dua lima

1.9K 310 146
                                    

sebentar lagi ending~ tapi vote nya makin turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebentar lagi ending~ tapi vote nya makin turun.. apakah aku harus gantung ini cerita 🤔

140 vote for double up ⊙﹏⊙

•••

Pagi hari ini, Olivia sedang berjalan-jalan di koridor Kampus—bersama Sean, tentu saja. Mereka berdua akhir-akhir ini selalu pergi berangkat Kuliah bersama, meskipun terkadang jadwal mata pelajaran mereka tidak sama. Sean akan menunggu Olivia sampai selesai, biasanya. Namun, hal ini sudah tidak aneh lagi bagi orang-orang yang tengah kasmaran.

Hanya saja, perlu diingatkan bahwa tidak ada hubungan yang selalu berjalan secara kemauan pribadi.

Contohnya seperti saat ini,

"Oliv, lepas! Tangan lo berat banget," ucap Sean sambil berusaha melepaskan tangan Olivia yang memeluk erat lengannya. Ia menghentikan langkahnya, dan menarik napas panjang sebelum menatap Olivia tajam. Selain berat, hal yang dilakukan oleh Olivia membuat keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang Kampus. Ini sedikit memalukan.

"Hah? Berat? Lah terus kemarin-kemarin aku peluk tangan kamu kayak gini, kamu gapapa kok." Olivia mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Malu diliatin orang-orang,"

"Emangnya kenapa, kalo diliatin? Malahan bagus dong, itu berarti mereka punya mata—dan kita yang jadi objeknya." balasnya santai. Olivia bahkan merasa senang, jika orang-orang Kampus mengetahui kalau dirinya tidak bertepuk sebelah tangan. Ia ingin membuat orang-orang yang telah mengejeknya karena tak bisa mendapat Sean dulu bungkam.

"Lagian ya, kamu kan pacar aku. Artinya aku bebas dong buat ngelakuin skinship kayak gini. Gimana, sih?" lanjut Olivia, namun kali ini dengan perasaan kesal.

"Ya, tapi ga di tempat umum juga, Oliv!"

Sean membentak Olivia tanpa sengaja. Ia dapat merasakan jika pelukan Olivia pada tangannya melonggar—tak seerat seperti sebelumnya. Sementara itu, Olivia yang merasa terkejut akan bentakan itu pun lantas mendorong bahu Sean menjauh. Olivia membenahi diri, "Biasa aja dong ngomongnya! Ga usah bentak-bentak segala!"

"O-oliv.. gue.." lihat, bahkan kini Olivia enggan menatap Sean. Dan tentu saja hal ini membuat pemuda itu merasa bersalah. Ia kelepasan,

"Aku duluan."

"Ck, Liv, jangan tinggalin gue!" teriak Sean ketika Olivia belari pergi menjauhinya. Ini benar-benar membuatnya merasa panik, sungguh. Meski pun Olivia seperti wanita jadi-jadian, namun gadis itu juga memiliki hati. Terakhir kali Sean membentaknya, Olivia menangis di taman. Sean mengacak rambutnya frustasi. Ia menggeram, "Gue ini sebenernya kenapa, dah?"

Pemuda itu menggelengkan kepalanya. Ia pun segera berlari untuk mengejar Olivia—namun dirinya kehilangan arah.

Olivia pergi entah kemana.

𝐋𝐎𝐂𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang