sembilan

1.9K 346 111
                                    

"Gerah banget pengen mandi,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gerah banget pengen mandi,"

Keluh Jane pada Varrel. Ia mengibaskan tangannya beberapa kali berharap angin datang kepadanya. Kalau bisa menawar, Jane ingin angin muson barat. Mumpung bulan ini adalah bulan Oktober, jadi tidak mustahil bagi angin muson barat muncul di permukaan. Karena periodenya dari Oktober—April. Ia benar-benar merasa gerah, mau berjalan lebih jauh rasanya tidak bisa lagi. Jika begini jadinya, Jane lebih baik terbang saja.

Itu pun kalau Jane punya sayap, yang sayangnya ia bukanlah seekor burung.

"Sama, ini mataharinya terik banget. Bikin panas sebadan-badan." ucap Varrel yang mana disetujui oleh Jane. Tetapi, gadis itu segera menggeleng tidak jadi menyetujui ucapannya. Varrel mengerutkan dahi bingung dengan sikap Jane.

Jane sendiri malah mendengus. "Lagian, kamu bangunnya kesiangan. Jadi jogging panas-panas gini, kan. Padahal rencana awal mau jam 6 pagi, nyubuh. Eh, jadinya malah jam 8 pagi. Bener-bener deh bikin emosi," gerutunya kesal membuat Varrel terkekeh pelan. Varrel mengusak rambut Jane, kekasihnya ini terlihat lucu ketika menggerutu seperti tadi.

"Hehehe, maaf.."

Varrel merangkul Jane, lalu mendekatkan wajahnya pada pipi Jane, mengecup pelan pipi Jane—bagian wajah Jane yang paling ia sukai—yang mana membuat Jane salah tingkah sendiri. Pipi Jane memanas, entah mengapa membuatnya merasakan geli di dalam perutnya. Ia segera mengontrol ekspresi wajahnya menjadi biasa saja, dan membuang muka, sebab Varrel pasti akan meledeknya jika dirinya ketahuan salah tingkah.

Padahal sebenarnya Varrel sudah tahu..

"Jane coba tebak," mendengarnya, Jane menoleh pada Varrel. Ia menaikkan alis menunggu pertanyaan Varrel. Pemuda itu lantas melanjutkan, "Merah, merah apa yang gemesin?"

"Hm.. balon warna merah?"

Jawaban Jane yang asal membuat Varrel menepuk dahinya pelan. Apa Jane baru saja menganggap balon itu sebuah benda yang menggemaskan? Ia menggelengkan kepalanya takjub dengan perilaku Jane. Kapan-kapan ia akan membelikan balon berwarna merah untuknya. Ia kemudian terkekeh, "Bukan, astaga.."

"Terus?"

Raut wajah Jane yang kebingungan sangat menggemaskan bagi Varrel. Polos dan lucu—dua kata yang sangat tepat sekali untuk menggambarkan bagaimana Jane saat ini. Dan karena tidak tahan lagi membuat Jane harus kebingungan berlama-lama sebab tidak tega, Varrel kemudian memutuskan menjawab dengan santai, "Pipi kamu lah, apalagi coba.."

Jane membulatkan matanya, lalu menutup kedua telinganya. "Gatau, gatau, ga denger, tutup telinga, berisik banget!"

"HAHAHAHA SALTING, CIE CIE.."

"Engga tuh, mana ada?" Jane mendelik kesal melihat Varrel yang terbahak-bahak menertawai dirinya. Ia menurunkan kedua tangannya dari telinga, melipatnya di dada--sambil menatap sekitarnya. Tidak ingin melihat Varrel sementara, karena jika dilakukan maka Jane akan kembali salah tingkah. Jane melihat sekelilingnya, matanya mencari sesuatu yang mungkin bisa menyegarkan tenggorokannya.

𝐋𝐎𝐂𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang