tujuh

2K 336 154
                                    

Ketujuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketujuhnya.. tidak salah dengar, kan?

Olivia mengerti, Anne mungkin khawatir padanya karena terbawa perasaan. Tetapi, Anne yang ia kenal tak seperti ini. Anne bahkan terlihat sudah berpengalaman dalam percintaan—yang mana realitanya gadis itu sama sekali tak pernah memiliki kekasih selama dua puluh satu tahun ini. Sebab Anne hanya dekat dengan Bryan sejak dulu, tidak ada laki-laki lain yang mungkin bisa membuatnya jatuh cinta seperti kebanyakan remaja.

"Anne? Lo ga sakit, kan?" Sean bertanya dengan raut wajah bingung. Mendengar pertanyaan aneh itu, Jane memukul keras lengannya, sehingga Sean mengaduh sakit. Sementara itu, Anne menggeleng pelan. Ia berkata, "Engga, Anne baik-baik aja, kok."

"Halo sayang!"

Bukan, itu bukan Olivia yang menyapa Sean seperti biasa. Tapi, itu adalah sapaan seorang gadis asing yang tiba-tiba datang ke meja mereka berdelapan. Menghampiri Bryan, lebih tepatnya—dengan senyuman lebar tertampang di wajahnya. Gadis itu—Serra menyentuh pundak Bryan dengan kedua tangannya, Bryan sendiri langsung mendongak menatap wajah cantik gadis yang baru ia pacari semalam. Meremas tangan Serra lembut.

Jane menaikkan satu alisnya. "Lo siapa manggil Bryan pake sayang, gitu?"

"Gue pacarnya." Serra menatap sinis Jane, senyumnya berubah menjadi seringaian. Ia memperhatikan satu-persatu ketujuh orang yang berada di hadapannya. Tak dapat dipungkiri, Olivia, Jane dan Laura terkejut. Terkecuali Anne, karena dirinya sudah mengetahui hubungan pendekatan antara mereka berdua. Dan melihat Anne tak terkejut sama sekali, membuat Serra merasa geram.

Bagaimana bisa Anne tak terkejut?

Serra lantas menjulurkan tangannya ke arah Anne, "Hai cantik! Sahabatnya Bryan, ya? Kenalin, aku Serra Ferina. Pacarnya Bryan." ujarnya menggunakan penekanan diakhir kalimat.

Anne tersenyum kikuk, namun menerima uluran Serra pada akhirnya. Serra segera melepaskan ulurannya meski baru tiga detik tangan Anne menempel di tangannya. Melihatnya, Laura memutar bola matanya malas. Ia tentu ingat siapa gadis di dekatnya ini, perempuan gatal yang sempat mendekati Deon saat mereka berdua berpacaran dulu. Dan pastinya, tidak baik untuk dipacari. Tetapi, Laura tidak merasa bertanggung jawab akan Bryan.

Ia bertugas untuk mengikuti alur, dan menyemangati Anne bila diperlukan.

"Sayang, ayo! Kamu jadi kan, nemenin aku ke perpustakaan?" tanya Serra sambil menggenggam tangan Bryan. Tentu saja, Bryan tidak lupa akan janjinya untuk menemani sang kekasih ke perpustakaan. Ia pun berdiri, merapihkan bajunya sebentar. Lalu menatap Anne yang tengah mendongak padanya. Bagaimana pun, Bryan menjadi tak enak pada Anne. Ia berucap, "Ro—Anne, ak.. gue pergi dulu, ya.. lo.. gue titip ke cewek-cewek. Jangan kema—"

"Ssh.. ayo! Lama, kamu!" kesal Serra. Ia cepat-cepat menarik Bryan meninggalkan ketujuh temannya.

Deon menggeleng pelan melihat kelakuan Bryan. Ia tak habis pikir dengan pemuda itu. "Iyan--tipe suami yang takut sama istri, kalo gue liat-liat. Mukanya tadi kayak abis ke-gep selingkuh sama bule."

𝐋𝐎𝐂𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang