jalan

34 22 5
                                    

Makan siang telah tiba. Semua pasangan dengan berbahagia berkumpul bersama di sekeliling meja makan. Semua pasangan, kecuali satu. Yoonji.

Emak yang semakin mesra dengan pak Jin, Namjoon dengan Armi, bahkan abangnya Yoongi dengan mba Jeni. Handsome? Dia anak bawang.

Iya, semua makan siang bersama. Hingga pada akhirnya satu persatu dari mereka selesai dan pergi berpamitan. Berpamitan untuk menculik anak orang.

"Emak, pak Jin. Saya izin ajak Armi jalan sebentar." Namjoon meminta izin.

Armi semakin jatuh cinta dibuatnya.

"Iya, Namjoon. Jangan kemaleman pulangnya." Emak memberi izin.

Yoonji yang memperhatikan hanya merasa, hatinya iri. Yoonji pernah menyukai Namjoon, dan itu mungkin tidak berubah hingga saat ini. Yoonji masih mempertanyakan perasaannya. Karena di saat Yoonji melihat Taehyung, hati Yoonji juga sangat berdebar.

Namun, Yoonji menyadari. Sehingga kini Yoonji hanya menahan diri. Menunggu waktu berganti, yang membuat rasa ini bisa berganti pula. Jadi, Yoonji hanya akan melihat Taehyung sekarang.

Setelah Namjoon berpamitan membawa Armi, tak lama kemudian sang abang juga sama. Yoongi izin keluar dengan Jeni. Jalan-jalan katanya. Yang tadi di teriakan mba Jeni, sepertinya mereka akan merayakan hari jadinya.

Tuh, kan. Sudah 2 tahun mereka menjalin kasih. Lagi-lagi itu membuat Yoonji galau tiada tara. Bagaimana tidak? Yoongi, abangnya yang seperti batu itu bisa lunak seperti odol hanya dengan mba Jeni. Yoongi bucin akut.

Yoonji keluar rumah, duduk di bangku teras dekat gerobak pink emaknya. Saat-saat pertama ia hanya menghela napas, tapi dengan kasar.

"Haaaah."

"HUAAAAAAA!" teriak Yoonji.

Apa kak Taehyung nggak bakal dateng? Ish. Dia sendiri yang buat janji, dia sendiri yang nggak dateng..

..gue sendiri yang terlalu ngarep.

Nangis aja lah.

Tiin.

Mata Yoonji menangkap siluet seseorang yang sangat ia kenal. Dengan jantung yang semakin berdebar, Yoonji mencoba berdiri dari duduknya. Tatapan matanya tidak terlepas dari seseorang.

Seseorang itu segera melepas helm yang ia kenakan, berjalan santai menghampiri Yoonji sembari membuka resleting jeketnya sedikit. Tangannya merapihkan rambutnya.

"K-kak?" mulut Yoonji mencoba berkata sesuatu saat seseorang itu tepat dihadapannya.

"Gue telat, ya?" balasnya ringan.

Yoonji buru-buru menggelengkan kepalanya. Nggakpapa.

"Yaudah. Yuk, jalan." ajaknya.

Asksisnsuwkwkiz.

.

Jimin tahu, bahwa weekend Yoonji jarang datang ke toko buku ini. Jimin sudah terbiasa. Meski begitu, rasanya Jimin rindu dengan anak SMA itu. Karena, sudah beberapa hari ini Jimin dan Yoonji tidak bertukar pesan chat atau bahkan hanya sekedar mengobrol.

Jimin menjaga jarak, dia tahu Yoonji menyukai Taehyung. Jimin ingin Yoonji tersenyum, bahagia.

Siang ini Jimin tengah duduk santai di belakang mesin kasir, menunggu beberapa pelanggan selesai memilih belanjaannya. Pelanggan hari ini sedikit, seperti biasa.

Saat Jimin membersihkan mesin kasir di depannya, tepat pelanggan datang padanya. Menyodorkan buku novel sedikit tebal bersampul coklat. Jimin teralihkan pandangannya, memberhentikan kegiatannya tadi lalu menatap sang pembeli.

"Silaka--"

Jimin tidak bisa menyelesaikan kalimatnya itu. Matanya dibuat tidak bergerak, begitu pula seluruh tubuhnya.

"Jimin?"

Sang pelanggan juga sedikit terkejut.

"S-seulgi?"

.

~ to be continue ~

.

+? :

halooo
apa kabar ulangan akhir semester?

Sales Promotion Boy [SPB] - Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang