FAMILY STORY'S [ILYOUNG]

Alun-alun Lama

Peringatan : Hanya cerita karangan author, tidak ada kaitannya dengan Taeil Doyoung maupun Yangyang RL
Alur cerita hanya Tuhan dan author yang tau hehe:>
Update tidak menentu, tergantung mood author, jangan lupa vote dan comment!!!

Warn! Lokal Semarang - Indonesia
2.6k words☺️
Typo bertebaran

_____

_____

_____

_____

_____

.

.

.

.

"Jarene wong jowo kuwi 'witing tresno jalaran saka kulino' kan mas?" Tanya pemuda itu, sambil sibuk melihat cerita di handphonenya mencoba mencari cari cerita yang menarik. [Katanya orang Jawa itu 'cinta tumbuh karena terbiasa' kan mas?]

"Iya dek, terus? opo seng meh mbok takokke karo mas?" Jawab pemuda disebelahnya, menatap wajah serius itu dari samping. [Iya dek, terus? Apa yang mau kau tanyakan sama mas?]

"Ora ana mas, tapi kok awak dhewe ra koyok ngono yo? Padahal wis suwe awak dhewe bareng." Pemuda itu menoleh, mengharapkan jawaban dari pemuda disebelahnya. [Ngga ada mas, tapi kok kita ngga kayak gitu ya? Padahal kita udah lama bareng.]

Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum miris, menatap dalam mata didepannya, seolah-olah ingin menyadarkan sesuatu dari dalam pemuda itu.

"Aku yo ra ngerti dek Doy, yowes ayo bali omah, mengko digoleki karo wong tuwa mu." Pemuda itu berdiri, membersihkan debu-debu yang menempel pada celananya, lalu merogoh saku dan mengambil kunci motor. [Aku juga ngga tau dek Doy, ya udah ayo pulang rumah, nanti dicariin sama orang tuamu.]

"Eh mas il!! mbok Yo enteni to!!" Pemuda yang dipanggil dek Doy itu berdiri dan segera menyusul 'Mas Il' yang sudah berjalan menuju parkiran. [Eh mas il!! Tungguin dong!!]

Yap, itu Taeil dan Doyoung, mereka bertemu di SMP negeri yang berada di daerah sana. Mereka bisa bertemu karena Taeil yang tidak sengaja melihat Doyoung hampir bertengkar dengan siswa lain di depan ruang BK, lalu Taeil membawa Doyoung ke UKS karena Taeil melihat adanya luka cakaran di bagian pipinya.

Bahkan sampai mereka kerja, mereka juga bekerja di bagian dan tempat yang sama. Namun, seperti kata Doyoung, dia tidak memiliki perasaan apapun terhadap Taeil.

Lain hal nya dengan pemuda Tan tersebut, dia sudah memiliki perasaan pada Doyoung sejak SMA saat Doyoung menjadi Bendahara OSIS, dan dia ketuanya. Ahh, Taeil jadi ingin melihat muka galak Doyoung yang sedang menagih kas harian kepada anggota lainnya.

"Mas? Napa ngalamun? Ayo Bali, tapi mampir alun-alun sek ya mas, hehe." Ucap Doyoung sambil memperlihatkan gummy smile nya. [Mas? Kenapa melamun? Ayo pulang, tapi mampir alun-alun dulu ya mas, hehe.]

Taeil hanya menggelengkan kepala, mengambil helm lalu memasangkannya pada Doyoung, membuat Doyoung bersemu merah samar, karena memang parkiran minim cahaya.

Setelah siap, Taeil tancap gas menuju alun-alun yang berada di dekat pasar, walaupun harus putar balik, tapi gapapa. Apa sih yang ngga buat dek Doy.