CRAZY OBSESSION : 10

4.8K 379 11
                                    

"Valdo, paman titip bibi Gavin ya?" pinta Willi dianggukki bocah itu

Setelah itu Willi pamit untuk berangkat kerumah sakit, tak lupa dia mencium kening sang istri sayang

Dengan setelan kemeja hitam bawahan hitam, arloji senantiasa menempel menghiasi tangan besarnya, itu sangat terlihat manly. Gavin tentunya bangga bisa memiliki suami setampan dan sekeren itu

Dia sangat mencintainya

Gavin mengantar Willi ke depan dan menunggunya sampai dia menghilang dari pandangannya.

Gavin kembali masuk ke dalam dan siap untuk sedikit beberes rumah yang terlihat berantakan

"Bibi, apa ada yang bisa aku bantu?" tawarnya berdiri tepat dibelakang Gavin yang sedang mencuci piring-piring sisa dari kekacauan masaknya

Masih fokus pada cucian "Tak apa sayang, Valdo bermain di kamar saja, bibi bisa kerjakan" tolak Gavin yang tentunya membuat raut muka Valdo berubah menjadi menunduk sedih

"Aku tak enak jika diam saja, sedangkan aku hanya menumpang disini" ucapnya terdengar lebih dewasa, Gavin pun berbalik dan menyamakan tingginya dengan bocah itu.

Mengusap surai legamnya "Baiklah... Jangan memasang wajah seperti itu, Valdo bisa bantu bibi mengelap piring yang barusan bibi cuci, bisa?" dia mengangguk semangat, dan langsung berjalan ke arah rak piring dan mengambil lap, dia langsung mengerjakannya dengan hati-hati, tak ingin membuat masalah.

Selesai

Gavin duduk di ruang tv menyelonjorkan kakinya di atas sofa

"Bibi, boleh aku bantu yang lainnya?"

"Tak apa, ini sudah selesai. Terimakasih" tersenyum dan mengusak rambut Valdo gemas.

Valdo risih, tapi tidak menampilkan ekspresinya

Valdo menarik tangan Gavin yang tadi digunakan untuk mengusak kepalanya "Sama-sama"

"Sayang. Apa kau tidak merindukan orangtuamu?" tanya Gavin ragu karena takut akan menyindir perasaannya

"Apa bibi tak suka jika aku tinggal disini?"

"T-tidak bukan begitu, hanya saja-"

"Tidak bi, ayahku tidak akan pernah merindukanku bahkan menginginkanku saja dia tidak mau, sedangkan ibuku dia dibunuh oleh ayahku sendiri saat aku lahir. Ayahku yang menceritakan itu sendiri padaku" dongengnya membuat Gavin terbelalak melotot dengan mata yang hampir keluar.

Bagaimana bisa seorang ayah menceritakan itu pada anaknya sendiri? Sungguh orangtua biadab.

"B-bagaimana mungkin?"

"Entah, dia bilang dia tidak mencintai ibuku" polosnya mengedikan bahu

"Maaf, bibi tidak tau" lirih Gavin merasa bersalah telah lancang berbicara, dan mungkin saja anak ini akan kesal dengan Gavin, tapi nyatanya tidak, anak itu acuh tak acuh

"Tak apa bi, itu memang benar" lagi, Gavin merasa dirinya jahat karena telah berbicara yang seharusnya tidak ia bicarakan



Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, kini saatnya Gavin menjemput anaknya, dia mengajak Valdo yang ngotot ingin ikut, karena itu permintaan Gerry sendiri yang meminta Valdo ikut menjemput dirinya, Gavin hanya bisa menghela napas beratnya.

Gavin memberhentikan mobilnya di sebuah minimarket "Tunggu disini sebentar, bibi beli minuman dulu, bibi haus. Apa Valdo ingin titip sesuatu?"

Menggeleng "Yasudah, jangan kemana-mana, mengerti?" mengangguk tanda mengerti

GANGSTER 2 : CRAZY OBSESSION (BL) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang