dua tiga

1.8K 292 166
                                    

Anne akhirnya sampai di Kampus dengan Harsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anne akhirnya sampai di Kampus dengan Harsa. Ia turun dari motor pemuda itu dengan wajah berseri—karena berhasil mendapatkan novel yang Anne inginkan setelah sekian lama. Anne merasa sangat senang, rasanya seperti dibuat semangat kembali setelah dibuat kecewa. Ia tidak sabar untuk membaca novelnya nanti di Apartemen.

Gadis itu tak lupa, ini semua berkat Harsa.

Harsa, dia benar-benar menepati janjinya pada Anne, untuk mengantar Anne pergi ke toko buku. Bahkan di waktu pagi-pagi.

"Eum, Harsa.. makasih ya sekali lagi. Aku gatau harus bales kebaikan kamu kayak gimana. Bahkan kamu rela-relain bangun pagi, di saat kita sama-sama punya jadwal masuk siang. Kamu baik banget serius, ga bohong! Pokoknya, makasih banyak, banyak, banyak, yaaa.." kata Anne sambil tersenyum lebar.

"Kamu makasih terus, nanti aku bilang sama-samanya banyak dong.." Harsa mengusap rambut Anne lembut.

"Hahaha.. ya engga gitu juga,"

"Ya udah Na, aku ke kelas duluan ya! Enna gapapa kan ga aku anter ke kelas? Aku ada perlu soalnya.." tanyanya kepada Anne. Ia sebenarnya merasa tidak enak jika harus meninggalkan Anne di parkiran motor sendirian. Oleh sebab itu dirinya meminta izin terlebih dahulu pada Anne. Jika Anne keberatan ditinggal, Harsa akan mengantar Anne ke kelasnya.

Namun, kenyataannya Anne sama sekali tidak keberatan. Ia terlalu merepotkan Harsa hari ini. "Gapapa, Sa. Anne bisa ke kelas sendiri, kok.."

"Bener, ya?"

"Iya, bener, Sa. Cepetan pergi! Hush, hush," usir Anne diiringi kekehan kecil. Tak lupa tangannya ikut mendorong bahu Harsa secara pelan. Pemuda itu tertawa geli, sebelum berjalan mundur sambil berteriak dengan keras. "Enna, jangan lupa baca novelnya, ya! Nanti kalo udah tamat kasih tau aku, biar aku tahu jalan ceritanya gimana. Ga ada penolakan!"

Anne membalasnya dengan senyuman. Ia dapat melihat punggung Harsa menjauh dari pandangan. Dan Anne memutuskan untuk berjalan sambil membawa novel di dekapannya.

Tetapi, Serra tiba-tiba berada di hadapan Anne.

"Jawab yang jujur Anne. Itu tadi laki-laki yang bareng lo siapa, hah?! Bisa-bisanya ya lo deketin cowok yang punya tampang ganteng doang!" cibirnya membentak, yang membuat Anne terkejut. Serra tidak iri kok, ia hanya kesal saja pada Anne. Ia menarik napas, "Emangnya lo ga ngaca ya, muka lo kayak apa? Udah ngerasa pantes, deket-deket sama cowok? Iya?"

"Serra, Harsa cuma temen aku. Kita ga ada hubungan apa-apa, sumpah. Lagian, Harsa yang ngajak temenan. Bukan aku," Anne berkata dengan sejujur-jujurnya kepada Serra.

"Alah basi, palingan lama-lama diembat."

"Astaga Serra, kamu kenapa sih tiba-tiba marah kayak gini. Harsa siapanya kamu, emang?" tanya Anne, yang sama sekali tidak dibalas oleh Serra. Gadis itu hanya terdiam. Anne kemudian melanjutkan, "Serra, denger ya. Kalo misalnya Harsa bukan siapa-siapanya kamu, lebih baik kamu urusin hubungan kamu sama Bryan, masih pacaran kan?"

𝐋𝐎𝐂𝐀𝐓𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang