PDKT

266 23 1
                                    

Peringatan : Hanya cerita karangan author, tidak ada kaitannya dengan Taeil Doyoung maupun Yangyang RL
Alur cerita hanya Tuhan dan author yang tau hehe:>
Update tidak menentu, tergantung mood author, jangan lupa vote dan comment!!!

Warn! Lokal, non baku, toxic

____

____

____

"Bang."

"Bang Tian woy!!" Pemuda Jawa - Sunda itu menepuk pundak seseorang di sebelahnya yang tengah sibuk memandangi adik kelas yang berada satu tingkat di bawahnya, sedang sibuk memilih jajanan yang berada di kantin tersebut.

"Diem anjir, liat tuh makin hari makin imut kek kelinci gue di rumah."

"Percuma bang lu suka ma dia, pdkt kaga sakit ati iya." Ucap pemuda tersebut, Doni dan sahabat karibnya, Tian.

"Kata siapa gue ga pdkt? Asal lu tau ya, gue ada dimana-mana." Ucap Tian sombong, sedangkan Doni hanya menggelengkan kepalanya, merasa lelah jika sudah berdebat dengan Tian.

Bel berbunyi beberapa saat kemudian, Tian dan Doni memutuskan untuk meninggalkan semangkuk mie ayam yang baru saja dimakannya, mungkin hanya sesuap mie yang sudah sampai ke mulutnya.

Kebiasaan Tian jika ingin ke kelasnya, dia pasti akan melewati kelas doinya, karena memang kelas dia di paling ujung, bukan karena modus. Terlihat dari jendela jika doi nya ini sedang berdebat dengan sepupunya yang kebetulan sekelas.

Kebiasaan emang, batin Tian

Kalau kalian tau, Tian berada di kelas XI - MIPA 1, dan Doni? Dia ada di XI IPS 1, Jadi dia tadi berpisah di depan kantin.

Tidak mau berlama-lama, Tian langsung berlari ke arah kelasnya karena dia melihat guru sosiologi yang emang di kenal killer itu, sedang menuju kelasnya.

Tian berjalan pelan, sangat pelan karena dia tidak mau ketahuan jika dia berada di belakang gurunya persis, nanti kalau sudah masuk kelas dia langsung lari ke tempat duduknya.

"Tian, saya tau kamu terlambat masuk kelas." Ucap gurunya saat menaruh buku dan penggaris keramatnya, sedangkan Tian hanya tersenyum, padahal dirinya belum sepenuhnya duduk.

"Tapi kan pak, saya masuk kelas bersama bapak, apa itu bisa dikategorikan terlambat?" Tian tidak habis pikir, pasti dirinya akan disuruh lari keliling lapangan sebanyak 10 kali.

"Aturannya siswa masuk sebelum bapak masuk, kamu sebelum apa sesudah?" Astaga, kenapa gurunya terlalu detail!?

"Sesudah pak."

"Itu kamu tau, sekarang keliling lapangan 5 kali, setelah itu merangkum bab yang bapak ajar sekarang, kalau ngga tau tanya temanmu." Tian mengangguk, tidak mau memperpanjang perdebatan, dia langsung pamit keluar kelas dan berjalan menuju lapangan sekolah yang berada di tengah-tengah sekolah.

Cuaca cukup terik, apalagi hampir menunjukkan waktu tengah hari, Tian di dalam hati masih mengucapkan sumpah serapah pada gurunya, padahal kesalahan kecil, tapi kenapa hukumannya tidak setimpal?

Putaran pertama masih berjalan lancar begitu pula putaran kedua, waktu putaran ketiga, Tian mulai merasakan sedikit kram pada kaki kirinya, namun dirinya masih memaksakan untuk lari karena tanggung tinggal 2 putaran lagi.

Brak!

Pada putaran keempat, karena Tian tidak fokus, dia berlari terlalu pinggir jadi dia tidak menyadari jika itu sedikit menurun, dan juga lengannya yang lecet karena bergesekan dengan pohon di sebelahnya.

FAMILY STORY'S [ILYOUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang