dua tujuh

1.9K 270 148
                                    

selamat malam minggu! 100 comment for double up :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

selamat malam minggu!
100 comment for double up :D

•••

Di dalam Apartemen no. 4, terdapat Olivia yang sedang sakit demam. Sebenarnya, ia jarang sekali sakit namun sekalinya sakit bisa sampai mematahkan tulang rusuknya. Gadis itu tampak lesu dan tak bersemangat dalam menjalani kesehariannya. Dan hal itu membuat Sean merasa iba—ia lantas memutuskan untuk menjenguk pacarnya sambil membawa buah-buahan.

Niatnya memang sekedar untuk melihat keadaan Olivia, lalu kembali pulang ke Apartemen. Hanya saja.. Olivia tetaplah Olivia.

"Jangan pulang.. temenin dulu sebentar,"

Meski kata terakhir sulit dipercaya, Sean hanya bisa menarik napas panjang dan menuruti permintaan Olivia. Apa pun itu, Sean lakukan. Selagi bisa membuat Olivia senang dan nyaman, kenapa tidak? Lalu pemuda itu duduk di sofa depan televisi, samping Olivia. Ia dapat merasakan jika gadis itu tengah menggigil di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Sean sedikit merasa gemas karena tubuh Olivia mendadak kecil ketika ditutupi selimut. Ia pun bertanya, "Udah minum obat belum?"

"Belum, males ah. Ga bisa nelen tablet,"

"H-hah? Liv yang bener aja.. masa udah dua puluh dua taun idup, tetep ga bisa nelen obat tablet? Kalah sama ponakan aku yang masih lima taun. Dasar cemen," cibir Sean sedikit kesal. Ia kesal karena alasan dibalik kenapa Olivia sama sekali belum memakan obatnya, benar-benar membuat Sean tak habis pikir. Olivia ini benar-benar, ya..

"Dih, bukan aku doang ya yang ga bisa nelen obat tablet! Banyak kok ora—eh, mau kemana?" tanya Olivia ketika Sean beranjak dari duduknya.

"Mau ngambil obat lo." ucapnya.

"Eh, jangan! Aduh, mampus gue!" Olivia menepuk jidatnya. Sean sudah pergi ke dapur, untuk mencari kotak obat. Tentu saja Olivia merasa panik. Tidak mungkin dirinya hanya diam dan menyerah akan suatu obat. Ia dengan segera membuka selimutnya yang melilit ditubuhnya. Ini sedikit sulit dan membutuhkan waktu.

"Diem, jangan kemana-mana." baru juga selesai membuka selimut, Sean tiba-tiba sudah ada di hadapannya. Olivia belum sempat beranjak, padahal.

"Buka mulutnya," suruh Sean.

"Udah aku bubukin obatnya, yakali masih ga bisa nelen. Cepet nurut, aaaaa~" Sean meraih dagu Olivia, sebelum ia tarik ke bawah agar bibir Olivia terbuka. Sendok yang berisi obat telah dicairkan itu—ia arahkan ke mulut Olivia. Dan akhirnya, Olivia menelan obat itu dengan terpaksa, membuat Sean tersenyum senang dan bangga melihatnya.

"Nih, minumnya." Sean menyodorkan satu gelas air kepada Olivia. Kemudian secara reflek tangannya mengusap-usap kepala Olivia lembut.

"Makasih pacarku.."

"Dih, makasih doang? Kamu ga mau minta maaf karena ngerepotin aku, gitu?" Sean bertanya pada Olivia yang sedang minum. Pertanyaan yang ia berikan itu merupakan suatu candaan—untuk memancing Olivia agar mengomel, atau setidaknya banyak bicara. Tapi, gadis itu malah menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Sean. Ia mengerutkan dahi,

𝐋𝐎𝐂𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang