sista

62 43 35
                                    

"APA?! MAMIH?!"

Gila! Gila! Gila! Apaan banget si Armi panggil emak gue 'mamih'?! Yoonji membatin.

Ni sape sih? Dateng-dateng langsung panggil emak 'mamih'?! Yoongi membatin.

Yoonji dan Yoongi saling berpandangan heran menatap Armi. "Tunggu deh, lu siapa?" tanya Yoongi sebagai satu-satunya laki-laki disana.

"Ah, oppa!"

What? Fix Armi gila!

"Apaan sih lo! Tadi noona, sekarang oppa? Ga jelas lo!" Yoonji bicara setelah membatin.

"Mamih, aku Kim Armi! A-anak papih Jungkook!"

Mata kedua Yoon itu membulat sempurna. "WHAT?" bahkan terkejut bersama.

Dan lebih kampretnya... di keadaan berduka kaya gini, ada orang gila yang ngaku-ngaku jadi anak abah Jeon.

Mata kedua Yoon yang masih membulat kini ditambah dengan mulut yang menganga, karena sang emak Jung memeluk Armi dengan drama.

"Huhu... jadi kamu anak suami aku juga?" ucap emak Jung memeluk Armi. "Iya mamih," Armi balas memeluk dalam tangis. "Papih udah ga ada." lanjut Armi.

TUNGGU? ADA YANG BISA JELASIN SITUASI SEKARANG KE GUE?

"Jadi? Ada apa, mak?" akhirnya bang Agus satu frekuensi sama gue!

Dengan melepas pelukannya, emak Jung menatap anak-anaknya menahan tangis. "Jadi, Kim Armi ini... adik kalian."

Otomatis bang Agus dan Yoonji terkaget-kaget. "A-apa?!" What the fak?! Jangan-jangan... batin Yoonji tak tenang.

"Lebih tepatnya adik beda ibu, emak tadi udah bilang, kalo abah ninggalin kita surat, tapi bukan surat warisan." akhirnya Yoonji dan bang Agus mengangguk.

Dengan air mata yang mengalir lagi, mak Jung tetap menjelaskan. "Iya, jadi emak juga di madu tanpa sepengatahuan emak!" tangis emak pecah menjadi-jadi.

"Tau-tau sekarang abah udah pergi, dan nitipin anak dari hasil dia maduin emak!" dalam tangis mak Jung tetap menjelaskan.

Bang Agus yang posisinya masih duduk berdampingan disofa dengan emak otomatis memeluk emak. "Semangat ya mak, Yoongi pasti bantu kok!"

Yoonji menyela tak paham. "Tunggu!"

"Armi, emak lu kemana?" lanjutnya.

"Udah... ga ada juga." jawab Armi yang masih duduk dilantai depan emak Jung.

Deg. Awalnya gue mau marah sama abah! Kenapa abah tega madu emak sembarangan! Tapi, nyalahin orang yang udah ga ada sama aja bohong, terlebih lagi abah malah nitip anak hasil madunya. Gue juga awalnya mau marah sama Armi, tapi. . .setelah tau kita sama-sama kehilangan, terlebih lagi dia kehilangan ibu-bapaknya, gue ngurung niat marah gue.

"O-oh, so-sorry." gue tau kehilangan itu berat. "Iya, gapapa kok."

"Mih, maafin papih ya." lanjut Armi menatap emak Jung. Emak Jung kembali memeluk Armi dalam tangis. "Maafin Armi juga." lanjut Armi.

"Abah Jeon ga salah! Armi juga ga salah! Jangan salahin siapa-siapa, oke? Ga ada yang salah, nak!" kata emak dalam pelukannya yang kini terlihat lebih tenang.

Entah kenapa emak nerima Armi dan kepergian abah dengan lapang dada! Bener-bener my hero! Love you, emak! Batin Yoonji.

Dengan segera Yoonji menghampiri emak dan Armi. Yoonji segera ikut memeluk mereka, bang Agus tak mau kalah, sebagai seorang anak pertama bahkan laki-laki, menggantikan tugas abah adalah tugasnya.

40 hari setelah kepergian abah.

Hari kembali normal, mungkin karena mereka terbiasa tanpa kehadiran sang abah yang bekerja di luar kota. Namun yang membedakannya adalah Armi mulai tinggal bersama mereka.

.

~ to be continue ~
!! vote and comment !!

Sales Promotion Boy [SPB] - Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang