______________________________________________
Apakah kau dapat menyebutnya sebagai sebuah kesalahan?
______________________________________________❄️°°°ZO: WTWSFAW°°°❄️
Taehyun terus mematri langkah menyusuri koridor lantai tiga guna menyusul Aeri ke kelasnya. Selepas pamit padanya dan mereka berpisah di lantai dua sejak 20 menit lalu, gadis itu belum kembali juga. Padahal jika dipikir-pikir, kalau memang hanya mengambil buku yang tertinggal, Aeri seharusnya sudah kembali sejak tadi. Atau setidaknya, mereka berpapasan di lantai dua sebelum ini.Sempat terdiam beberapa menit di depan gerbang bersama Han Seungheeㅡguna menunggu sang ayah yang sudah dihubungi sebelumnya, Taehyun malah lebih tertarik untuk kembali ke dalam sekolah.
Pemuda itu bahkan sudah merutuki kebodohan saat sempat-sempatnya berpikiran buruk mengenai Park Aeri yang mungkin mengalami sesuatu yang tidak terduga di dalam sana.
"Oi, Taehyun!"
Panggilan itu membuat Taehyun menoleh ke belakang. Ada pemuda lain yang tengah berjalan mendekat ke arahnya, dengan balutan hoodie dan masker yang menutupi wajah. Jangan lupakan juga sarung tangan yang membalut kedua pergelangan tangannya, beserta pemukul baseball di genggaman.
Baiklah. Taehyun sudah tahu pasti kalau pemuda itu adalah seorang murid. "Siapa, ya? Kau kenal aku?" Sahutnya setengah berteriak. Membuat suaranya menggema di sepanjang lorong koridor karena suasana yang sepi.
Hanya ada mereka berdua di sana.
Sementara orang itu semakin mendekat. "Um, tentu saja." Sibuk mengayun-ayunkan tongkat baseball sebelum lanjut menjawab, "kau Lee Taehyun, 'kan?"
+×+
Park Aeri melihat semuanya. Semuanya tanpa terkecuali. Semua yang ada di sana tak satupun ia lewatkan untuk disentuh.Dia bisa melihat bagaimana Han Jungmin mulai datang dan langsung menghantam Lee Beomgyu dengan penuh amarah menggunakan tangan kosong, adu mulut antara keduanya, bahkan sampai sang korban terjatuh dari ketinggian gedung lima lantai itu karena pukulan terakhir dari Jungmin. Aeri bahkan turut menyaksikan bagaimana pemuda itu langsung melarikan diri dari sana, ditambah dengan turunnya hujan yang begitu tiba-tiba.
Lee Beomgyu bukan bunuh diri. Tetapi seseorang justru membunuhnya hari itu. Ya, setidaknya itu yang dapat ia simpulkan setelah mengetahui kebenarannya.
Gadis itu bahkan sudah jatuh terduduk di pinggiran rooftop. Lengkap dengan tubuh yang melemas dan kepalanya yang justru sakit begitu hebat dari biasanya. Ditambah lagi dengan napasnya yang memburu, dan darah yang tiba-tiba mengucur keluar dari hidung.
Dia yakin, inilah maksud kemampuan itu hadir secara tiba-tiba. Aeri memang diharuskan menyaksikan kejadian hari itu.
Kejadian itu seolah mematahkan semua fakta yang ada terkait kematian Lee Beomgyu. Meski Aeri tidak tahu apakah Jungmin memang sengaja atau hanya sekedar ingin melukai anak itu yang tanpa disadari malah terlalu melewati batas, hingga berakhir membunuhnya. Namun, melihat bagaimana pemuda itu malah berakhir tersenyum kemenangan tanpa terlihat merasa bersalah, Aeri yakin bahwa Jungmin mungkin juga menginginkan hal itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZERO O'CLOCK: When The World Stops For A While
Fantasi[𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂] Park Aeri tidak pernah berpikir bahwa kehidupan seseorang di luar sana rupanya tergantung pada pilihannya. Ada satu pemuda Seoul yang seharusnya bisa ia selamatkan saat itu. Jika saja waktu dapat diulang, gadis itu ingin memulai s...