak akan mmmenemui paman tampan i-itu lagi" seguknya, matanya memerah, buliran air mata senantiasa mengalir indah dipipi gembul, mulus miliknya

GANGSTER 2 : CRAZY OBSESSION (BL) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang