Story🌷

4.4K 316 10
                                    

"Ada waktu untuk berharap, dan ada waktu untuk berhenti. Ada masa dimana untuk mulai memperjuangkan, namun ada juga waktu untuk mengikhlaskan."

Suasana pagi yang sangat cerah terlihat jelas dari atap rumah kaca milik seokjin ini. Ditambah lagi dengan pemandangan hijau dari pohon-pohon rindang diluar sana semakin membuat suana pagi yang sangat menenangkan hati.

Kim jisoo mulai merengangkan otot-ototnya lalu beranjak membuka pintu kaca didepannya "selamat pagi dunia" ucap jisoo dengan senyuman lalu ia mulai memejamkan matanya sejenak sambil menikmati udara pagi yang sangat menyehatkan menurutnya. Setelah dirasa cukup jisoo mulai melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk dia dan dirinya.

Jisoo mulai memasak didapur sedangkan seokjin entah dari mana datangnya tiba² dirinya sudah duduk didepan meja pantry dan tak lupa dengan laptop kesayangannya juga.

"Omo kamchagia " ucap jisoo yang baru saja datang dari kulkas mengambil beberapa buah "ya tuhan jika setiap hari seperti ini bisa² hambamu akan cepat mati muda" pikir jisoo dalam hatinya

"Kau terlalu lebay" ucap singkat seokjin dengan tatapan masih fokus kepada layar laptop

"Anda selalu mengagetkan saya tuan, mungkin anda memang ingin saya cepat mati muda" ucap jisoo yang sedang berjalan menuju wastafel untuk mencuci beberapa buah yang ia bawa.

"Jangan mati muda dulu, kita bahkan belum sempat membuat anak" ucap seokjin

"What ?" Jisoo menoleh kearah seokjin

"Apa kau lihat-lihat ? Apa kau ingin matamu itu aku congkel ?" Ucap seokjin yang mulai menatap jisoo

"Menyebalkan !" Jisoo berucap kecil lalu kembali melanjutkan aktivitasnya

"Kau tidur dimana semalam ?" Tanya seokjin tiba²

"Apa urusanmu ? Terserahku mau tidur dimana" ucapnya dalam hati

"Hey apa kau mulai tuli " ucap seokjin

"Saya tidur di sofa tuan seokjin" ucapnya tanpa menoleh kearah seokjin

Lalu suasana berubah menjadi hening seketika. Lima belas menit kemudian akhirnya jisoo sudah selesai menyiapkan semuanya dan mulai mencari keberadaan seokjin yang pergi entah kemana.

Tok..tok..tok..

"Tuan sarapannya sudah siap" panggil jisoo yang berada didepan kamar seokjin

"....."

"Apa anda didalam ?"

"....." masih tidak ada sautan lalu jisoo memberanikan diri untuk masuk kedalam

"Sepi" ucap jisoo lalu mulai beranjak meninggalkan kamar tersebut "apa mungkin dia diluar ?" Lalu ia beranjak menuju halaman depan dan ternyata benar pria itu sedang duduk di kursi depan dengan mata terpejam entah dia tertidur atau tidak , ya tidak ada yang tahu pasti.

Sedikit merasa lupa diri, tanpa sadar dirinya mulai menatap wajah polos seorang pria dihadapannya yang sudah berstatus sebagai suaminya meskipun dengan cara terpaksa "kau memang sungguh tampan. Tapi sayang sikap kasarmu itu menutupi ketampananmu" ucap jisoo lalu beranjak menghampiri seokjin

"Tuan bangun" ucap jisoo pelan

"...."

"Apa kau tertidur ? Sepertinya dia terlihat sangat lelah" ucap jisoo lalu sedikit mendekatkan wajahnya kehadapan seokjin

"Sepertinya memang dia tertidur" pikir jisoo dalam hatinya lalu tanpa sadar ia sedikit terbuai dengan ketampan seokjin dari dekat dan tanpa sadar dirinya tidak sengaja mencium bibir tebal milik seokjin itu.

SORRY •|| JINSOO ||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang