Episode 10: A Diary And Rain

20 4 0
                                    

_____________________________________________

Buku harian dan hari saat hujan adalah dua hal yang sangat ia benci.
______________________________________________

❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️


Satu tahun yang lalu.

Hari itu jalanan ibukota tengah diguyur hujan deras. Menghalangi niat awal Taehyun untuk pulang ke rumah hingga akhirnya memutuskan berteduh di gedung sekolahnya. Jas seragam SMP yang semula dilepas itu bahkan sudah dikenakan kembali karena dinginnya cuaca.

Namun bertepatan dengan itu, Taehyun tidak tahu, kalau di rumah, kakaknya sedang dimarahi habis-habisan oleh sang ibu.

Hari itu, untuk kesekian kalinya, Lee Beomgyu menerima perlakuan kasar dari ibunya sendiri.

Bahkan mungkin yang kali ini pun sudah melampaui batas.

"Bu, ampuun! J-jangan menyiram lagi. B-beomgyu ... sudah kedingin-an."

"Tidak ada kata ampun jika nilai ujianmu masih tidak memuaskan! Seharusnya sejak dulu ibu berbuat begini agar kau tidak malas-malasan. Dasar anak bodoh!" Wanita yang sebenarnya tidak ingin lagi Beomgyu panggil 'ibu' itu berucap, sembari tangannya tak henti mengguyur pemuda itu dengan air bak mandi. Bahkan shower di atas Beomgyu juga ikut dihidupkan hingga dia terus saja memberontak. "Tetap di situ dan jangan mencoba menghindar! Kau harus terima hukuman dari ibu!"

Beomgyu bisa merasakan bagaimana dinginnya air menghantam seluruh tubuhnya. Bahkan hujan yang turun di luar sana seolah ikut membuatnya tersiksa kala hawa dinginnya berhembus dari celah kecil ventilasi.

Sungguh, rasanya seperti akan langsung mati sekarang juga.

"Bu... dingin. Beomgyu... k-kedinginan."

Seakan tuli, ibunya itu tetap meneruskan aksinya. Bahkan tidak peduli dengan kondisi Beomgyu yang sudah gemetar hebat serta bibirnya yang memucat. "Tidak usah merengek! Ini bahkan hanya air dingin. Bagus kalau setelah ini kau sadar. Kau mau ibu menyiram dengan air panas saja sekalian, hm?"

Anak di hadapannya hanya diam. Memeluk diri sendiri dengan kedua tangan meski dia tahu itu sia-sia.

"Berapa kali kau berjanji pada ibu untuk memperbaiki nilai, tapi selama itu pula kau tetap malas-malasan dan berakhir dapat nilai jelek? Kau pikir ibu bisa dibodohi dengan bualan, Lee Beomgyu? Apa kau tidak bisa mencontoh adikmu?"

Wanita itu menjeda. Meski tangannya enggan berhenti mengambil air dan menyirami Beomgyu lagi.

"Mau jadi apa kau saat lulus nanti kalau begini terus? Kau yakin bisa sukses hanya dengan bermusik? Mau jadi pengamen jalanan, uh?"

"Uhuk, uhuk!"

Beomgyu mulai terbatuk-batuk. Mungkin sekarang sudah terserang flu pula. Pemuda itu dengan berani mengangkat satu tangan dan menahan pergerakan ibunya yang sudah hendak mengguyur lagi. Lantas berucap lemah. "B-bu, tolong henti-kan. Bo-beomgyu... k-kedinginan. Bi-biarkan Beomgyu ganti baju... ag-agar lebih hang...at."

Begitulah bagaimana Lee Beomgyu justru berakhir pingsan di hadapan ibunya. Wanita yang bahkan setelahnya hanya menyeret anak itu ke kamar, tanpa melakukan pertolongan apapun.

[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang