FAMILY STORY'S [ILYOUNG]

Man

Peringatan : Hanya cerita karangan author, tidak ada kaitannya dengan Taeil Doyoung maupun Yangyang RL
Alur cerita hanya Tuhan dan author yang tau hehe:>
Update tidak menentu, tergantung mood author, jangan lupa vote dan comment!!!

Using Doyoung's POV

____

____

____

Aku menyebutnya, lelaki malam yang datang kala hujan, mungkin terlalu rumit tapi itulah faktanya, dia hanya muncul jika malam sedang hujan ataupun malam dengan bulan penuh.

Apakah bisa aku sebut dia seorang selenophile? Nyctophile? Pluviophile? Ya, bisa saja. Karena aku selalu bertemu dengannya disaat malam, bulan baru, ataupun hujan.

Entah apa yang membuatku terlalu penasaran dengan sosoknya, bahkan aku sendiri belum pernah melihat mukanya selama ini, dia memakai masker hitam dengan topi yang menutupi bagian atas kepalanya dan tidak lupa juga hoodie hitam yang selalu melekat di tubuhnya. Ya, dia memang se misterius itu.

Bagaimana kita pertama kali bertemu? Ahh, mungkin ini tidak masuk akal bagi kalian, aku cukup malu untuk menceritakannya.

Aku bertemu dengannya di halte bus, malam yang dingin dan juga gelap, tidak ada bintang yang menemani bulan, karena kala itu hujan turun sangat deras. Aku saat itu sedang sakit hati karena seseorang di masa lalu, kemudian kalian tahu sendiri, aku menangis disana dan sialnya hujan turun begitu saja.

Entah aku yang tidak sadar atau aku yang tiba terlebih dulu, namun lelaki itu duduk di ujung bangku halte, menyaksikan ku yang masih saja menangis disana.

Mungkin dia ada sedikit rasa iba, dia tiba-tiba memberikan sapu tangannya kepadaku. Tentu saja aku terkejut, bagaimana bisa seseorang memberikan sapu tangannya secara cuma-cuma kepada orang asing sepertiku.

"T-terima kasih." Hanya itu yang mampu ku ucapkan, aku tidak tega jika menolak pemberiannya.

Hal singkat itu, membawaku terus kepadanya. Hanya tentang sapu tangan yang terlupakan, aku bisa terus bertemu dengannya. Ini cukup lucu, aku baru mengembalikan sapu tangan itu pada keesokan harinya, di tempat, waktu, dan  suasana yang sama.

Singkat cerita, aku terkadang bertemu dengannya di taman, walaupun tidak jauh dari halte. Dan waktu itu, waktu pertama kali ku mendengar suara yang keluar dari mulutnya.

"Pulanglah, hari sudah larut." Hanya 4 kata, itu sudah membuatku menjadi orang yang spesial untuknya.

Hubungan kita dekat, bahkan semakin dekat kala dia menantang ku untuk membuka masker yang selama ini dia pakai.

"Saya tahu kamu penasaran, bukalah." Aku cukup tertegun beberapa saat setelah mendengar suara deep nya, lalu aku memberanikan diriku untuk memegang maskernya, lalu menurunkannya perlahan.

Hingga kemudian aku melihatnya sedikit terkejut, dan berlari meninggalkanku sendirian disini, aku lihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Ahh, pukul 10.15, entah kenapa aku benci setiap melihat jam yang menunjukkan pukul 10.15.

Pasti, di jam tersebut dia akan berlari meninggalkanku sendirian, entah kenapa dia begitu hapal dengan waktu yang berjalan, aku membenci sekaligus menyukai, berarti dia adalah tipe seseorang yang tepat waktu.