Jealous

536 41 0
                                    

Peringatan : Hanya cerita karangan author, tidak ada kaitannya dengan Taeil Doyoung maupun Yangyang RL
Alur cerita hanya Tuhan dan author yang tau hehe:>
Update tidak menentu, tergantung mood author, jangan lupa vote dan comment!!!

____

____

____

Sekarang jadwal NCT sedang longgar, kemungkinan hanya beberapa hari, jadi sebisa mungkin mereka memanfaatkannya dengan baik.

Dorm 127 sedang rusuh sekarang, apalagi kalau bukan karena Doyoung dan Haechan? Ditambah lagi Taeyong, lengkap sudah keributan disana.

Mark hanya tertawa menyaksikan Doyoung yang selalu kalah dengan Haechan. Sedangkan yang lain sibuk dengan urusan masing-masing.

Taeil yang mendengarkan musik, Johnny yang sibuk di kamarnya, Jaehyun dan Jungwoo yang mengobrol santai di meja makan, serta Yuta yang sedang menonton film.

"DOYOUNG!! HAECHAN!? Tolong lah sehari saja kalian tidak adu mulut!? Sudahlah, pusing aku mendengarkan teriakan kalian." Taeyong sedikit memijat pelipisnya, lalu memilih untuk ke dapur mengambil minum, dan bergabung bersama Jaehyun dan Jungwoo.

"Kenapa kau melihatku seperti itu hah!?" Teriak Doyoung, sedangkan Haechan dan Mark hanya tertawa melihat muka Doyoung yang menurutnya sedikit aneh.

Haechan tersenyum lebar, lalu perlahan mendekat ke arah Taeil dan duduk disebelahnya, memeluk lengan Taeil dan membuat Taeil sedikit kaget melihat tingkah Haechan.

Mark yang tahu Haechan hanya gimana berusaha menahan tawanya, lalu berlari menuju kamar Johnny.

"Kalau sudah begini, aku tidak ikut-ikutan ya Hyung..." Ucap Mark sebelum dia berlari.

Haechan semakin tersenyum, kemudian mencium sekilas pipi Taeil dan mulai bergelayut manja di lengan Taeil. Dan Taeil pun sudah mematikan musiknya, sesekali Taeil melirik Doyoung yang menyaksikan itu semua dari dekat.

"Kenapa Chan? Ngga biasanya." Taeil mengernyitkan dahinya, bingung dengan perilaku Haechan. Biasanya jika tidak ada jadwal, Haechan akan dekat dengan Mark, bukan dirinya.

Doyoung mendengus, memanyunkan bibirnya, lalu berjalan dengan menghentakkan kakinya menuju kamarnya, apakah Taeil Hyung tidak mengerti perasaannya?

"Sudahlah Chan, kasian Doyoung." Haechan meringis, lalu mengangguk.

"Kau tau Hyung, lagipula kelincimu itu biasanya mudah bukan Hyung jinakkan?"

"Mungkin kali ini tidak, tunggulah disini, atau kau menyusul saja dengan yang lain." Taeil berdiri, berjalan menuju kamar Doyoung, namun saat ingin membukanya, ternyata pintunya terkunci dari dalam.

"Doy? Bisa buka pintunya ngga?" Taeil mengetuk pintu, setelah menunggu beberapa menit, kemudian pintu terbuka, memperlihatkan Doyoung dengan muka yang merah.

Tanpa disuruh, Taeil langsung masuk ke kamar Doyoung dan menutup kembali pintunya. Taeil memperhatikan Doyoung secara intens, membuat Doyoung malu.

"H-hyung? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Doyoung berusaha menetralkan wajahnya. Taeil mendekat, kemudian mengusap perlahan poni Doyoung, hingga ke lehernya.

"Wajah dan matamu tidak bisa berbohong sayang, apa kau baru saja menangis? Kau tau? Kau itu tidak pandai berbohong." Doyoung diam, kadang dia kesal kenapa pacarnya yang satu ini terlalu peka dengan keadaan.

Taeil tersenyum, menarik lengan Doyoung, menyuruh Doyoung duduk dipinggir kasur, sedangkan Taeil berlutut di depan Doyoung, sambil menggenggam erat tangan Doyoung.

FAMILY STORY'S [ILYOUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang