week.end

46 24 11
                                    

Keadaan di dalam mobil hitam itu sangat hening. Jin yang mengantar Yoonji pulang kali ini lebih berfokus menyetir ke jalanan. Sedangkan Yoonji, ia sedari tadi hanya melamun bergelut dengan pikirannya sendiri.

Pikiran yang sangat memberatkan bagi Yoonji. Emak bisa move on secepet ini?

Yoonji tak habis pikir, pantas saja emaknya lebih sering mengecek ponselnya dibanding hal lain. Yoonji baru menyadari ini semua.

Tunggu? Bang Agus tau ga ya?

Lagi-lagi pikiran Yoonji membuatnya bertanya-tanya sendiri.

Yoonji yang melamun melihat jalanan dari balik kaca mobil hitam itu tiba-tiba mengerjap. Matanya berkedip beberapa kali. Ia memastikan indra penglihatannya, apa yang ia lihat saat itu.

Itu.. kak Taehyung kan?

Benar batinnya, indra penglihatannya tidak mungkin salah. Yoonji gelagapan. Tiba-tiba sedikit panik dan jantungnya berdebar lebih cepat.

"Pak.. Pak.. Y-yoonji mau t-turun disini, Pak." Yoonji gelagapan matanya tidak lepas dari Taehyung.

"Kenapa, Ji?" Jin bertanya heran, mengikuti arah pandang Yoonji yang ternyata menatap toko buku langganannya.

Jin mengerti, namun tidak sepenuhnya mengerti niat Yoonji. Jin memberhentikan mobilnya di pinggir jalan perlahan.

Setelah acara pamitan yang sangat mendadak itu, Yoonji segera berlari menuju toko buku. Sedangkan Jin meneruskan perjalanannya.

Lari Yoonji semakin mengecil saat ia semakin dekat dengan toko buku itu. Matanya semakin melebar saat ia melihat di depan toko langganannya itu seorang laki-laki tengah berbincang serius.

Sedari tadi di dalam mobil hingga Yoonji berlari, ia  hanya memperhatikan Taehyung didepan toko itu. Tanpa menyadari bahwa ada Jimin yang tengah menjadi lawan bicara Taehyung.

Yoonji sampai, tepat di depan toko kecil itu. Tepat diantara Jimin dan Taehyung. Jimin langsung menyadari kehadiran Yoonji. Sedangkan Taehyung masih dalam susana serius berbicara dengan Jimin.

"E-eh, Yoonji?" tanya Jimin gugup namun tetap tersenyum.

Taehyung baru sadar. Wajah tampannya langsung melihat Yoonji. Mata mereka bertemu. Jantung Yoonji berdebar lebih cepat lagi.

Menyadari Jimin hanya obat nyamuk, ia segera beralasan pergi dari kedua orang didepannya itu.

"A-anu, gue ada kerjaan. Gue masuk dulu, ya."

Kasihan Jimin, dua orang didepannya sama sekali tidak mempedulikannya.

Taehyung sadar kembali. Matanya kini berhenti menatap Yoonji, ia segera melangkah menuju parkiran. Yoonji gelagapan lagi, buru-buru ia mengikuti Taehyung.

Taehyung sampai didepan motornya itu, ia segera menaikinya dan memasangkan helmnya. Mencoba merogoh saku jaket kerennya mencari kunci kecil disana. Tepat saat kunci itu diputar oleh sang pemilik, motor itu seakan ngambek.

Motor Taehyung tiba-tiba mogok.

Yoonji sampai menyusul Taehyung dengan napasnya yang terengah-engah karena berlari. Sambil mencoba tegak dan menyesuaikan napasnya, Yoonji menatap Taehyung lagi.

"Kak!"

Taehyung terpaksa berhenti dari kegiatannya. Lalu melirik Yoonji dalam diam. Tiba-tiba Yoonji menundukkan kepalanya.

"Maaf, kak!" ucap Yoonji kepalanya tertunduk menatap sepatunya.

Tidak ada jawaban. Yoonji segera mengangkat kepalanya tegak lagi, ia masih melihat Taehyung yang melihatnya juga. Nyali Yoonji tiba-tiba ciut.

"M-maaf, kak. Waktu itu Yoonji gak sengaja lempar buku ke kak Taehyung." Yoonji tetap melanjutkan namun dengan sedikit rasa takut.

Takut Taehyung benci padanya.

Namun Taehyung tertegun. Bagaimana cewek SMA itu tahu namanya?

"Lu tau nama gue dari siapa? Jimin?" Taehyung bertanya matanya menyipit menyelidiki gadis kecil didepannya.

Kak Taehyung gak inget gue anaknya Emak Jehop?

"Bukan," Yoonji menggelang pelan.

"Aku anaknya emak Hoseok. Kak Jimin sama Kak Taehyung pernah ngopi gorengan disana." lanjut Yoonji tenang.

Taehyung tiba-tiba teringat. Oh. Mungkin batinnya bilang begitu.

"Gue udah ngelupain masalah buku itu. Jangan dateng ke gue buat minta maaf lagi."

Yoonji tertegun, matanya membulat sempurna. Waw. Pikirnya mungkin begitu.

"Weekend jalan sama gue. Nggak ada penolakan."

"Nanti gue jemput." lanjut Taehyung lalu memakai maskernya, mencoba kembali memutar kunci pada motornya, dan.

Bagai takdir yang mengharuskan Taehyung berbicara dulu dengan Yoonji, motor itu menyala. Dengan segera Taehyung meninggalkan Yoonji.

Yoonji mematung. Kini ia ragu dengan indra pendengarannya itu. Namun jantungnya berdegup kencang. Perutnya seperti tergelitik. Yoonji bahagia, ia mencoba menahan untuk tidak teriak didepan umum.

AAAAAAAAAAAAAAA! KIM TAEHYUNG!

AAAAAAAAAAAAAAA! KIM TAEHYUNG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

~ to be continue ~

.

+1 :

Hai
Greentea kangen sama kalian T^T

Sales Promotion Boy [SPB] - Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang