|| PROLOG ||

11.4K 477 21
                                    

Seoul, 2019

00.00
Waktu menunjukan tengah malam , kim jisoo terbangun oleh dering ponselnya di atas meja nakas.

Kringg....kringg....kringg....

Dengan setengah sadar ia segera meraih ponselnya lalu menggeser tombol hijau "yeboseo..." jawabnya dengan mata yang masih tertutup

"Selamat malam apa benar ini dengan kim jisoo" ucap seseorang dari balik sambungan telepon

"Ne.. saya kim jisoo" ucap jisoo

"Nona kim jisoo, saya ingin memberitahukan jika kedua orang tua anda telah mengalami kecelakaan dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit seoul"ucap seseorang lalu dengan segera ia memutuskan pangilan tersebut

Mendengar kabar buruk yang menimpa kedua orang tuanya seketika membuat sekujur tubuh jisoo menjadi bergetar tanpa sadar air matanya lolos begitu saja, tanpa pikir panjang jisoo segera berlari mencari kunci mobilnya dan melesat pergi menuju rumah sakit.

Butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di rumah sakit karena jisoo mengemudi menggunakan kecepatan tinggi. Pusat fokusnya sudah tidak karuan karena pikirannya hanya tertuju dengan kondisi kedua orang tuanya saat ini.

Dengan kondisi yang sangat kacau gadis itu berlari menuju resepsionis untuk menanyakan keadaan orang tuanya. Sudah dua jam ia berjalan mundar mandir didepan ruang operasi, sesekali ia bersujud berdoa memohon keajaiban untuk kondisi orang tuanya. Karena tadi dokter sempat mengatakan jika kemungkinan besar nyawa korban hanya bisa diselamatkan tiga puluh persen sisanya kita serahkan kepada yang diatas.

Dokter yang menangani sang ibu keluar dari ruang oprasi pertama dengan segera jisoo menghampiri sang dokter
"Dokter bagaimana keadaan ibu saya?" Tanya jisoo

"Maaf nona, kami sudah melakukan yang terbaik untuk kedua orang tua anda, tetapi ternyata tuhan sudah mempunyai kehendak lain untuk mereka berdua" ucap sang dokter yang bernama kim jenny.

"Maafkan kami, kau yang tabah nona" ucap dokter kim namjoon yang menepuk bahu kim jisoo

"Mak...maksud dokter ?" Ucap jisoo secara terbata-bata ingin memastikan maksud dari perkataan kedua dokter tadi

Dokter jenny segera berjalan memeluk tubuh jisoo "Kedua orang tua anda sudah tiada, anda harus ikhlas dan tabah" ucap jenny sambil menepuk lembut punggung jisoo

"Tidak... tidak mungkin anda pasti berbohong kan ?" Tangis jisoo berubah menjadi histeris Hikss...hikss.. "Appa, eomma kenapa kalian meninggalkan jisoo sendirian " ucap jisoo sebelum semua penglihatannya berubah menjadi gelap.

🍂🍂🍂

France, 2019

Disebuah ruangan yang begitu sangat mewah terdapat sosok pemuda tampan yang tengah menyandarkan kepala di kursi kebesarannya sambil menikmati alunan musik klasik yang sudah menjadi favoritenya ketika ingin menenangkan diri sejenak saat melewati hari-hari yang sangat melelahkan dia adalah Kim seokjin. Pikirannya saat ini tengah kacau karena ia selalu dituntut untuk menikah oleh kedua orang tuanya. Tidak pernah sekalipun terlintas dipikirannya untuk menikah karena itu hanya akan membuang-buang waktu. Terlebih lagi ia bukan tipe orang yang percaya akan cinta, karena baginya cinta adalah hal yang bulshit. Bukannya gimana hanya saja dulu ia pernah sangat mencintai seseorang tapi dia malah ditinggalkan begitu saja menikah dengan orang lain karena alasan cara mencintai yang salah. Semenjak saat itu iya memutuskan untuk tidak akan mencintai seseorang lagi.

Tapi kali ini berbeda, seokjin yang sangat menyayangi kedua orang tuanya dengan terpaksa harus menuruti keinginan sang ibu untuk menikahkannya dengan seseorang yang bahkan dia sendiri tidak mengenalnya. Biasanya seokjin selalu menolak dengan alasan akan mencarinya sendiri tapi kali ini kemungkinan besar ibunya tidak akan percaya lagi padanya.

SORRY •|| JINSOO ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang